Wacana Liga 1 dengan penonton di stadion mulai digaungkan oleh PT Liga Indonesia Baru. Ditargetkan mulai awal Desember secara bertahap suporter bisa hadir untuk mengisi 25 persen dari total kapasitas tribune.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·5 menit baca
PT Liga Indonesia Baru, selaku operator BRI Liga 1 Indonesia 2021-2022, secara perlahan ingin mewujudkan aspirasi pecinta sepak bola nasional yang rindu menyaksikan langsung pertandingan. Di tengah kondisi penambahan kasus Covid-19 yang mulai melandai serta lancarnya pelaksanaan kompetisi Liga 1 yang telah memasuki seri ketiga menjadi asa untuk mengembalikan pemain ke-12 di tribune stadion.
Pada masa pandemi Covid-19 ini, laga sepak bola dengan penonton telah hadir di arena PON Papua 2020. Seluruh duel cabang sepak bola bisa dihadiri penonton. Bahkan, para suporter juga bisa menyanyikan yel-yel untuk mendukung kontingen provinsi yang didukung.
Puncaknya, pada partai final yang mempertemukan Papua melawan Aceh di Stadion Mandala, Jayapura, 14 Oktober lalu, tribune terisi penuh. Tidak ada pembatasan jarak karena tidak ada ruang kosong di kursi penonton. Setiap suporter yang hadir berteriak dan bersorak. Momen itu terakhir terlihat di Mandala pada laga kandang Persipura Jayapura di Liga 1 2019.
Meski begitu, laga sepak bola dengan kehadiran suporter di ajang PON 2020 tidak bisa menjadi cetak biru untuk kompetisi profesional, seperti Liga 1. Banyak hal yang harus dipertimbangkan PT LIB agar kehadiran penonton tidak menjadi bumerang bagi pelaksanaan liga yang baru bergulir lagi setelah vakum sekitar 17 bulan. Selain itu, duel antartim terbaik di Tanah Air tentu akan menjadi magnet bagi berkumpulnya para pendukung.
Kondisi itu membuat PT LIB melakukan kajian dan persiapan secara teliti untuk memenuhi harapan banyak pihak yang ingin menyaksikan lagi pertandingan di stadion. Proses itu sejatinya telah dimulai pada seri dua yang berlangsung 15 Oktober hingga 7 November lalu. Tim proyek dibentuk PT LIB untuk menyiapkan skenario bagi pelaksanaan kompetisi dengan kehadiran penonton. Skema itu meliputi siapa saja yang bisa hadir di stadion, berapa banyak penonton yang bisa datang, harga tiket, hingga aplikasi yang akan digunakan setiap individu untuk membeli tiket pertandingan secara daring.
“Harga tiket kami patok minimal Rp 250.000 yang meliputi tiket pertandingan, tes usap antigen, masker, serta membayar pengawas protokol kesehatan. Satu orang pengawas itu akan bertanggung jawab untuk 25 orang agar mereka menjalankan prokes secara baik selama menyaksikan pertandingan di stadion,” ujar Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita, Minggu (22/11/2021), di Jakarta.
Kami juga tengah menyiapkan aplikasi guna membantu penonton untuk mempersiapkan diri menyaksikan langsung laga Liga 1.
Lebih lanjut, Lukita menjelaskan, “Kami juga tengah menyiapkan aplikasi guna membantu penonton untuk mempersiapkan diri menyaksikan langsung laga Liga 1. Aplikasi itu tidak hanya untuk membeli tiket daring, tetapi juga akan membantu calon penonton mengakses moda transportasi ke stadion hingga memesan hotel bagi yang tinggal di luar kota”.
Setelah persiapan itu telah siap, Lukita mengatakan, pihaknya akan melakukan uji coba sistem itu terlebih dahulu di sebuah laga Liga 1. Selanjutnya, PT LIB akan mempresentasikan rencana kehadiran penonton itu kepada pemerintah yang meliputi Kementerian Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Olahraga, Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Kementerian Kesehatan, serta Kepolisian Negara RI.
“Kalau situasi (pandemi) seperti saat ini, kami menargetkan awal Desember sudah ada laga Liga 1 di seri tiga yang bisa dihadiri penonton. Para penonton itu diharapkan bisa membawa pesan bagaimana prokes ketat telah dijalankan di kompetisi kita,” ucap Lukita.
Terkait stadion yang layak untuk menjadi lokasi uji coba Liga 1 musim ini dengan penonton, Lukita menyebut Stadion Manahan di Solo, Jawa Tengah yang memenuhi kriteria. Hal itu terutama didasari ketersedian kursi penonton tunggal di tribune yang memudahkan untuk menempatkan penonton sesuai nomor kursi di tiketnya.
Harapan yang sama juga disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali yang menginginkan uji coba penonton secara terbatas sudah bisa dilaksanakan pada seri tiga Liga 1 2021-2022. Menurut dia, pemerintah bersikap menunggu hasil kajian yang tengah dilakukan PT LIB dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
“Rencana (kehadiran penonton) amat tergantung dengan kesiapan PSSI dan PT LIB. Kalau mereka sudah siap, kami akan melakukan rapat koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan,” kata Menpora.
Pelatih Persebaya Aji Santoso menyambut baik rencana Liga 1 kembali dihadiri penonton. Ia menilai, penonton akan menyuntikkan semangat kepada pemain yang berjuang di lapangan hijau.
“Yang utama apabila rencana laga dengan penonton dijalankan ialah prokes harus dijalankan secara disiplin. Keterbatasan penonton dan aturan vaksinasi juga penting diterapkan,” kata mantan bek kiri tim nasional Indonesia di era 1990-an itu.
Kriteria penonton
Lukita mengatakan, di masa kehadiran penonton terbatas nanti, PT LIB akan menerapkan sistem undangan kepada calon penonton. Dengan menerima undangan itu, maka seseorang bisa membeli tiket pertandingan.
Pihak-pihak yang akan mendapatkan undangan itu ialah pemimpin atau pejabat daerah, anggota satuan tugas penanganan Covid-19 daerah, tokoh masyarakat, mitra sponsor, serta para pendukung klub yang bertanding. Intinya, PT LIB hanya akan menetapkan maksimal 25 persen tingkat keterisian tribune. Sebagai contoh, Manahan yang memilliki 20.000 kursi penonton, maka maksimal hanya 5.000 orang yang akan menerima undangan.
“Suporter yang mendapat undangan akan diatur oleh klub masing-masing karena kami menganggap klub mengetahui afiliasi basis pendukungnya. Nanti kami akan ajak klub untuk diskusi terkait undangan suporter ini,” kata Lukita.
Menurut Ketua Umum The Jakmania Diky Soemarno, sistem undangan suporter yang diserahkan kepada klub berpotensi menghadirkan ketidakadilan bagi para suporter. Ia berharap PT LIB bersedia juga membuka dialog dengan kelompok suporter klub Liga 1 sebelum menerapkan penonton terbatas di musim ini.
“Sebagai operator kompetisi, PT LIB sebaiknya berdiskusi dulu dengan para kelompok suporter. Cara itu diperlukan untuk menemukan dan menetapkan teknis terbaik untuk memenuhi keinginan suporter kembali hadir di stadion,” ujar Diky.
Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer, menilai, aturan Liga 1 dengan penonton itu harus disosialisasikan dulu kepada kelompok pendukung klub. Langkah itu, lanjutnya, agar seluruh pihak memahami aturan secara jelas serta menghindari kegaduhan yang disebabkan kurangnya pemahaman pendukung sepak bola dengan aturan yang berlaku.
“Jangan sampai ketika Liga 1 sudah diizinkan ada suporter terjadi kegaduhan karena tidak menjalankan aturan yang jelas. Perlu diingat, tugas utama PT LIB adalah operator yang mengawasi kompetisi agar berjalan sesuai regulasi,” tuturnya.
Sejatinya, masih banyak hal yang perlu disiapkan PT LIB dan PSSI sebelum menghadirkan kembali penonton di laga Liga 1. Suporter memang akan meningkatkan aura dan spirit di sebuah pertandingan, tetapi aspek keselamatan dan kesehatan seluruh pihak yang terlibat di dalam kompetisi tetap harus yang diutamakan.