Hujan Bukan Penghalang bagi Penonton untuk Menyaksikan Balapan Motor
Kondisi cuaca tidak menghalangi masyarakat untuk datang ke Sirkuit Mandalika dan menyaksikan balapan. Mereka tetap antusias dan berharap bisa datang kembali ke Mandalika saat pergelaran MotoGP pada Maret 2022.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
PRAYA, KOMPAS — Seri terakhir Kejuaraan Dunia Superbike di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tengga Barat, Minggu (21/11/2021), sukses digelar. Meski dalam kondisi cuaca yang tidak bersahabat, para penonton terap antusias untuk datang dan bertahan menyaksikan jalannya balapan.
Sejak Minggu pagi sekitar pukul 05.00 Wita, hujan sudah melanda kawasan Mandalika dan reda sekitar pukul 06.00. Sekitar pukul 07.00, kawasan Mandalika tetap berawan. Tidak tampak matahari. Bahkan, menjelang pukul 08.00 gerimis.
Meski demikian, penonton tetap berdatangan ke dua pintu keberangkatan, yakni Pintu Timur di kawasan Pantai Tanjung Aan dan Pintu Barat di area Bazar Mandalika.
Semakin siang, penonton terus berdatangan, termasuk menjelang race 1 World Superbike yang dimulai pukul 11.00 Wita. Antrean di pintu masuk tribune barat, misalnya, mengular hingga hampir 100 meter. Bahkan, setelah race dimulai, antrean masuk ke tribune tetap panjang.
Meski cukup sulit masuk ke tribune dan mengeluh karena jalur becek dan berlumpur, penonton tetap bersemangat.
Penonton yang datang tidak hanya pembeli tiket tiga hari, tetapi juga harian. Termasuk pemilik tiket hari Sabtu yang membuat penonton jauh lebih banyak.
Bahkan, tribune-tribune baik di sisi barat, utara, termasuk timur, maupun area tribune primer penuh penonton. Saat hujan mengguyur sirkuit, banyak yang memilih bertahan. Apalagi, mereka jauh lebih siap dibanding Sabtu kemarin dengan membawa jas hujan.
Beragam cara juga dilakukan penonton untuk menunjukkan dukungan mereka. Misalnya, penggemar pembalap Pata Yamaha With Brixx Toprak Razgatlioglu yang membawa poster bertuliskan ”Toprak #54, 2021 World Superbike Champion”. Toprak akhirnya memang berhasil keluar sebagai juara dunia Kejuaraan Dunia Superbike 2021.
Saat balapan ditunda akibat hujan, para penonton juga tetap antusias. Mereka bahkan terus memberi dukungan, terutama untuk Toprak yang menyempatkan diri menyapa penonton dari pagar pembatas antara pit building dengan sirkuit.
Saya ke Mandalika kali ini untuk persiapan tahun depan. Rencana akan lebih ramai lagi nanti yang datang dari Bangka Belitung. (Fauzan)
Para penonton pun terlihat kompak dan saling menyemangati di tengah rasa tak sabar menunggu balapan. Menjelang dimulainya race kedua sekitar pukul 14.45 Wita dan mulai terlihat tanda-tanda penundaan, penonton di seluruh tribune berdiri. Lalu, dengan diiringi instrumen musik yang terdengar dari pengeras suara, mereka bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan ”Indonesia Raya”.
Saat balapan berlangsung, penonton tak kalah seru. Mereka bertepuk tangan memberi semangat, bahkan berteriak histeris saat para pembalap saling mendahului menjelang lap terakhir. Termasuk saat dua pembalap mengalami kecelakaan.
Para penonton mengaku puas meski balapan molor dari jadwal. ”Saya jauh-jauh datang bersama istri dari Bangka Belitung tadi pagi. Persiapan kita, sirkuit kita, Mandalika ini, luar biasa. Tadi hujan gede, tapi genangan juga sedikit. Lalu balapan baik Superbike maupun Supersport juga sangat menghibur,” kata Fauzan (40).
Menurut Fauzan, sebagai orang Indonesia, ia merasa bangga mempunyai sirkuit bertaraf internasional seperti Mandalika. Fauzan yang sehari-hari berprofesi sebagai dokter mengaku sudah tidak sabar menunggu pergelaran MotoGP di Mandalika pada Maret 2022 mendatang.
”Saya ke Mandalika kali ini untuk persiapan tahun depan. Rencana akan lebih ramai lagi nanti yang datang dari Bangka Belitung,” kata Fauzan.
Pasangan Heru Sandika (44) dan Melina (41) asal Banyuwangi mengatakan, memang ada kendala cuaca. Namun, mereka menyatakan bahagia dan senang sepanjang berada di Mandalika. ”Kami tetap bertahan dan bersabar, tentu untuk mendukung, apalagi ini membawa nama baik Indonesia di mata dunia,” kata Heru.
Menyenangkan
Antusiasme menyaksikan balapan ditunjukkan penonton pria maupun wanita. Juga dari semua kalangan usia. Anak-anak muda yang datang juga tidak kalah bersemangat.
Putra Wijaya (23), asal Mataram, mengatakan, lomba sangat menyenangkan. ”Apalagi, ini baru pertama kali dan juga di Lombok. Saya deg-degan juga karena ada yang jatuh. Tapi sangat menyenangkan. Tinggal ke depan, bagaimana infrastruktur di area sirkuit termasuk akses ke tribune bisa lebih baik dan tidak becek,” kata Putra.
Samsul Bahri yang juga Ketua Asosiasi Hotel Mandalika (MHA) mengapresiasi penyelenggaraan ajang balap kelas dunia di Mandalika. Menurut Samsul, suksesnya pergelaran Idemitsu Asia Talent Cup kemudian World Superbike di Mandalika sebagai awal kebangkitan pariwisata dan ekonomi Indonesia.
”Okupansi hotel saat IATC sekitar 75 persen. Sementara saat WSBK, hampir semua 100 persen. Jika dihitung, di kawasan Mandalika kamar yang tersedia untuk hotel dan homestay sekitar 2.500-3.000 unit,” kata Samsul.
Sebagai warga Kuta, Samsul mengatakan bangga dengan kehadiran Sirkuit Mandalika. ”Rasanya sampai sekarang belum percaya kita punya sirkuit di Mandalika ini. Tetapi, hari ini, kita lihat sendiri balapan dunia berlangsung di Lombok,” kata Samsul.