Berbekal lima gelar juara dan melejit ke peringkat sepuluh besar dunia, petenis Norwegia, Casper Ruud, melengkapi tahun prestasinya dengan lolos ke semifinal turnamen tutup tahun Final ATP di Torino, Italia.
Oleh
JOHANES WASKITA UTAMA
·4 menit baca
TORINO, JUMAT — Tak hanya menjadi petenis Norwegia pertama yang menembus peringkat 10 besar dunia, Casper Ruud melengkapi kesuksesannya tahun ini dengan lolos ke empat besar turnamen tutup tahun Final ATP. Pada laga penutup Grup Hijau di Pala Alpitour, Torino, Italia, Jumat (19/11/2021), Ruud mengalahkan petenis Rusia yang lebih diunggulkan, Andrey Rublev, 2-6, 7-5, 7-6 (7/5).
Laga ini menjadi partai hidup mati bagi kedua petenis setelah sama-sama menelan satu kekalahan dari petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic. Masuk ke lapangan dengan bekal hanya satu kali menang dari lima pertemuan sebelumnya melawan Rublev, Ruud tampil percaya diri.
Dalam kondisi tertekan setelah kehilangan set pertama, petenis berusia 22 tahun ini tampil lebih agresif. Pukulannya menjadi jauh lebih presisi dan menusuk jauh ke belakang, memaksa Rublev bertahan di baseline. Servisnya lebih dulu patah di awal set kedua dan ketiga, tetapi dia bangkit untuk menyelesaikan pertandingan dalam dua jam dan 24 menit.
”Lapangan ini memantulkan bola sangat cepat dan Andrey juga bermain cepat. Servisnya sangat keras dan membuat saya berlari terus. Saya tahu harus melawan api dengan api. Pada saat yang menentukan, saya tahu harus bermain lebih pintar,” ujar Ruud seperti dikutip laman ATP.
Dengan kemenangan ini, petenis peringkat kedelapan dunia itu menyelesaikan penyisihan grup sebagai runner up Grup Hijau di belakang Djokovic, yang pada laga lainnya mengalahkan petenis pengganti Cameron Norrie, 6-2, 6-1. Hasil ini membuat Ruud akan bertemu juara Grup Merah, Daniil Medvedev (Rusia) di semifinal, sedangkan Djokovic bersua petenis Jerman, Alexander Medvedev.
”Saya menantikan laga semifinal dan akan menikmatinya. Laga itu akan sangat sulit, menghadapi lawan yang berbeda, dan salah satu yang terbaik di dunia. Saya sudah tahu apa yang harus saya lakukan. Ini akan menjadi tantangan yang menyenangkan,” ujar Ruud tentang laga semifinal melawan Medvedev, petenis peringkat kedua dunia.
Saya berharap para penonton memihak saya karena saya tidak diunggulkan melawan petenis nomor dua dunia. Saya akan bertarung dan berlari sampai tidak bisa berlari lagi.
Ruud lolos ke turnamen tutup tahun Final ATP berbekal prestasi yang memukau pada tahun 2021. Dia merebut lima gelar juara ATP Tour di Geneva, Bastad, Gstaad, Kitzbühel, dan San Diego. Empat gelar pertama direbutnya pada lapangan tanah liat yang berkarakter lambat. Dia juga lolos ke semifinal ATP Masters 1000 di Monte Carlo dan Madrid. Prestasi itu yang membawanya masuk 10 besar dunia pada 13 September dan merangkak perlahan ke posisi kedelapan.
Rublev, petenis peringkat kelima dunia, mengakui keunggulan Ruud. ”Casper bermain sangat baik. Dia punya pukulan forehand yang hebat, salah satu yang terbaik di ATP Tour. Dia mendikte lawan dengan pukulannya itu dan memukul bola dengan baik,” ujar petenis berusia 24 tahun itu.
Berharap dukungan penonton
Melawan Medvedev di semifinal, Ruud berharap dukungan penonton untuk bisa mengalahkan juara Grand Slam Amerika Serikat Terbuka itu. Dia juga sudah siap lelah melawan Medvedev.
”Saya berharap penonton memihak saya karena saya tidak diunggulkan melawan petenis nomor dua dunia. Saya akan bertarung dan berlari sampai tidak bisa berlari lagi. Saya dua kali kalah dari dia sebelumnya sehingga harus membuat rencana pertandingan yang lebih baik,” ujar petenis kelahiran Oslo, Norwegia, ini.
Medvedev unggul dalam dua laga sebelumnya melawan Ruud di Piala ATP 2020 dan ATP Mallorca, June 2021. Dia dikenal sebagai salah satu petenis terbaik pada lapangan indoor. Medvedev mencatat rekor menang kalah 12-2 tahun ini dan memetik lima gelar juara dari 13 gelar ATP sepanjang karier pada turnamen yang berlangsung di arena tertutup.
Namun, Ruud punya mental bertanding yang sangat kuat. Kerap kehilangan set pertama, penampilannya justru membaik jika laga berlangsung tiga set. Sejak terakhir kali dikalahkan Alejandro Davidovich Fokina di Perancis Terbuka, dia memenangi 11 laga beruntun yang berakhir dengan tiga set.
Pada semifinal lainnya, big match dua petenis top di lapangan keras, yakni Djokovic dan Zverev, tak terhindarkan. Keduanya telah bertemu empat kali tahun ini pada tahap akhir turnamen besar yang berlangsung di lapangan keras, yakni di Piala ATP, perempat final Australia Terbuka, semifinal Olimpiade Tokyo 2020, dan semifinal AS Terbuka.
Djokovic unggul di Piala ATP, Australia, dan AS Terbuka, sedangkan Zverev menggagalkan ambisi petenis Serbia itu di Tokyo. Keempat laga itu harus diselesaikan dengan set tambahan, memperlihatkan ketatnya persaingan kedua petenis.
Namun, Djokovic lebih diunggulkan untuk melaju ke final dan memenuhi ambisinya meraih enam gelar juara Final ATP, menyamai rekor milik petenis kawakan Swiss, Roger Federer. Apalagi, petenis yang baru dinobatkan sebagai petenis terbaik ATP di akhir tahun untuk ketujuh kalinya ini melewati tiga laga penyisihan Grup Hijau tanpa kesulitan, semuanya diselesaikan dengan straight set.
”Saya tak sabar melawannya. Semua laga yang kami hadapi berlangsung ketat. Kami harus berada dalam kondisi terbaik dan perbedaan satu-dua poin bisa menentukan hasil akhir. Saya kira di sini pun akan begitu,” ujar Zverev. (AFP)