Ditundanya race Asia Talent Cup menjadi perhatian berbagai pihak. Persoalan ”marshall” yang menjadi sorotan akan dikomunikasian bersama penyelenggara guna menghadapi ajang World Superbike akhir minggu ini.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
PUJUT, KOMPAS — Penundaan lomba balap motor Idemitsu Asia Talent Cup di Sirkuit Mandalika di Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (14/11/2021) karena faktor keselamatan pengendara yang belum terpenuhi, menjadi perhatian berbagai pihak. Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengajak semua pihak untuk memperbaiki kekurangan itu agar Sirkuit Mandalika dapat menggelar sejumlahlomba balap otomotif kelas dunia dengan baik. Ia juga berjanji mengomunikasikan persoalan marshall dengan penyelenggara lomba.
Zulkieflimansyah melalui siaran resminya, Senin (15/11/2021) mengatakan, tertundanya race Idemitsu Asia Talent Cup tentu mengecewakan banyak pihak, terutama warga yang sudah berada di arena.
”Namun, demi keselamatan pebalap, race ATC ditunda minggu depan, (dan digelar) bersama penyelenggaraan World Superbike,” tulis Zulkieflimansyah.
Seperti diberitakan, dua race awal IATC seharusnya digelar pada Minggu siang dan sore di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika. Lomba itu sekaligus menjadi ajang uji coba Sirkuit Mandalika. Namun, karena alasan faktor keselamatan pengendara yang belum terpenuhi, race ditunda ke akhir minggu ini.
Pihak penyelenggara dalam hal ini Dorna Sports dan Mandalika Grand Prix Association selaku promotor lokal menyampaikan informasi penundaan lewat laman resmi asiatalentcup.com.
IATC seharusnya digelar dalam empat race. Dua race pada Minggu kemarin dan dua race lagi pada ajang World Superbike (WSBK). Namun, dengan penundaan itu, seluruh race akan berlangsung saat WSBK nanti.
Pemimpin Perlombaan Dyan Dilato mengatakan, faktor keselamatan pengendara yang belum terpenuhi ada beberapa jenis. Seperti beberapa bagian lintasan belum bebas dari debu, pit yang belum semua siap, dan marshall yang belum siap, baik dari sisi jumlah maupun kemampuan.
Marshall adalah petugas lomba yang memperlancar jalannya lomba. Mereka bertugas mengibarkan bendera jika ada insiden, mengangkat papan pengumuman, menolong pembalap yang terjatuh, dan memadamkan kebakaran, (Kompas, 15/11).
Zulkieflimansyah membenarkan jika tertundanya race karena belum siapnya standar dan jumlah marshall dari yang seharusnya.
”Namun, dari masukan-masukan yang datang dari para marshall, kesalahan ternyata bukan semata pada mereka, melainkan juga pada penyelenggara kegiatan. Persiapan yang terbatas dan komunikasi dengan penyelenggara dianggap sebagai salah satu masalah utama,” kata Zulkieflimansyah.
”Para marshall ini adalah putra-putra daerah kita yang sebenarnya bersemangat untuk menyukseskan acara kita ini,” kata Zulkieflimansyah.
Menurut Zulkieflimansyah, kesediaan mereka untuk menjadi marshall bukan karena pertimbangan-pertimbangan finansial. Namun, semata karena ingin berkontribusi dan membuat sejarah di tempat kita sendiri. Ada rasa bangga karena bisa mengambil bagian di ajang yang luar biasa ini.
Oleh karena itu, Zulkieflimansyah berjanji untuk menjembatani komunikasi para marshall dengan penyelenggara. Zulkieflimansyah berharap kesalahpahaman bisa diluruskan dan perbaikan-perbaikan bisa dilakukan agar ajang utama, yaitu WSBK dan MotoGP, dapat terselenggara.
Zulkieflimansyah menambahkan, memberdayakan masyarakat lokal untuk berpartisipasi sebagai marshall adalah langkah yang sudah sangat tepat. ”Kalau masih ada kekurangan dan ketidaksempurnaan adalah sesuatu yang wajar. Ini hal baru buat kita dan daerah kita. Ayo terus saling memperbaiki,” kata Zulkieflimansyah.
Ketua Panitia Pelaksana Daerah WSBK dan MotoGP dari Pemerintah Provinsi NTB Lalu Ahmad Nur Aulia mengatakan, masyarakat telah diberikan kesempatan melihat secara dekat bagaimana ajang motor balap berlangsung.
”Ini hal baru bagi masyarakat kita. Tentunya, kita juga harus bisa menerima penundaan race karena pertimbangan penyelenggara,” kata Aulia.
Pantauan Kompas di kawasan Mandalika, Senin pagi, aktivitas di kawasan Sirkuit Mandalika masih berjalan normal. Berbagai persiapan jelang ajang WSBK juga masih berlangsung, baik pengerjaan di area pit building, tribune, maupun pemeriksaan lintasan. Tenda-tenda untuk kebutuhan penonton dan petugas di belakang tribune juga disiapkan.
Aktivitas masyarakat di sekitar kawasan juga berlangsung normal, termasuk kegiatan wisata di mana para pengunjung terlihat berkeliling ke beberapa obyek wisata yang ada.
”Kemarin memang sempat kecewa karena tidak bisa lihat balapan. Namun, jadinya saya berencana beli tiket harian yang Superbike itu,” kata Lendak (55), warga.