Persaingan di turnamen Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka akan berlangsung ketat karena menjadi dua ajang terakhir untuk perebutan poin menuju turnamen Final BWF 2021 yang berlangsung 1-5 Desember.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Turnamen bulu tangkis Daihatsu Indonesia Masters dan SimInvest Indonesia Terbuka akan menjadi ajang perburuan poin terakhir untuk tampil pada turnamen Final BWF 2021. Ketiga turnamen ini tergabung dalam Festival Bulu Tangkis Indonesia di Bali, 16 November-5 Desember 2021.
Meski sejumlah pemain terbaik dunia dari China dan Jepang tak hadir, persaingan pada Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka tetap akan berlangsung ketat.
Final BWF adalah turnamen penutup kompetisi yang diikuti delapan pemain/pasangan terbaik di tiap nomor. Akan tetapi, tahun ini persaingan atlet bulu tangkis elite akan ditutup dengan Kejuaraan Dunia di Huelva, Spanyol, 12-19 Desember. Ini terjadi karena Kejuaraan Dunia, yang biasanya digelar Juli-Agustus, dimundurkan akibat perubahan jadwal karena pandemi Covid-19.
Final BWF, yang tahun ini digelar di Bali, 1-5 Desember, diikuti juara Olimpiade Tokyo 2020 dan tujuh pemain/pasangan peringkat terbaik berdasarkan penampilan pada musim kompetisi 2021.
Posisi pemain dalam daftar peringkat ”Menuju Bali”, yang terakhir dikeluarkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pada 9 November, masih bisa berubah dengan adanya Indonesia Masters BWF World Tour Super 750 (16-21 November) dan Indonesia Terbuka Super 1000 (23-28 November). Meski semua pemain China, tunggal putri nomor satu dunia, Tai Tzu Ying, serta ganda putri terkuat Jepang, absen di Bali, persaingan menuju Final BWF akan ketat.
Persaingan tak hanya terjadi antarpemain berbeda negara, juga dengan rekan sendiri, seperti pada ganda putra Indonesia. Berdasarkan daftar peringkat terakhir, Indonesia baru meloloskan tiga wakil ke Final BWF, salah satunya Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang menempati posisi kedua peringkat Menuju Bali. Dua lainnya adalah ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (7) dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu sebagai peraih medali emas ganda putri Tokyo 2020.
Ketiga nomor itu berpeluang meloloskan maksimal dua wakil pada setiap nomor. Pada ganda putra, ada empat pasangan ”Merah Putih” yang akan bersaing untuk mendampingi Kevin/Marcus. Mereka adalah juara dunia yunior 2019, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (ke-8), Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan (10), Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (12), dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (13).
Fokus lolos
”Kami pasti berusaha dulu lolos ke Final BWF. Kalau tidak tercapai, akan mengalihkan fokus ke Kejuaraan Dunia,” kata Hendra di Nusa Dua, Sabtu (13/11/2021). Hendra/Ahsan adalah juara Final BWF 2013, 2015, dan 2019.
Peluang lolos memang berat, tetapi tetap ada. Yang penting, pemain berusaha tampil maksimal dulu dalam Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka untuk menambah poin.
Pramudya/Yeremia juga bertekad tampil semaksimal mungkin. Mereka berbekal juara Belgia International Challenge dan semifinalis Hylo Terbuka Super 500. Namun, mereka mengakui bahwa persaingan di Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka lebih ketat. ”Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka berlevel lebih tinggi, jadi persaingan lebih berat,” kata Pramudya.
Para pesaing untuk berebut tiket ke Final BWF di nomor ini adalah pasangan Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, Satwikrairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India), dan Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia).
Ganda campuran juga punya peluang menambah wakil karena Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti ada di peringkat kesembilan. Sementara itu, ganda putri memiliki Nita Violina Marwah/Putri Syaikah pada peringkat ke-10. Pesaing Praveen/Melati termasuk dua pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dan Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai.
Nomor tunggal putra juga bisa meloloskan wakil meski tetap bergantung pada hasil yang diraih pemain lain. Shesar Hiren Rhustavito memiliki peluang terbaik dengan menempati peringkat ke-13. Adapun Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie hanya menempati urutan ke-58 dan ke-31.
”Peluang lolos memang berat, tetapi tetap ada. Yang penting, pemain berusaha tampil maksimal dulu dalam Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka untuk menambah poin,” kata pelatih tunggal putra Hendry Saputra Ho.