Pemeriksaan Berlapis Diberlakukan di Ajang World Superbike
Gangguan keamanan dan penularan Covid-19 tetap berpotensi terjadi di ajang World Superbike di Mandalika. Oleh karena itu, pemeriksaan berlapis, baik sisi keamanan maupun protokol kesehatan, akan dilakukan.
Oleh
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Ajang World Superbike pada 19-21 November 2021 akan dihadiri penonton, baik dari dalam maupun luar Nusa Tenggara Barat. Oleh karena itu, Kepolisian Daerah NTB bersama TNI dan pihak terkait akan melakukan pemeriksaan berlapis, baik sisi keamanan maupun pencegahan Covid-19.
”Manajemen pengamanan sudah kami siapkan. Kami siap menjadi tuan rumah,” kata Kepala Polda NTB Inspektur Jenderal Mohammad Iqbal pada simulasi pengamanan dan kontingensi dalam rangka kesiapan pengamanan ajang Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) dan World Superbike (WSBK) di kawasan eks Bandara Selaparang, Mataram, Rabu (10/11/2021).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, antara lain, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, dan Komandan Resor Militer 162/Wira Bhakti Brigadir Jenderal Ahmad Rizal Ramdhani, juga berbagai pihak terkait.
Iqbal mengatakan, pihaknya terus meng-update manajemen pengamanan kedua ajang tersebut. Namun, setidaknya 3.000 personel disiapkan. Mereka berasal dari unsur TNI, Polri, dan seluruh instansi terkait.
Saat ajang berlangsung, mereka akan disebar di ratusan titik, termasuk area seperti kawasan perbukitan dan terowongan-terowongan yang ada. Semua disiapkan secara detail, komprehensif, sinkron, serta kolaboratif.
Manajemen pengamanan sudah kami siapkan. Kami siap menjadi tuan rumah. (Mohammad Iqbal)
Menurut Iqbal, tidak hanya di kawasan sirkuit, pengamanan juga dilakukan secara berlapis di pintu-pintu masuk NTB. Pengamanan itu baik terkait gangguan keamanan maupun pencegahan penularan Covid-19.
”Sejak awal, semua penonton diperiksa di lima pintu masuk, yaitu Bandara Internasional Lombok (Lombok Tengah), Pelabuhan Gili Mas dan Pelabuhan Lembar (Lombok Barat), Pelabuhan Kayangan (Lombok Timur), dan Pelabuhan Kayangan (Lombok Utara),” ujarnya.
Bandara Internasional Lombok merupakan pintu masuk udara ke NTB. Sementara Gili Mas adalah pelabuhan penumpang dan kapal pesiar. Adapun Lembar adalah pelabuhan penumpang yang menghubungkan Lombok dengan Bali. Kayangan menghubungkan Lombok dengan Sumbawa dan Bangsal adalah akses masuk ke Lombok bagi wisatawan dari kawasan Gili yang sebelumnya menggunakan kapal cepat dari Bali.
”Dari aspek gangguan keamanan, saya yakin tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan dari seluruh penonton yang ingin ke Mandalika,” katanya.
Sementara itu, terkait protokol kesehatan, Dinas Perhubungan Provinsi NTB sudah menyediakan ratusan kendaraan untuk menjemput penonton di pintu-pintu masuk tersebut.
”Sejak di dalam bus, sudah berlaku protokol kesehatan. Begitu juga setelah masuk kawasan dengan dua pintu utama akan dilakukan pemeriksaan. Sebelum naik shuttle bus, dipastikan mereka negatif dan tetap prokes serta tidak ada gangguan keamanan. Hal serupa akan diberlakuan untuk kepulangan,” kata mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.
Budi Karya dalam konferensi pers singkat seusai simulasi mengatakan, Indonesia punya ajang internasional, yakni World Superbike pada 19-21 November, sehingga harus dikawal dengan baik.
”Harus dicermati secara detail karena segala kemungkinan bisa terjadi. Saya mengapresiasi upaya TNI, Polri, dan pemerintah daerah mengerahkan lebih dari 3.000 personel dan berbagai kendaraan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya teror hingga bencana,” kata Budi Karya.
Simulasi
Pantauan Kompas, ratusan kendaraan serta personel TNI, Polri, dan instansi terkait telah berada di eks Bandara Selaparang di Mataram. Juga masyarakat yang dilibatkan dalam simulasi.
Selama hampir dua jam, sejumlah skenario dan penanganan gangguan keamanan dan bencana disimulasikan. Mulai dari aksi ugal-ugalan pengguna kendaraan bermotor, demonstrasi warga ke kantor PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC), teror oleh orang tak dikenal, hingga bencana alam.
Simulasi benar-benar dibuat sesuai kondisi asli. Lengkap dengan kendaraan dan peralatan yang dibutuhkan. Bahkan, beberapa kali terjadi ledakan untuk menggambarkan situasi pengeboman yang seolah-olah terjadi di kawasan Mandalika.
Menurut Iqbal, simulasi yang mereka laksanakan adalah gambaran pelaksanaan teori-teori yang telah dibahas lewat rapat-rapat hingga ”latihan kering” yang berlangsung sekitar dua bulan, termasuk simulasi kondisi kontingensi.
”Secara teori sudah yakin dan insya Allah, kami percaya diri untuk pengamanan yang maksimal,” kata Iqbal.