Dua rekornas langsung dipecahkan pada hari pertama cabang renang Peparnas. Siti dan Gerry mengejutkan dengan waktu yang jauh lebih cepat dari rekornas sebelumnya.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemecahan rekor nasional terjadi pada hari pertama penyelenggaraan cabang olahraga renang Peparnas Papua 2021 di Arena Akuatik Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Senin (8/11/2021). Dua peraih emas masing-masing dari klasifikasi S5-S6 putri, Siti Alfiah (19), dan S6 putra, Gerry Pahker (17), sukses menciptakan rekornas baru di nomor 50 meter gaya dada.
Adapun klasifikasi S6 mencakup perenang yang berperawakan pendek, mengalami amputasi kedua lengan, atau masalah koordinasi sedang pada satu sisi tubuh mereka.
Siti, wakil Jateng, memecahkan rekornas terlebih dulu. Tampil di lintasan keenam, perenang bertubuh pendek ini memimpin lomba sejak start. Dia jauh mendahului para pesaing lalu finis dengan catatan waktu 52,44 detik.
Saya tidak menyangka bisa memecahkan rekornas. Ini penampilan terbaik saya sepanjang berkarier.
Catatan itu memperbarui rekornas atas nama Riyanti yang diciptakan di Bandung pada 2018 dengan waktu 59,15 detik. ”Saya tidak menyangka bisa memecahkan rekornas. Ini penampilan terbaik saya sepanjang berkarier,” ucap Siti yang baru pertama kali meraih emas Peparnas.
Kata Siti, dia hanya mencoba berenang secepat mungkin, mengeluarkan kemampuan yang sudah dilatih selama 7 bulan terakhir bersama tim Jateng. ”Usaha ini terbayar, saya sangat bangga dengan hasil ini,” kata perenang yang sempat bergabung pelatnas ASEAN Para Games Manila 2019 tersebut.
Siti jauh mengungguli pemenang kedua yang merupakan rekannya asal Jateng, Amanda Nur Sarfirtri (1 menit 2,85 detik). Tidak ada perenang yang menembus waktu kurang dari 1 menit selain Siti.
Bagi Siti, pencapaian di hari pertama cabang renang Peparnas ini ibarat keajaiban. Dia yang baru belajar renang pada 2014 tidak menyangka bisa meraih prestasi tertinggi beberapa tahun berselang. ”Padahal, saya dulu takut air, tetapi diajarin, lalu lama-lama bisa. Saya pun memutuskan jadi perenang disabilitas,” tuturnya.
Lima menit berselang, giliran Gerry yang memecahkan rekornas. Sang debutan Peparnas asal Riau ini finis terdepan dengan catatan waktu 44,32 detik, memperbaui rekornas milik Toif Fauzi yang dicatatkan di Bandung pada 2016 dengan catatan 48,02 detik.
Gerry mengalahkan sembilan perenang yang terbagi dalam dua heat, termasuk pemegang rekor sebelumnya, Toif. Melihat hasil luar biasa itu, atlet nonpelatnas itu mengakut terkejut.
”Saya tidak mengira bisa buat rekor dalam debut di Peparnas. Agak grogi tadi pas awal-awal. Saya hanya mencoba tampil lepas sejak masuk ke air. Ternyata bisa dapat emas dan memecahkan rekornas. Kemenangan ini sangat spesial,” ucapnya.
Hujan pemecahan rekornas ini masih bisa bertambah. Adapun cabang renang Peparnas akan berlangsung dari hari ini hingga Sabtu. Sementara itu, atlet-atlet elite, seperti Jendi Panggabean dan Syuci Indriani, belum tampil pada hari pertama.
Meski tidak sebanyak PON, Arena Akuatik Lukas Enembe tetap ramai dipadati penonton. Ratusan penonton di tribune tampak antusias memberikan dukungan kepada perenang. Saking antusiasnya, panitia sampai menegur penonton berkali-kali agar tidak berteriak sebelum lomba dimulai.