Fabio Quartararo kini fokus membantu Yamaha meraih gelar juara konstruktor dan tim untuk menyempurnakan gelar juara pebalap yang dia kunci di Misano. Namun, dia akan dihadang para pebalap Ducati yang kuat di Algarve.
Oleh
Agung Setyahadi
·6 menit baca
PORTIMAO, SABTU – Fabio Quartararo langsung menjumpai tantangan berat dalam balapan pertamanya sebagai juara dunia MotoGP pada babak kualifikasi MotoGP seri Algarve di Sirkuit Algarve, Portimao, Portugal, Sabtu (6/11/2021). Pebalap tim Monster Energy Yamaha itu hanya bisa meraih posisi start ketujuh, jauh di belakang dua pebalap Ducati Francesco Bagnaia dan Jack Miller di posisi satu dan dua. Start dari baris ketiga akan menjadi ujian bagi Quartararo untuk memaksimalkan potensi ban untuk finis di podium.
Ini situasi yang tidak lazim bagi Quartararo, karena dia menjalani sesi latihan dengan kompetitif dan mampu bersaing dengan para pebalap Ducati dalam putaran tercepat. Pebalap berjuluk El Diablo juga mendominasi balapan di Algarve pada April, dengan meraih pole position dan podium tertinggi.
Dengan posisi start ketujuh, tantangan Quartararo untuk mewujudkan tiga gelar juara musim ini menjadi lebih sulit. Setelah meraih gelar juara pebalap, Quartararo kini fokus membantu Yamaha meraih gelar juara konstruktor, serta Monster Energy Yamaha mengunci gelar juara tim. Saat ini, klasemen konstruktor dipimpin oleh Ducati dengan 307 poin, unggul 12 poin atas Yamaha di posisi kedua. Sedangkan, Monster Energy Yamaha memuncaki klasemen tim dengan 364 poin, unggul 13 poin atas Ducati Lenovo.
"Tiga gelar juara bukan hanya di tangan saya, jadi meskipun target saya akhir pekan ini adalah bertarung untuk memenangi balapan, juga memikirkan gelar tim dan konstruktor. Kami perlu berusaha meraih kemenangan untuk memastikan tiga gelar juara," ungkap Quartararo.
Pebalap asal Perancis itu menjadi tumpuan utama meraih gelar juara itu, karena pebalap Yamaha lainnya kurang kompetitif. Dalam persaingan juara konstruktor, selain Quartararo, Yamaha juga berharap hasil bagus dari Franco Morbidelli yang start di posisi ke-9, serta dua pebalap tim satelit Petronas SRT Yamaha, Valentino Rossi dan Andrea Dovizioso. Namun, dua pebalap Petronas SRT kurang kompetitif di Algarve dan hanya akan start dari posisi ke-16 dan 21.
Pada balapan seri Algarve ini, Quartararo perlu melakukan start brilian untuk bisa naik beberapa posisi sebelum tikungan pertama. Itu tantangan pertama yang sangat berat karena di depannya ada para pebalap tangguh, Pol Espargaro, Johann Zarco, Jorge Martin, Joan Mir, Jack Miller, dan Francesco Bagnaia. Tantangan selanjutnya adalah mengelola ban dengan jitu untuk melakukan serangan pada momen yang tepat, yaitu saat pebalap di depannya mulai kehilangan kecepatan seiring keausan ban.
Quartararo memiliki kemampuan melakukan itu, yang dia tunjukan sepanjang musim ini, seperti di Qatar serta balapan pertama di Misano. Akhir pekan ini, dia pun memiliki modal kuat dengan kecepatan yang sangat cepat, pada kisaran 1 menit 40 detik kecil, dengan ban belakang kompon keras. Penggunaan ban kompon keras memungkinkan Quartararo menjaga kecepatan tidak merosot tajam pada beberapa putaran terakhir.
Pemilihan ban juga menjadi fokus tiga pebalap terdepan, Bagnaia, Miller, dan Mir. Bagnaia yang meraih pole position memiliki opsi ban belakang medium dan keras, di mana dia sama-sama bisa mencetak pace yang setara dengan Quartararo. Namun, pengalaman di Misano dua pekan lalu, dia mana dia kehilangan daya cengkeram di lap-lap akhir dengan ban keras, kemungkinan akan cenderung menggunakan ban kompon medium.
"Ya saya sangat senang (meraih posisi start terdepan) karena kami melakukan pekerjaan yang sangat bagus dan semuanya sempurna. Sekarang kami harus memilih ban belakang untuk balapan, kami memiliki ban medium dan keras, dan kami sama-sama cepat dengan keduanya. Namun, kami harus memilih satu," ungkap Bagnaia.
"Potensi menang ada dan kami harus memilih ban yang tepat untuk bertarung. Saya pikir Fabio merupakan salah satu pebalap dengan kecepatan yang bagus dan akan sangat menarik," ungkap pebalap Italia itu.
Potensi menang ada dan kami harus memilih ban yang tepat untuk bertarung.
Rekan setimnya, Miller, berharap tidak melakukan kesalahan seperti di Misano dalam pemilihan ban. "Ini akhir pekan lain yang solid bagi kami, dan semoga kami bisa melanjutkan itu ke dalam balapan. Saya tahu motor memiliki potensi dan ini Sabtu lain yang bagus. Sekarang kami harus memastikan semuanya bagus, dan tidak melakukan kesalahan konyol seperti pekan sebelumnya," tegas pebalap Australia itu.
Sedangkan, pebalap Suzuki Ecstar, Mir, lebih cenderung menggunakan ban kompon medium di mana dia bisa sangat nyaman. Mir tampil brilian sepanjang sesi kualifikasi hingga mampu meraih posisi start ketiga. Ini merupakan start dari baris terdepan pertamanya musim ini.
"Sebenarnya saya memiliki potensi (untuk start dari baris terdepan) dalam beberapa balapan sebelumnya, tetapi karena sejumlah alasan, kondisi cuaca dan sebagainya, saya tidak bisa menunjukan potensi sesungguhnya dari motor kami. Saya senang, karena start dari baris terdepan sangat penting bagi kami, anda tahu, kami selalu mencoba melakukan itu tetapi karena sejumlah alasan itu tidak selalu memungkinkan," ungkap Mir kepada MotoGP.
Mir sebenarnya memiliki peluang memperbaiki catatan waktunya, tetapi usahanya pada putaran terakhir kualifikasi kedua tidak bisa tuntas karena jalurnya terhalang oleh Alex Marquez. Pebalap tim LCR Honda itu melambat sehingga Mir terpaksa membatalkan putaran terakhirnya itu.
"Sangat disayangkan, sebenarnya saya memiliki potensi melakukan lebih dari catatan waktu ini. Tetapi ada beberapa strategi dari sejumlah pebalap yang tidak bisa saya pahami. Saya tidak senang dengan manuver itu, tetapi senang dengan akhir pekan ini dan apa yang kami lakukan," pungkas juara dunia MotoGP 2020 itu.
Dilema Rossi
Akhir pekan ini tidak bergulir sesuai keingan Valentino Rossi yang akan start dari posisi ke-16. Pebalap tim Petronas SRT Yamaha itu masih mengalami masalah dengan daya cengkeram ban kompon keras dan medium, serta kesulitan mendapatkan kecepatan dengan ban kompon lunak. Sejak sesi latihan pertama, Jumat, Rossi mengeluhkan daya cengkeram ban belakang berkompon keras sehingga tidak bisa mencetak kecepatan yang kompetitif.
Namun, dengan ban belakang kompon medium pun, juara dunia sembilan kali di semua kelas itu, juga tidak mampu mencetak kecepatan yang bisa diandalkan untuk bersaing di papan tengah. Dalam simulasi balapan pada FP4, kecepatan Rossi masih di kisaran 1 menit 41 detik kecil, terpaut sekitar satu detik dari juara musim ini Fabio Quartararo yang menggunakan ban belakang kompon keras.
"Saya berharap bisa lebih kompetitif, lebih kuat, tetapi saya tidak memiliki feeling bagus dengan ban, khususnya belakang. Kami tidak memiliki cukup daya cengkeram. Pada sesi petang saya juga mencoba ban belakang kompon keras karena pada April kami menggunakan ban belakang keras dan kami mendapat kemajuan sangat bagus dan juga dalam balapan saya merasa jauh lebih baik karena itu memberi kestabilan lebih baik dan saya bisa melaju lebih cepat," ujar Rossi.
Dia tidak mendapatkan perasaan yang sama dengan balapan pertama di Algarve pada April dengan ban keras. Rossi menilai, itu karena trek dingin dan sedikit licin, sehingga ban kompon keras tidak bekerja maksimal. Namun, kondisi trek yang lebih hangat pada Sabtu, tidak banyak mengubah performa Rossi.
Kendala itu menyuramkan peluang Rossi mengulang balapan yang bagus seperti saat dia finis di sepuluh besar pada seri Emilia Romagna, dua pekan lalu. Rossi kini berusaha menjalani dua balapan terakhirnya di MotoGP sebaik mungkin sebelum pensiun seusai seri Valencia.