Australia, Thailand, dan Filipina, akan menjadi lawan-lawan Indonesia di fase grup Piala Asia Putri 2022. Peluang terbesar “Garuda Pertiwi” lolos ke babak perempat final adalah melalui jatah tim peringkat ketiga terbaik.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah 33 tahun absen, tim nasional sepak bola putri Indonesia akan menjalani petualangan yang berat di putaran final atau babak utama Piala Asia Putri di India pada 2022. ”Garuda Pertiwi” tergabung ke Grup B, bersama Thailand, Australia, dan Filipina. Secara prestasi dan peringkat FIFA, kualitas ketiga tim itu berada di atas Zahra Muzdalifah dan kawan-kawan.
Kepastian Indonesia berada di Grup B itu hadir dalam agenda pengundian fase grup yang berlangsung di markas Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (28/10/2021). Piala Asia Putri 2022 akan berlangsung di India pada 20 Januari hingga 6 Februari 2022. Indonesia akan menjamu Australia pada laga perdana fase penyisihan grup, 21 Januari mendatang.
Terdapat tiga grup di Piala Asia Putri 2022. Masing-masing grup terdiri dari empat tim. Dua peringkat teratas di setiap grup akan melaju ke babak perempat final. Namun, masih ada jatah dua tiket lainnya ke babak gugur bagi dua tim peringkat ketiga terbaik di fase penyisihan grup.
Pelatih Indonesia Rudy Eka Priyambada berkata, tergabung bersama tiga lawan kuat di Grup D telah sesuai ekspektasinya. Ia pun menargetkan skuadnya untuk memulai persiapan dalam waktu dekat demi bisa meraih prestasi baik di Piala Asia. Indonesia terakhir kali tampil di babak utama Piala Asia 1989. Kala itu, ”Garuda Pertiwi” tidak lolos dari fase penyisihan grup.
”Bergabung di Grup B, kami harus bekerja lebih keras lagi sebagai satu tim. Sebab, kami berambisi menampilkan performa terbaik di putaran final Piala Asia nanti,” kata Rudy dilansir laman PSSI.
Apabila melihat kekuatan terkini dari tiga lawan di Grup B, peluang Indonesia untuk lolos ke babak perempat final hanyalah bersaing dengan Filipina untuk merebut posisi ketiga di grup itu. Meskipun begitu, Filipina memiliki sejumlah catatan yang lebih baik dibandingkan tim Indonesia pada lima tahun terakhir.
Filipina tampil pada Piala Asia 2018 di Yordania. Dalam ajang itu, Filipina berada di peringkat ketiga di Grup A berkat sekali kemenangan atas tim tuan rumah. Di level Asia Tenggara, Filipina menembus babak semifinal pada Piala AFF Thailand 2019 serta SEA Games Filipina 2019.
Indonesia dan Filipina telah berjumpa delapan kali dengan catatan kemenangan yang berimbang. Kedua tim, masing-masing, mengemas tiga kemenangan dan dua kali imbang. Hanya, kemenangan Indonesia atas Filipina terjadi pada masa yang telah lama berlalu, yaitu dekade 1970-an hingga 1980-an.
Dalam satu dekade terakhir, kedua tim hanya dua kali bertemu. Filipina menang telak, 6-0, atas Indonesia pada Piala AFF 2013. Kemudian, Indonesia imbang 3-3 dengan Filipina pada Piala AFF 2018. Dari delapan duel itu, Indonesia mencetak sembilan gol ke gawang Filipina dan kemasukan 19 gol.
Sementara itu, Thailand dan Australia adalah lawan yang sulit diimbangi Garuda Pertiwi. Mereka adalah dua tim elite yang beberapa kali tampil di Piala Dunia Putri. Thailand, misalnya, selalu tampil di penyisihan grup pada dua edisi Piala Dunia terakhir, yaitu Kanada 2015 dan Perancis 2019. Di Piala Asia 2018 lalu, Thailand menembus babak empat besar atau semifinal.
Saya bersama teman-teman berharap bisa tampil lebih solid dan tetap menjaga optimisme. Apa pun hasilnya nanti, kami harus bekerja keras dan menampilkan semua kemampuan terbaik kita di putaran final Piala Asia. —Ade Mustikiana
Thailand juga menjadi ratu dalam dua turnamen di tingkat Asia Tenggara. ”Chaba Kaew”, julukan Thailand, telah mengoleksi empat trofi Piala AFF dan lima medali emas SEA Games. Pada kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020, Thailand gagal bersaing dengan Australia dan China untuk menembus putaran final pada babak ketiga.
Dalam 15 tahun terakhir, Indonesia empat kali melawan Thailand dan selalu kalah telak dengan minimal kebobolan tiga gol. Kekalahan terburuk Indonesia dari Thailand tercipta pada fase grup Piala AFF 2015. Kala itu, Indonesia dilumat 1-10 dari Chaba Kaew.
Secara akumulasi, Indonesia telah 10 kali berduel dengan Thailand dan selalu menelan hasil buruk. Dari 10 laga itu, Indonesia hanya tiga kali membobol gawang Thailand, sedangkan Thailand mengoleksi total 49 gol ke gawang Garuda Pertiwi.
Pertemuan pertama
Adapun Indonesia akan menjalani pertemuan pertama melawan Australia di ajang Piala Asia India 2022. ”Matildas”, julukan Australia, mencetak sejarah di tahun 2020 berkat menembus babak semifinal Olimpiade Tokyo 2020. Australia juga tidak pernah absen di tujuh ajang Piala Dunia Putri terakhir.
Australia juga telah mengoleksi satu trofi Piala Asia pada edisi 2010. Dari lima partisipasi di Piala Asia, Australia selalu mampu menembus semifinal. Selain menjadi juara, Matildas tiga kali meraih peringkat kedua karena kalah dari China pada 2006 serta ditumbangkan Jepang pada final edisi 2014 dan 2018.
Sebagai salah satu kekuatan terbaik sepak bola putri, Autralia juga memiliki pemain terbaik, yakni Samantha Kerr yang membela Chelsea. Kerr adalah kapten serta penyerang tersubur Australia dengan sumbangan 49 gol.
Kiprah di Piala Asia 2022 akan menjadi ajang persiapan Australia sebelum menjadi tuan rumah Piala Dunia 2023. Pada ajang Piala Dunia Putri kesembilan itu, Australia akan menjadi tuan rumah bersama Selandia Baru.
Ade Mustikiana, gelandang sekaligus kapten Indonesia, mengungkapkan, dirinya buta dengan kekuatan tiga calon lawan di fase grup Piala Asia 2022. Menurut dia, tiga lawan Indonesia tersebut memiliki pengalaman lebih banyak di level internasional dibandingkan skuad Garuda Pertiwi.
”Saya bersama teman-teman berharap bisa tampil lebih solid dan tetap menjaga optimisme. Apa pun hasilnya nanti, kami harus bekerja keras dan menampilkan semua kemampuan terbaik kita di putaran final Piala Asia,” ujar Ade. (SAN)