Keinginan pendukung Manchester United untuk melihat sosok baru di kursi manajer masih harus bertepuk sebelah tangan. MU tetap percaya kepada Ole Gunnar Solskjaer untuk melanjutkan masa bakti di Old Trafford.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·4 menit baca
AFP/OLI SCARFF
Manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer memberikan instruksi kepada pemainnya dalam laga Liga Inggris antara Manchester United dan Liverpool di Stadion Old Trafford, Manchester, Minggu (24/10/2021) malam. ”Setan Merah” dipermalukan Liverpool, 0-5.
MANCHESTER, SELASA — Di tengah desakan besar untuk memecat Ole Gunnar Solskjaer dari kursi manajer, manajemen Manchester United tetap memilih bersikap realistis untuk mempertahankan juru taktik asal Norwegia itu. Namun, tugas berat telah menanti Solskjaer untuk membangkitkan moral tim dan memperbaiki pertahanan yang buruk.
Sky Sports, Selasa (26/10/2021), melaporkan bahwa Solskjaer masih diberi garansi oleh manajemen MU untuk memimpin tim setidaknya hingga menjalani pekan kesepuluh Liga Inggris menghadapi Tottenham Hotspur, Sabtu (30/10/2021). Atas dasar itu, Solskjaer terlihat memimpin Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan di Kompleks Latihan AON, Carrington, Manchester, Selasa.
Keputusan manajemen MU untuk memberi kesempatan kepada Solskjaer dikonfirmasi pula oleh pakar transfer, Fabrizio Romano. Akibat kekalahan telak, 0-5, dari Liverpool, kata Romano, pimpinan manajemen MU terus membicarakan masa depan kursi manajer klub sejak Senin (25/10/2021).
”Sosok penting di manajemen klub dan Sir Alex Ferguson ingin memberikan Solskjaer kesempatan lagi untuk memimpin tim ketika bertandang ke markas Spurs,” ujar Romano dilansir The Guardian.
AP/MARTIN RICKETT/PA
Sayap serang Liverpool, Mohamed Salah (kanan), mencetak gol kelima timnya dengan mengecoh kiper Manchester United, David de Gea, pada laga Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Manchester, Minggu (24/10/2021) malam.
Keputusan klub untuk mempertahankan Solskjaer memang cukup beralasan. Pasalnya, memecat Solskjaer di tengah perjalanan musim 2021-2022 akan menunjukkan kesan buruknya manajemen menilai kemampuan sang manajer. Meskipun belum pernah mempersembahkan trofi selama 34 bulan menangani MU, Solskjaer justru diberi perpanjangan kontrak dan kenaikan gaji, Juli lalu.
”Setan Merah” memberikan kepercayaan kepada Solskjaer hingga akhir musim 2023-2024. Dengan kontrak baru itu, Solskjaer menerima gaji sebesar 10 juta poundsterling atau sekitar Rp 195,2 miliar per tahun. Dengan jumlah gaji itu, pendapatan Solskjaer hanya kalah dari Pep Guardiola (20 juta poundsterling) dan Juergen Klopp (15 juta poundsterling). Andai MU memecat Solskjaer sebelum kontraknya kedaluwarsa, maka manajemen MU wajib tetap memberikan gaji hingga durasi kontrak berakhir atau Solskjaer melatih klub lain.
Mereka melihat apa yang terjadi dengan Jose Mourinho dan Louis van Gaal yang tiba di tengah berjalannya kompetisi. Kedua manajer terbaik itu gagal mengangkat tim dari situasi sulit.
Legenda MU, Gary Neville, mendukung langkah mantan klubnya itu untuk mempertahankan Solskjaer. Menurut dia, manajemen tidak ingin mengambil risiko dengan mengganti pelatih di tengah jalannya musim meskipun desakan pergantian manajer itu hadir dari mayoritas pendukung.
”Alasan utama dewan manajemen klub akan bertahan (dengan Solskjaer) karena mereka melihat apa yang terjadi dengan Jose Mourinho dan Louis van Gaal yang tiba di tengah berjalannya kompetisi. Kedua manajer terbaik itu gagal mengangkat tim dari situasi sulit,” kata Neville.
AFP/OLI SCARFF
Bek Liverpool, Ibrahima Konate (kiri), berusaha menghentikan laju penyerang Manchester United, Cristiano Ronaldo, dalam pekan kesembilan Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Manchester, Senin (25/10/2021) dini hari WIB. Statistik menunjukkan Liverpool memegang penuh kendali pemainan dengan penguasaan bola mencapai 64 persen.
Sementara itu, mantan bek MU, Rio Ferdinand, menganggap tugas Solskjaer akan jauh lebih berat seusai dilibas Liverpool. Hingga pekan kesembilan, MU tertahan di peringkat ketujuh dengan perolehan 14 poin. MU tertinggal delapan poin dari Chelsea yang memimpin klasemen.
Ferdinand menganggap situasi skuad setelah tumbang 0-5 dari Liverpool berbeda dibandingkan ketika ia menjadi bagian tim MU yang dilibas Manchester City, 1-6, 23 Oktober 2011. Kala itu, MU mengakhiri musim tanpa meraih trofi dan hanya menduduki posisi kedua di Liga Primer Inggris karena kalah selisih gol dari City.
”Ketika kalah 1-6 dari City di Old Trafford, kami adalah tim yang memiliki identitas sehingga bisa bangkit untuk menjadi pesaing juara liga hingga akhir musim. Namun, identitas itu tidak terlihat di skuad MU saat ini. Mereka tidak menunjukkan diri sebagai tim yang memiliki tradisi juara,” ujar Ferdinand yang mempersembahkan 14 trofi selama membela MU pada periode 2002-2014.
Pertahanan buruk
Satu hal yang perlu diperbaiki MU ialah buruknya lini pertahanan. Meskipun memiliki tiga bek tengah dengan nama besar di Eropa saat ini, yaitu Raphael Varane, Harry Maguire, dan Victor Lindelof, MU tetap menjadi tim dengan catatan pertahanan terburuk di musim ini.
AFP/OLI SCARFF
Penyerang Liverpool, Mohamed Salah (depan), berjibaku dengan bek Manchester United, Harry Maguire, dalam pekan kesembilan Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Manchester, Senin (25/10/2021) dini hari WIB. Tuan rumah dibuat tidak berkutik sejak awal laga dengan determinasi tinggi Liverpool yang berujung pada gol pembuka pada menit ke-5 oleh Naby Kieta.
Hal itu dipengaruhi dengan kurangnya agresivitas tim untuk menekan lawan dan buruknya koordinasi pemain belakang yang menyebabkan blunder. Pemain-pemain MU terkesan malas ngotot merebut bola. Skuad MU hanya mencatatkan 61 kali memenangi tekel perebutan bola. Itu menjadikan MU sebagai tim dengan tingkat kesuksesan tekel terburuk dari 20 tim Liga Primer Inggris.
MU memang masih duduk di posisi ketujuh dan hanya tertinggal tiga poin dari zona empat besar, tetapi gawang David De Gea telah kemasukan 15 gol. Hanya ada empat tim yang telah kemasukan gol lebih banyak dari Setan Merah, yakni Norwich City, Newcastle United, Leeds United, dan Watford. Lebih parah lagi, dari total 15 kali kebobolan itu, sebanyak delapan gol tercipta berkat blunder yang dilakukan pemain MU. Alhasil, MU menjadi tim dengan koleksi blunder terbanyak di liga.
”Saya sangat kecewa karena kami memberikan mereka (Liverpool) banyak peluang. Dalam situasi saat ini tidak perlu kami saling menyalahkan sebab kami harus bersatu demi memperbaiki diri,” kata Maguire seusai laga kontra Liverpool.
Sementara itu, ESPN melansir dua kandidat utama pengganti Solskjaer ialah Antonio Conte dan Zinedine Zidane. Keduanya pun tengah menganggur setelah mengakhiri kerja sama masing-masing dengan Inter Milan dan Real Madrid di akhir musim 2020-2021. Meski begitu, Manchester Evening News mengungkapkan, manajemen MU belum melakukan kontak resmi dengan perwakilan dua juru taktik tersebut. (AFP)