Walaupun mengalami pasang surut, MU tetap dipandang penuh hormat oleh calon lawannya pekan ini, Liverpool. Keberhasilan MU membalikkan keadaan dan menang 3-2 atas Atalanta menjadi sinyal bahaya yang harus diwaspadai.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
MANCHESTER, SABTU — Mengingat sejarah rivalitas dan koleksi trofi yang dimiliki Manchester United dan Liverpool, duel kedua tim di Stadion Old Trafford, Manchester, Minggu (24/10/2021) pukul 22.30 WIB, menjadi laga terbesar Liga Inggris pada pekan kesembilan saat ini. Maka itu, meskipun mengalami pasang surut penampilan, MU tetap dipandang penuh hormat oleh tim tamu yang sedang berada di puncak performa itu.
”Dalam dunia sepak bola, kita semua tahu bahwa United-Liverpool adalah pertandingan besar. Walaupun tidak mendapatkan hasil cukup menyenangkan sejauh ini, kita semua tahu bahwa United tetap mampu melakukan hal-hal yang luar biasa. Untuk itu, saya mempersiapkan tim untuk menjalani laga yang sulit melawan lawan yang sangat bagus. Lagi pula, ini laga tandang bagi kami,” ujar Manajer Liverpool Juergen Klopp dilansir The Straits Times.
Di atas kertas, performa MU dan Liverpool sangat bertolak belakang, beberapa pekan terakhir. MU kesulitan meraih poin penuh, baik di kompetisi domestik maupun regional. Di liga, klub berjuluk ”Setan Merah” itu menuai hasil satu kali imbang dan dua kali kalah dalam tiga laga terakhir. Mereka pun melorot dari posisi tiga besar ke peringkat keenam klasemen sementara Liga Inggris.
Setelah kalah 1-2 dari Young Boys di pekan pertama penyisihan Grup F Liga Champions Eropa, MU perlu berjuang habis-habisan untuk mencuri tiga poin dari dua pesaing lainnya, yakni 2-1 atas Villarreal dan 3-2 atas Atalanta. Hasil itu cukup mengejutkan karena reputasi mereka jauh di atas ketiga tim tersebut.
Sebaliknya, Liverpool sedang menikmati momen manis. Dari delapan laga liga, klub berjuluk ”Si Merah” itu menuai hasil lima kali menang dan tiga kali imbang. Lini depan mereka sangat ditakuti dengan 22 gol. Grafik itu mendongkrak posisi mereka, yaitu di peringkat kedua klasemen sementara Liga Inggris.
Penampilan apik itu menular di penyisihan Grup B Liga Champions. Liverpool menang tiga kali beruntun atas lawan yang punya reputasi tidak kalah besar, yakni 3-2 atas AC Milan, 5-1 atas FC Porto, dan 3-2 atas Atletico Madrid.
Antisipasi kejutan MU
Kendati demikian, Klopp tidak mau jemawa. Manajer asal Jerman itu justru melihat ada potensi berbahaya di balik penampilan fluktuatif MU. Saat menjamu Atalanta di pekan ketiga Liga Champions, Kamis (21/10/2021), misalnya, MU bisa membalikkan keadaan setelah tertinggal 0-2 di babak pertama. Mereka bisa menceploskan tiga gol di babak kedua dan membuat skor menjadi 3-2.
Babak kedua merupakan presentasi kekuatan murni dari United. Dengan kualitas yang dimiliki, mereka dapat menciptakan masalah kepada tim apa pun. (Juergen Klopp)
Menurut Klopp, Atalanta memang lawan yang sulit dalam laga tersebut. Klub asal Italia itu menyebabkan banyak masalah untuk lini belakang MU. Namun, MU tidak diam begitu saja. Setidaknya mereka memiliki tiga peluang bersih di babak pertama dan sukses mengubah hasil akhir di babak kedua.
”Babak kedua merupakan presentasi kekuatan murni dari United. Dengan kualitas yang dimiliki, mereka dapat menciptakan masalah kepada tim apa pun,” kata Klopp.
Klopp, dalam laman resmi Liverpool, Jumat, menyampaikan, timnya mesti berkonsentrasi penuh sepanjang laga saat menghadapi MU agar tidak senasib dengan Atalanta, apalagi MU memiliki pemain-pemain yang bisa mencuri gol di waktu-waktu krusial. Megabintang Cristiano Ronaldo, misalnya, mampu membuat gol penentu kemenangan MU di dua laga terakhir Liga Champions, yakni gol menit ke-90+5 ketika menang 2-1 atas Villarreal dan gol menit ke-81 tatkala menundukkan Atalanta, 3-2.
”Kami mencoba untuk fokus, terutama pada diri kami sendiri. Yang jelas, permainan berakhir setelah (bunyi) peluit terakhir (babak kedua), bukan setelah menit ke-45 atau ke-46 menit (babak pertama),” ungkap Klopp mewanti-wanti timnya.
Kode ancaman Solskjaer
Seperti paham dengan yang dikhawatirkan calon lawannya, Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer pada Jumat melempar komentar ”em” dan senyum saat awak media menanyakan kemungkinan timnya mengulangi penampilan gemilang seperti saat menghadapi Atalanta. Itu semacam sinyal bahwa manajer asal Norwegia itu siap membawa timnya melakukan kejutan serupa.
Akan tetapi, sebelum pertanyaan itu, Solskjear menjelaskan bahwa comeback atau membalikkan kedudukan sudah mendarah daging di timnya sejak lama. ”Itu telah ada dalam DNA kami, seperti dalam film dokumenter Sir Alex Ferguson berjudul Tidak Pernah Menyerah. Tim selalu mengalami masa-masa buruk (MU kalah empat dari tujuh laga sebelum Rabu, 20/10/2021) dan tim ini selalu bersatu. Jika Atalanta adalah awal dari sesuatu yang besar, itulah yang kami harapkan. Mudah-mudahan, ini akhir dari periode yang buruk bagi kami,” ungkapnya.
Kemenangan sensasional atas Atalanta memang memberikan aura positif untuk semua pemain MU. Maka itu, MU yakin bisa mendapatkan hasil positif atas Liverpool. Padahal, Liverpool bukan lawan yang mudah ditundukkan. Mereka memiliki trio penyerang yang mengantarkan timnya tidak terkalahkan dalam 21 laga sejak April atau rekor tidak terkalahkan terpanjang mereka sejak Januari-Mei 1989 (24 laga tak terkalahkan).
Bahkan, Mohamed Salah sudah mencetak 12 gol dalam 11 laga musim ini. Penyerang asal Mesir ini juga menjadi pemain Liverpool pertama yang mencetak gol dalam sembilan laga beruntun seusai mencetak dua gol dalam kemenangan timnya, 3-2, atas Atletico Madrid, Rabu.
Sebaliknya, pertahanan MU sedang rapuh. Paling tidak, mereka selalu kebobolan dalam 12 laga kandang terakhir atau rekor terpanjang mereka tanpa clean sheet di kandang sejak Februari 1964 (selalu kebobolan dalam 13 laga kandang). ”Kami tahu harus berada dalam kondisi terbaik untuk bertahan melawan Liverpool. Kami harus fokus pada mereka selama 95 menit untuk menjaga clean sheet,” tegas Solskjaer.
Ronaldo, dilansir BBC, Sabtu (23/10/2021), mengatakan, MU tengah menjalani proses adaptasi seusai merekrut sejumlah bintang baru di musim panas ini, seperti dirinya, pemain sayap Jadon Sancho, dan bek Raphael Varane. Jika semua pemain telah beradaptasi dengan baik, Ronaldo yakin timnya bakal lebih baik.
”Adaptasi, bahkan sistem permainan yang kami mainkan, memakan waktu. Akan tetapi, langkah demi langkah, kami harus menempatkan di pikiran bahwa semuanya mungkin,” ungkap Ronaldo, dikutip Sky Sports. (AFP/REUTERS)