Liverpool akhirnya memiliki kesempatan untuk membalas dendam atas kekalahan menyakitkan dari Atletico Madrid, dua musim silam. Manajer Liverpool Juergen Klopp yakin bisa menaklukkan ”Los Rojiblancos” kali ini.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·4 menit baca
MADRID, SELASA — Manajer Liverpool Juergen Klopp telah belajar banyak dari kekalahan timnya ketika berjumpa Atletico Madrid di babak perempat final Liga Champions Eropa edisi 2019-2020 lalu. Untuk itu, Klopp berjanji membawa pulang tiga poin pada pertemuan kedua tim di laga penyisihan Grup B kompetisi itu, Rabu (20/10/2021) pukul 02.00 WIB, di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid.
”Kami tidak bermain bagus di Madrid ketika terakhir bermain di sana, tetapi kami telah belajar banyak dari dua laga (perempat final) itu. Atletico telah mengubah banyak pemain dan sistem permainan dengan tetap memiliki inti permainan yang sama,” kata Klopp dilansir laman UEFA dalam konferensi pers jelang laga, Senin (18/10/2021).
Pada duel dua musim lalu itu, Liverpool terperangkap dalam taktik ultradefensif yang diterapkan Atletico asuhan Diego Simeone. Dalam dua pertandingan itu, ”The Reds” mencatatkan rata-rata 65,5 persen penguasaan bola serta secara akumulasi menghasilkan 42 tembakan. Meskipun mendominasi, Liverpool harus mengakui keunggulan agregat Atletico, 2-4.
Hasil itu membuat Klopp amat berambisi membalas kekalahan itu sekaligus memenuhi rasa penasarannya untuk membongkar pertahanan kokoh ”Los Rojiblancos”, julukan Atletico. Namun, Klopp paham, Atletico pada musim ini sudah amat berbeda dibandingkan ketika mereka berjumpa dua musim silam.
Atletico telah meninggalkan pakem formasi 4-2-3-1. Simeone telah mengubah taktik Atletico menjadi formasi tiga bek sejajar modern yang bisa memulai laga dengan 3-1-4-2, lalu bisa berubah menjadi 5-4-1 ketika sudah merasa nyaman dengan keunggulan.
Formasi itu ditampilkan Atletico ketika menumbangkan Barcelona, 2-0, pada 3 Oktober lalu. Los Rojiblancos mencetak dua gol di babak pertama melalui Thomas Lemar dan Luis Suarez. Memasuki babak kedua, Atletico membiarkan mereka dikurung Barcelona di zona pertahanan sendiri dan fokus bertahan.
Suarez dan kawan-kawan meraih tiga poin dengan hanya mencatatkan 29 persen penguasaan bola. Itu menjadi persentase penguasaan bola terendah yang dicatatkan Atletico dalam satu tahun terakhir.
Serangan balik cepat
Pola permainan bertahan dengan serangan balik cepat itu memang semakin fasih diterapkan Atletico. Lini depan Atletico yang dihuni Suarez, Antoine Griezmann, Joao Felix, dan Angel Correa memungkinkan Simeone untuk menghukum lawan-lawan mereka dengan serangan balik cepat. Keempat penyerang itu jelas lebih baik dibandingkan kedalaman lini depan Atletico di musim 2019-2020 yang dihuni Felix, Correa, Diego Costa, dan Alvaro Morata.
”Atletico adalah tim yang sangat baik dan mereka mempertaruhkan segalanya ketika bertahan. Saya orang yang positif, tetapi saya tidak bisa menjamin bahwa kami bisa memenangi dua pertandingan melawan Atletico,” kata Klopp.
Klopp menambahkan, timnya butuh dua kemenangan atas Atletico di pekan ketiga dan keempat penyisihan Grup B untuk menyegel tiket ke babak 16 besar Liga Champions musim ini. Pada dua pertandingan sebelumnya, The Reds menumbangkan AC Milan, 3-2, kemudian berpesta gol, 5-1, saat bertandang ke markas Porto.
Saya tidak punya ide tentang gagasan (Ballon d’Or) itu. Satu hal yang pasti, Salah harus mampu menjaga penampilannya saat ini dalam waktu yang lama. (Juergen Klopp)
Kapten Atletico, Koke, menegaskan, timnya telah memiliki identitas permainan yang tidak akan pernah berubah. Koke menyatakan menghormati berbagai opini orang tentang gaya bermain Atletico yang menggunakan pertahanan sebagai poros utama permainan.
”Bermain melawan tim seperti Liverpool menghadirkan motivasi berlimpah bagi kami. Saya dan rekan-rekan setim berharap bisa mengulangi penampilan dan hasil positif ketika terakhir kali berjumpa mereka,” kata Koke seperti dikutip Marca.
Bergantung Salah
Untuk membongkar rapatnya pertahanan Atletico, Klopp tentu akan menggantungkan harapan kepada sumber gol utamanya, Mohamed Salah. Penyerang asal Mesir itu telah mencetak 10 gol dari 10 kali penampilan pada awal musim ini.
Penampilan impresif Salah itu mengundang decak kagum banyak pihak. Atas dasar itu, Salah juga digadang-gadang sebagai salah satu kandidat terkuat untuk meraih gelar Ballon d’Or tahun ini.
”Saya tidak punya ide tentang gagasan (Ballon d’Or) itu. Satu hal yang pasti, Salah harus mampu menjaga penampilannya saat ini dalam waktu yang lama,” ucap manajer asal Jerman itu.
Simeone pun mengakui Salah sebagai pemain paling berbahaya yang dimiliki Liverpool. Menurut dia, Salah telah menunjukkan penampilan konsisten bersama The Reds dan tim nasional Mesir.
Tak hanya Salah, Liverpool juga bisa mengandalkan tiga penyerang lain, yaitu Sadio Mane, Roberto Firmino, dan Diogo Jota, untuk mencetak gol. Ketiga pemain itu telah menyumbangkan total 15 gol di seluruh ajang di musim ini.
Adapun Los Rojiblancos hanya memiliki Suarez dan Correa yang telah mencetak minimal tiga gol di musim ini. Suarez menghasilkan lima gol, sedangkan Correa menyumbangkan tiga gol. Sementara itu, penyerang lain Atletico, Griezmann, baru menghasilkan satu gol dari tujuh penampilan. Adapun Felix belum menunjukkan ketajamannya pada awal musim ini. (AFP)