Hendra Pun Melengkapi Gelarnya di Piala Thomas
Selama belasan tahun kariernya yang gemilang, Hendra Setiawan telah menyabet gelar juara di semua turnamen bergengsi. Setelah menanti 15 tahun, dia melengkapinya dengan Piala Thomas, prestasi pertamanya di nomor beregu.
Penggemar bulu tangkis mengenal Hendra Setiawan sebagai bintang yang telah meraih gelar juara dari berbagai ajang besar. Namun, butuh 14 tahun bagi Hendra untuk melengkapi semua gelar besar itu dengan trofi juara dari kejuaraan beregu level dunia.
“Saya sangat senang. Sulit untuk menjelaskan perasaan saya, yang pasti senang dan bangga menjadi bagian dari tim,” ujar Hendra, ketika diwawancara di mixed zone Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021) tengah malam WIB.
Dengan kalungan medali juara, Hendra bercerita tentang perasaannya setelah Indonesia menjuarai kejuaraan beregu putra Piala Thomas 2020, 9-17 Oktober. Pada laga final, Indonesia mengalahkan juara bertahan, China, 3-0.
Baca juga: Mental Juara Hendra/Ahsan Ditempa dari Tekanan
Kemenangan diraih Anthony Sinisuka Ginting yang mengalahkan Lu Guangzou, 18-21, 21-14, 21-16, diikuti Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang menang 21-12, 21-19 atas He Jiting/Zhou Haodong. Jonatan Christie, yang tampil pada partai ketiga, menentukan kemenangan Indonesia setelah mengalahkan Li Shifeng, 21-14, 18-21, 21-14.
“Saya bangga pada penampilan pemain-pemain Indonesia. Setiap pemain berjuang dengan sangat baik,” kata Hendra.
Pemain yang dipercaya menjadi kapten Tim Thomas Indonesia itu memang tak dimainkan sejak turnamen memasuki perempat final. Adapun pada penyisihan grup, Hendra bersama pasangannya, Mohammad Ahsan, diturunkan pada laga pertama melawan Aljazair yang dimenangi Indonesia, 5-0. Pada dua laga grup lainnya melawan Thailand dan Taiwan, yang berlangsung ketat dan berakhir dengan kedudukan 3-2, Hendra mendukung rekan-rekannya dari tribune pemain. Setelah itu, “Merah Putih” mengalahkan Malaysia, 3-2, pada perempat final, lalu Denmark 3-1 pada semifinal.
Akan tetapi, dalam kejuaraan beregu, setiap pemain punya peran yang sama untuk kesuksesan tim. Dibandingkan dengan kemampuan per individu, kekompakan dan rasa tanggung jawab untuk kepentingan bersama menjadi faktor yang lebih penting.
Baca juga: Hendra Setiawan Samai Prestasi Butet
“Setiap pemain memiliki tanggung jawab untuk tim dan siap bertanding saat diminta. Pemilihan pemain yang bertanding dilakukan oleh pelatih dan saya tidak keberatan meski tidak bermain. Siapa pun yang bermain, semua tampil untuk Indonesia,” kata Hendra.
Dalam akun Instagramnya, Hendra pun menyampaikan terima kasih atas perjuangan rekan satu timnya. “Akhirnya bang Thomas balik juga nih. Terima kasih perjuangannya Tim Indonesia. Tetap kompak dan makin semangat. Proud to be Indonesian,” katanya mengiringi foto bersama 11 adik-adiknya di Tim “Merah Putih”.
Berbeda dengan setiap penyelenggaraan sebelumnya yang mengizinkan 10 pemain, kali ini setiap negara berhak diperkuat hingga 12 pemain. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi situasi akibat pandemi Covid-19. Pandemi pula yang membuat kejuaraan Piala Thomas dan Uber 2020 dimundurkan setahun.
Setiap pemain memiliki tanggung jawab untuk tim dan siap bertanding saat diminta. Pemilihan pemain yang bertanding dilakukan oleh pelatih dan saya tidak keberatan meski tidak bermain. Siapa pun yang bermain, semua tampil untuk Indonesia.
Sebagai kapten tim, Hendra menerima trofi yang diserahkan Presiden Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) Poul-Erik Hoyer Larsen. Semula, Larsen akan menyerahkannya pada pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi yang bersebelahan dengan Hendra di podium, tetapi Herry mempersilahkan Larsen memberikannya pada Hendra.
Delapan kali tim Thomas
Sebagai pemain paling senior, Hendra yang kini berusia 37 tahun itu telah delapan kali dipilih menjadi anggota Tim Piala Thomas Indonesia. Debutnya dimulai pada Piala Thomas Sendai 2006. Bersama Markis Kido, Hendra dipilih untuk melapis Candra Wijaya/Sigit Budiarto dan Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto. Saat itu, langkah Indonesia terhenti di semifinal.
Baru pada dua tahun berikutnya, ketika Piala Thomas dan Uber digelar di Jakarta, Hendra dan Kido menerima tanggung jawab sebagai ganda pertama. Apalagi, pasangan ini telah menyandang status juara dunia 2007.
Baca juga: Terima Kasih, Markis Kido...
Peran Kido/Hendra dalam ajang beregu, yaitu Piala Thomas dan Sudirman, semakin besar setelah mempertegas dominasi sebagai ganda putra terbaik dunia dengan meraih medali emas Olimpiade Beijing 2008. Karena selalu terganjal oleh kekuatan China, Jepang, atau Korea Selatan di Piala Sudirman, Hendra pun sangat berharap bisa membawa Indonesia juara di Piala Thomas.
Final pertamanya dalam ajang yang digelar sejak 1949 itu dicapai di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 2010. Namun, Indonesia harus mengakui dominasi China yang diperkuat Lin Dan dan kawan-kawan hingga kalah 0-3. Saat itu, Kido/Hendra kalah seteru mereka, Fu Haifeng/Cai Yun.
Ambisi Hendra juga belum terwujud ketika Indonesia kembali menembus final Piala Thomas 2016 di Kunshan, China. Saat itu, peluang juara sebenarnya cukup besar karena China telah tersingkir pada perempat final. Namun, Hendra/Ahsan dan kawan-kawan kalah 2-3 dari Denmark.
Meski tak lagi berperan sebagai ganda pertama setelah digeser Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra/Ahsan selalu menjadi salah satu andalan dalam Piala Thomas. Pengalaman dan kharisma mereka sebagai pemain senior selalu dibutuhkan untuk memimpin pemain lebih muda.
Memasuki Piala Thomas 2020, Hendra/Ahsan bahkan berstatus sebagai ganda putra peringkat kedua dunia. Posisi tersebut dicapai berkat penampilan fenomenal “Daddies” pada 2019 dengan menjuarai tiga ajang besar, yaitu All England, Kejuaraan Dunia, dan Final BWF.
Baca juga: Gagal Raih Perunggu, The Daddies Belum Habis
Sebelum Piala Thomas 2020, Hendra/Ahsan turut mempekuat tim Indonesia pada kejuaraan Piala Sudirman yang digelar di Vantaa, Finlandia, 26 September-3 Oktober. Dengan peluang besar menjadi juara, Hendra berharap bisa membawa Indonesia menjuarai ajang yang baru sekali dikuasai Indonesia, pada 1989 itu. Namun, harapan itu pupus karena kejutan yang dibuat Malaysia dengan mengalahkan Indonesia pada perempat final.
Harapan terakhir Hendra akhirnya ada pada Piala Thomas 2020. Apalagi, bisa jadi ini menjadi Piala Thomas terakhirnya.
Demi strategi terbaik untuk tim, ayah dari tiga anak itu memang tak mendapat kesempatan untuk bertanding. Namun, pemain yang dikenal rendah hati ini tetap menjadi bagian dari tim yang bisa membawa pulang Piala Thomas, berselang 19 tahun dari gelar beregu terakhir bagi Indonesia, yaitu Piala Thomas 2002.
“Hendra pingin banget juara beregu. Dia sering bilang ingin juara beregu sebelum pensiun, ‘kan belum pernah,” ujar istri Hendra, Sandiani Arief.
Kakak Hendra yang mantan pebulu tangkis, Silvia Anggraeni, mengungkapkan kebanggaan atas adik bungsunya itu setelah melengkapi semua gelar besar dengan juara Piala Thomas. “Selamat, khususnya untuk adikku. Lengkap ya gelarnya,” katanya dalam Instagram.
Baca juga: Menanggalkan Beban Pikiran demi Merah Putih
Dengan medali juara Piala Thomas, berselang 14 tahun setelah menjadi juara dunia 2007, Hendra melengkapi semua medali emas dari ajang besar. Dia bergabung dengan idolanya, Tony Gunawan, juga pemain senior lain, yaitu Candra Wijaya, Ricky Soebagdja, Rexy Mainaky, dan Susy Susanti dengan prestasi setara.
Nama-nama itu meneruskan kejayaan bulu tangkis Indonesia melalui para legenda lainnya pada era 1970-1980-an. Meski bulu tangkis belum menjadi bagian dari cabang Olimpiade, Indonesia telah memiliki nama-nama besar yang dikenal sebagai “The Magnificent Seven” yaitu Rudy Hartono, Liem Swie King, Iie Sumirat, Christian Hadinata, Tjun Tjun, Ade Chandra, dan Johan Wahyudi.
Hendra Setiawan
Lahir : Pemalang, 25 Agustus 1984
Peringkat dunia terbaik :
- 1 (bersama Markis Kido, 27 September 2007),
- 1 (bersama Mohammad Ahsan, 21 November 2013)
Peringkat dunia saat ini : 2
Gelar juara ajang besar :
- Juara dunia 2007 (bersama Markis Kido)
- Juara Olimpiade Beijing 2008 (Markis Kido)
- Juara dunia 2013, 2015, 2019 (Mohammad Ahsan)
- Juara All England 2014, 2019 (Mohammad Ahsan)
- Juara Asian Games 2010 (Markis Kido)
- Juara Asian Games 2014 (Mohammad Ahsan)
- Juara Final BWF 2013, 2015, 2019 (Mohammad Ahsan)