Ganda putra veteran Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, belum mau gantung raket setelah gagal membawa pulang medali dari Olimpiade Tokyo. Mereka ingin terus bersaing sepanjang masih diberikan kekuatan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI dari Tokyo, Jepang
·4 menit baca
TOKYO, KOMPAS — Para ayah kebanggaan keluarga, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan, belum akan pensiun meski mereka sudah tidak lagi muda. Bahkan, jika masih diberkahi kekuatan dan mampu bersaing, mereka masih ingin tampil di Olimpiade Paris 2024.
Namun, ganda putra bulu tangkis berjuluk ”The Daddies” itu tidak ingin berangan-angan muluk. Mereka akan menjalani karier mereka selangkah demi selangkah.
”Tetap bermain, lha. Maksudnya, selama masih bisa main, ya, tetap main. Enggak (ada target umur). Selama masih kuat, ya, main saja,” ujar Hendra yang kini berusia 36 tahun, seusai laga perebutan peringkat ketiga nomor ganda putra cabang bulu tangkis Olimpiade Tokyo di mixed zone Musashino Forest Sport Plaza, Sabtu (31/7/2021).
Ahsan pun senada. ”Sama juga. Ini (atlet bulu tangkis), kan, profesi kami. Selama masih dikasih kekuatan, masih bisa bersaing, saya juga masih terus (bertanding),” ungkap Ahsan yang kini berusia 33 tahun.
Terkait apakah tidak ada permintaan dari keluarga untuk segera gantung raket, Hendra hanya tertawa geli. Sedangkan Ahsan, seperti biasa, kalem dengan senyum tipis.
”Enggak ada masalah. Main begini, kan, ada batas umurnya. Kan, nanti akan pensiun juga. Enggak mungkin sampai tua. Jadi, ada batasnya. Kami akan mencoba sampai batas di mana kami mampu,” ujar Ahsan kemudian.
Jadi, tidak tertutup peluang tampil di Olimpiade Paris 2024? ”Wah, kami enggak mau mikir yang jauh-jauh dulu,” jawab Hendra dengan cepat.
Pada Olimpiade 2016, Hendra pernah menyatakan bahwa ajang di Rio de Janeiro itu kemungkinan menjadi Olimpiade terakhirnya. ”Enggak nyangka juga, kan? Kalau dari saya, pokoknya dijalani step by step saja. Ke depan, kami coba enjoy saja, menikmati,” ujar Hendra.
”Dulu, kamienggak kepikiran bisa main di Olimpiade lagi. Bisa tampil di sini juga enggak kepikiran karena kami sempat berpisah, kan. Jadi, kami jalani saja, akhirnya bisa kembali lagi. Pokoknya, jalani saja. Sampai sejauh mana, enggak tahu,” ungkap Ahsan terkait Paris 2024.
Hendra/Ahsan tampil di Olimpiade Tokyo 2020 dan mencapai babak semifinal. Tetapi, langkah mereka ke final dihentikan oleh ganda Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-lin, yang akhirnya juara. Lee/Yang meraih medali emas dengan mengalahkan ganda China, Li Yun Jui/Liu Yu Chen, dengan skor 21-18, 21-12.
Lalu, dalam upaya meraih medali perunggu, mereka dikalahkan pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, 21-17, 17-21, 14-21. ”Di gim ketiga mereka berani pegang depan. Kami kalah di situ. Mereka berani ngadu dan dari situ mereka dapat serangan. Kami diserang, tembus,” ungkap Hendra.
Hasil itu menjadikan Hendra/Ahsan sebagai salah satu ganda putra terbaik dunia tanpa medali Olimpiade. Namun, pencapaian ”The Daddies” sejak berpasangan pada 2012 tetap mentereng, di antaranya tiga emas Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis pada 2013, 2015, 2019 dan medali emas Asian Games 2014. Mereka pun tetap bersyukur bisa berpasangan meski tidak meraih medali Olimpiade.
”Yang pasti, saya tetap bersyukur. Memang kami enggak dapat medali di Olimpiade. Namun, pencapaian kami selama ini saya rasa lumayan oke,lha. Jadi, tetap bersyukur,” kata Hendra.
”Siapa, sih, yang enggak mau medali Olimpiade? Namun, mungkin takdir kami enggak dapat di sini. Tetapi, yang patut disyukuri, kami telah diberi gelar-gelar yang lain,” ungkap Ahsan.
Perjuangan mereka tampil di Olimpiade ketiga mereka ini tidak mudah. Hendra/Ahsan, yang sempat berpisah setelah Olimpiade 2016, memulai kembali perjuangan mereka mengumpulkan poin sejak kembali berpasangan pada 2018. Mereka mampu bersaing dengan pasangan yang jauh lebih muda dan meraih tiket ke Tokyo 2020.
Kami mungkin enggak bisa memberikan medali. Akan tetapi, kami akan dukung teman-teman kami yang akan bermain besok. Semoga meraih medali emas. (Mohammad Ahsan)
Namun, perjuangan mereka bukan hanya melawan usia dan lawan-lawan yang lebih muda. Pandemi Covid-19 pun menambah tantangan untuk bisa tampil di Tokyo. ”Berat,” ujar Hendra singkat.
”Ya, banyak yang harus dilalui. Dari latihan saja sudah banyak rintangan. Juga, setiap hari dites (Covid-19) terus. Kasus di Indonesia juga banyak, terus naik. Benar-benar perjuangan. Sampai mau berangkat, luar biasa perjuangannya. Bisa sampai di sini, ya alhamdulilah,” ungkap Ahsan.
Mereka kini akan fokus memberikan dukungan kepada rekan-rekan setim di bulu tangkis yang masih memiliki peluang meraih medali, yaitu ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting.
Greysia/Apriyani akan menjalani laga final melawan ganda China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, Senin (2/8/2021). Sedangkan Anthony akan menjalani semifinal melawan tunggal putra China, Chen Long, Minggu (1/8/2021).
”Kami mungkin enggak bisa memberikan medali. Akan tetapi, kami akan dukung teman-teman kita yang akan bermain besok. Semoga meraih medali emas,” ungkap Ahsan.