Menguji Kekuatan Tim Srikandi Indonesia di Piala Uber
Kekuatan tim putri Jepang, China, dan Thailand menjadi tantangan tim Indonesia untuk berjuang pada babak perempat final Piala Uber 2021.
Memasuki babak perempat final, tim bulu tangkis putri Indonesia diimpit pesaing-pesaing kuat dari Asia. Walau demikian, masih ada peluang lolos ke babak semifinal.
Tantangan berat tim Srikandi Indonesia dalam Piala Uber 2020 mulai tampak saat menghadapi Jepang dalam pertandingan terakhir penyisihan grup A. Terbukti, Indonesia kalah telak melawan Jepang dengan skor 0-5.
Hasil itu tidak mengejutkan. Sebab, di atas kertas, pebulu tangkis putri Jepang jauh lebih unggul dibanding Indonesia. Bahkan, Jepang menjadi salah satu tim paling kuat di Piala Uber 2020.
Hal ini dapat dilihat dari peringkat pemain dua negara dalam Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Namun, perlu menjadi catatan bahwa peringkat tidak selalu menentukan kemenangan.
Pada tim Jepang, jalan kemenangan dibuka oleh Akane Yamaguchi yang menempati peringkat lima tunggal putri dunia. Di nomor pertandingan yang sama, kemenangan dilanjutkan oleh Sayaka Takahashi (peringkat 15 dunia) dan Aya Ohori (peringkat 20 dunia).
Dari nomor ganda putri, Jepang diperkuat dengan Mayu Matsumoto, Nami Matsuyama, Yuki Fukushima yang terdaftar dalam peringkat 10 besar ganda putri dunia serta Arisa Higashino yang menempati peringkat lima dunia nomor ganda campuran.
Mayu Matsumoto yang berpasangan dengan Wakana Nagahara baru saja memenangi emas All England 2021 setelah mengalahkan rekan senegaranya, Yuki Fukushima yang berpasangan dengan Sayaka Hirota.
Dengan komposisi pemain itu, Jepang menjadi tim yang sangat diwaspadai. Apalagi, melihat tren capaian Jepang pada kejuaraan Piala Uber sebelumnya, tim ”Negara Matahari Terbit” ini menduduki peringkat kedua dengan kemenangan terbanyak. Selama keikutsertaannya, Jepang meraih enam kali kemenangan. Lima kali diraih pada periode 1960-1980-an dan terakhir pada 2018.
Sementara tim putri Indonesia diperkuat Gregoria Mariska Tunjung (peringkat 21), Putri Kusuma Wardani (peringkat 136), dan Ester Nurumi Tri Wardoyo (peringkat 141 yunior) di nomor tunggal putri. Satu lagi pemain tunggal putri yang diandalkan, Nandini Putri Arumni (peringkat 557), terpaksa tidak dapat mengikuti pertandingan Piala Uber karena cedera. Di nomor ganda putri, Indonesia menaruh harapan pada Ribka Sugiarto-Siti Fadia Silva Ramadhanti (peringkat 34) dan Nita Violina Marwah-Putri Syaikah (peringkat 52).
Pasangan Greysia Polii-Apriyani Rahayu (peringkat 6) tidak diturunkan saat melawan Jepang. Ini menjadi bagian dari strategi Indonesia dalam proses regenerasi sektor ganda putri.
Meskipun kalah dari Jepang, Indonesia tetap lolos ke babak perempat final sebagai runner-up grup. Sebelumnya, Indonesia berhasil memukul telak Jerman dan Perancis dengan skor 4-1.
Kendati demikian, kekalahan telak dari Jepang menjadi peringatan bagi Indonesia dalam menghadapi lawan-lawan lainnya di babak selanjutnya. Setidaknya, di perempat final, Indonesia harus menghadapi Thailand, runner-up Piala Uber 2018. Jika lolos, Indonesia diperkirakan akan berjumpa dengan tim kuat China atau Taiwan.
Dominasi China
Di antara tim pesaing, China paling diwaspadai. China telah dipastikan maju ke perempat final Piala Uber 2020 setelah menjadi juara Grup D. Pada kejuaraan ini, tim China menempatkan komposisi pemain hampir sama dengan skuad Piala Sudirman 2021 yang menjadi kekuatan China dalam kompetisi tersebut.
Pada tunggal putri, China mengandalkan Chen Yu Fei, He Bing Jiao, dan Wang Zhiyi. Chen Yu Fei merupakan pemain andalan China yang menempati peringkat dua dunia menurut BWF. Pada Olimpiade Tokyo 2021, Yu Fei berhasil merebut emas setelah mengalahkan pebulu tangkis peringkat pertama dunia Tai Tzu Ying dari Taiwan.
Bing Jiao yang menempati peringkat sembilan dunia merupakan juara tunggal putri Malaysia Master 2020. Sementara Zhiyi dengan peringkat 18 dunia pernah menjuarai Austria Open 2019 dan Youth Olympic Games 2018.
Di nomor ganda putri, pemain langganan juara, seperti Chen Qingchen, Jia Yifan, Li Wenmei, Zheng Yu, Liu Xuanxuan, Xia Yuting, dan Huang Dongping, masuk memperkuat tim China. Chen Qingchen/Jia Yifan, peraih medali perak pada Olimpiade Tokyo 2020, merupakan lawan Greysia Polii/Apriyani Rahayu di partai final. Mereka menempati peringkat dua dunia dan pernah menjuarai All England 2019.
Li Wenmei yang berpasangan dengan Zheng Yu juga tidak kalah kuat. Mereka menjuarai Malaysia Masters 2020. Liu Xuancuan/Xia Yuting dengan peringkat 21 dunia pernah menjuarai World Junior Championship 2018. Terakhir, Huang Doping adalah pebulu tangkis ganda campuran yang meraih emas Olimpiade Tokyo 2020.
Dengan komposisi kuat dan merata itu, China sangat berpeluang meraih kembali Piala Uber yang sempat didominasi ”Negeri Tirai Bambu” itu. Menilik ke belakang, tim putri China memang memiliki sejarah panjang sebagai pemenang Piala Uber.
Selama keikutsertaannya, China berhasil menjuarai 14 kali. Bahkan, kemenangan tersebut diraih secara beruntun selama kejuaraan berlangsung sejak 1984 hingga 2016, kecuali pada kejuaraan 1996.
Kombinasi antara komposisi tim kuat dan sejarah kemenangan beruntun tim semakin meneguhkan para pebulu tangkis putri China untuk berjuang keras demi menjadi tim putri terkuat dunia. Akan tetapi, semakin kuat dan berkualitasnya pebulu tangkis negara lain tidak dapat diremehkan.
Bintang baru
Sebagai contoh, tim putri Thailand dalam beberapa tahun terakhir semakin bersinar. Pada Piala Uber terakhir, yaitu 2018, Thailand mampu menembus babak final meskipun tidak menjadi juara. Tim ”Negara Gajah Putih” saat itu juga menyingkirkan tim Indonesia pada perempat final dengan skor 3-2.
Saat itu Thailand diperkuat andalan tunggal putri Ratchanok Intanon, Nitchaon Jindapol, dan Busanan Ongbamrungphan. Di nomor ganda putri ada pasangan Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai dan Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai.
Mayoritas skuad Thailand tersebut kembali membela negaranya di Piala Uber 2020, kecuali Nitchaon Jindapol yang absen karena cedera. Ratchanok Intanon, pebulu tangkis peringkat enam dunia, belum dapat dipastikan tampil karena kondisi mental yang masih rentan setelah kepergian ibunda.
Pada pertandingan penyisihan grup, dua andalan tunggal putri ini digantikan Pornpawee Chocunwong dan Phittayapirn Chaiwan. Meski demikian, tim putri Thailand berhasil menang dalam tiga kali pertandingan penyisihan Grup B dan menjadi juara grup. Dengan hasil itu, Thailand dipastikan maju ke perempat final dan menjadi lawan berat Indonesia.
Masih tertinggal
Gambaran kekuatan tim putri Jepang, China, dan Thailand saja sudah menunjukkan beratnya tantangan tim Indonesia pada babak perempat final. Meskipun peluangnya kecil, tantangan ini kiranya menjadi bahan bakar untuk menggerakan semangat, strategi, dan kerja sama lebih keras untuk tampil maksimal. Tidak muluk-muluk, targetnya bisa lolos ke semifinal.
Syukur-syukur jika bisa menjadi juara. Ini menjadi harapan terbesar lebih dari dua dekade keikutsertaan Indonesia di Piala Uber.
Jika lolos ke babak semifinal, Indonesia diperkirakan berjumpa dengan tim kuat China
Terakhir, Indonesia berhasil membawa pulang Piala Uber pada 1996. Sebelumnya, pernah juga menjadi juara pada 1975 dan 1994. Tiga kemenangan tersebut adalah prestasi tertinggi dari sepuluh kali final yang berhasil dicapai Indonesia. Artinya, tujuh kali Indonesia menjadi runner up, terakhir terjadi pada 2008.
Gambaran pertandingan dan komposisi tim pesaing Indonesia dalam Piala Uber 2020 itu juga memperlihatkan posisi Indonesia dalam peta kekuatan bulu tangkis dunia, minimal dalam wilayah Asia.
Baca juga: Lawan Berat Sejak Penyisihan Grup Piala Uber
Dari peringkat dan distribusi kekuatan, mau tidak mau harus diakui bahwa tim putri Indonesia masih tertinggal. Hanya Gregoria Mariska Tanjung dan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang menempati peringkat 30 besar dunia.
Dengan demikian, setidaknya menjadi jelas bahwa masih banyak pekerjaan rumah Indonesia untuk membina atlet-atlet bulu tangkis putri Indonesia agar dapat bersaing dengan pebulu tangkis negara lain. Sisi positifnya, Piala Uber kali ini memberi kesempatan bagi pemain-pemain muda untuk mencari pengalaman dan mengasah kemampuannya demi bersaing dengan pebulu tangkis negara lain. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Bangkitkan kembali Motivasi Tim Thomas-Uber