Pelari Lalu Muhammad Zohri seolah menjalani latihan dalam babak penyisihan lari 100 meter PON Papua 2021. Dia berlari sangat rileks, tetapi tidak ada yang mampu menyaingi. Dirinya pun finis pertama dengan senyum merekah.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·3 menit baca
TIMIKA, KOMPAS — Pelari putra asal NTB sekaligus andalan Indonesia, Lalu Muhammad Zohri, sangat menikmati perlombaan babak penyisihan lari 100 meter Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 di Stadion Atletik Kompleks Olahraga Mimika, kota Timika, Kabupaten Mimika, Rabu (6/10/2021). Seolah tanpa beban, pelari berusia 21 tahun itu finis pertama dengan senyum lebar di depan pelari lain yang tampak bersusah payah untuk mengimbanginya.
Di penyisihan ini, saya memang tidak ngotot. Saya coba atur energi karena saya ikut banyak perlombaan di sini. Sehabis lari 100 meter ini (penyisihan dan final), saya masih harus tampil di lari 200 meter dan lari estafet 4 x 100 meter. (Lalu Muhammad Zohri)
”Di penyisihan ini, saya memang tidak ngotot. Saya coba atur energi karena saya ikut banyak perlombaan di sini. Sehabis lari 100 meter ini (penyisihan dan final), saya masih harus tampil di lari 200 meter dan lari estafet 4 x 100 meter. Kalau sudah ngotot sekarang, takutnya saya tidak bisa maksimal lagi di nomor yang lain,” ujar Zohri yang baru kali ini berpartisipasi di PON.
Zohri yang tampil di heat pertama bersaing dengan enam pelari lainnya. Sejak start dimulai, atlet kelahiran Lombok Utara, NTB itu langsung melesat memimpi perlombaan. Namun, dia berlari tanpa tekanan berarti sehingga terus memimpin hingga finis.
Zohri akhirnya finis pertama dengan waktu 10,57 detik. Di urutan kedua, pelari Jawa Timur, Mochammad Bisma Diwa Abina, dengan waktu 10,66 detik. Pelari Jawa Tengah, Adith Rico Pradana, finis ketiga dengan 10,73 detik.
Catatan waktu Zohri kali ini jauh di bawah capaiannya saat finis kelima dengan 10,26 detik di heat keempat Olimpiade Tokyo pada 31 Juli kemarin. Catatan itu juga jauh di bawah rekor terbaiknya sekaligus rekor nasional dengan 10,03 detik ketika meraih perunggu Seiko Golden Grand Prix 2019 di Osaka, Jepang.
Zohri mengatakan, dirinya tidak terlalu ngotot untuk memecahkan rekor tersebut. ”Di PON ini, saya coba cari aman untuk merebut emas dan menembus persyaratan waktu 10,50 detik untuk tampil di Kejuaraan Dunia 2022 (yang dijadwalkan berlangsung di Eugene, Amerika Serikat, 15-24 Juli tahun depan),” ujarnya.
Dengan hasil itu, Zohri menjadi yang terbaik di babak penyisihan yang total diikuti oleh 21 pelari dalam tiga heat. Catatan waktu Zohri cuma bisa didekati oleh pelari DKI Jakarta sekaligus rekannya di pelatnas, Wahyu Setiawan yang finis pertama dengan 10,59 detik pada heat kedua.
Kembalinya anak hilang
Sementara itu, babak penyisihan menjadi panggung kembalinya anak hilang, Eko Rimbawan. Pelari Kalimantan Tengah yang menjadi anggota estafet 4 x 100 meter Indonesia tatkala meraih perak Asian Games 2018 Jakarta-Palembang ini menjadi penghuni tetap pemuatan latihan nasional atletik di Stadion Madya Senayan, Jakarta.
Namun, setelah membela Indonesia di SEA Games Filipina 2019, Eko tidak lagi berada di pelatnas. Nama atlet asal Sukamara, Kalteng, ini seolah menghilang dari peredaran dan kian tenggelam karena tidak ada kejuaraan level nasional selama pandemi Covid-19.
Eko sehabis lomba mengungkapkan, dirinya nyaris pensiun sebagai atlet di awal-awal pandemi. Atlet kelahiran 29 Juli 1995 ini mengalami puncak kejenuhan karena program latihan kacau dan tidak ada kejuaraan yang bisa diikuti.
Bahkan, sepanjang 2020, Eko memilih tidak latihan sama sekali. Dia baru mulai lagi latihan pada April karena orang-orang di sekitarnya terus menyuntikkan semangat agar dia meneruskan kariernya.
”Perjuangan saya berat sekali untuk bisa kembali berlomba seperti ini. Saya coba terus menyemangati diri sendiri. Saya buat misi untuk bisa balik ke pelatnas dan ikut SEA Games (Vietnam tahun depan) dari PON kedua saya ini,” ungkap Eko yang belum bisa membawa pulang medali dalam PON pertamanya di Jawa Barat 2016.
Di babak penyisihan, aksi Eko tidak terlalu mengecewakan. Dia finis pertama heat ketiga dengan 10,74 detik. Secara keseluruhan, catatannya itu menjadi yang terbaik keenam dari total 21 pelari yang ada di tiga heat.