Kendala persiapan membuat Jawa Timur bersikap realistis untuk mengejar juara umum PON Papua 2021. Jatim berharap pada sejumlah cabang olahraga andalan untuk menjaga dominasi medali emas.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Meskipun menargetkan kenaikan perolehan emas dibandingkan pada Pekan Olahraga Jawa Barat 2016, kontingen Jawa Timur bersikap realistis pada keikutsertaan di PON Papua 2021, terutama untuk bertahan di posisi empat besar. Ketiadaan kompetisi level nasional dan internasional mengakibatkan mayoritas atlet Jatim kehilangan suasana pertandingan yang dibutuhkan untuk mengejar prestasi.
Di Papua, Jatim menargetkan 136 medali emas. Jumlah itu meningkat daripada 132 emas yang diraih pada PON Jabar 2016. Dengan hasil itu, Jatim menduduki peringkat kedua, hanya tertinggal dari tuan rumah Jabar.
Namun, hingga dua pekan PON Papua berlangsung, Jatim masih keteteran untuk mengejar perolehan medali DKI Jakarta, Jawa Barat, dan tuan rumah Papua. Hingga Selasa (5/10/2021) pukul 20.30 WIT, Jatim masih bertengger di posisi keempat dengan koleksi 79 medali, yang terdiri dari 27 medali emas, 28 perak, dan 24 perunggu. Adapun DKI Jakarta telah mengantongi 41 emas, Jabar dengan 33 emas, serta Papua memperoleh 32 emas.
Ketua KONI Jatim Erlangga Satriagung mengakui, kontingennya gagal memenuhi target di beberapa cabang olahraga, seperti sepatu roda, dayung, dan judo. Ia mencontohkan, Jatim hanya mendapatkan dua medali emas, tiga perak, dan dua perunggu dari sepatu roda. Padahal, Jatim menargetkan empat emas.
”Di masa pandemi Covid-19 kami buta dengan peta kekuatan seluruh cabang karena tidak ada pertandingan di level nasional atau internasional. Kehilangan banyak medali emas di tiga cabang itu adalah risiko karena kami tidak bisa melihat kekuatan lawan dalam 1,5 tahun terakhir,” kata Erlangga saat mendampingi kontingen Jatim di Jayapura, Minggu (3/10/2021).
Meski begitu, Jatim masih punya sejumlah cabang andalan, seperti wushu, panjat tebing, dan tenis. Jatim memastikan juara umum wushu dengan enam medali emas. Panjat tebing telah menyumbangkan empat emas. Tenis juga menjaga harapan memenuhi target enam emas setelah menyapu bersih emas dari beregu putra dan putri.
Aldila Sutjiadi, petenis putri Jatim, bisa tersenyum lebar di tengah rasa lelah yang menghinggapinya seusai memastikan emas dari beregu putri, Minggu malam. Jatim dipaksa bermain tiga laga oleh DKI Jakarta dan membutuhkan waktu sekitar 8,5 jam untuk mempertahankan emas nomor tersebut. Aldila, ratu tenis Indonesia saat ini, adalah unggulan pertama di nomor tunggal dan ganda campuran, sekaligus harapan terbesar Jatim untuk menjaga dominasi di tenis.
”Saya berambisi mempertahankan prestasi di PON sebelumnya dengan tiga emas. Saya akan berjuang maksimal untuk merebut emas di dua nomor, tunggal dan ganda campuran,” kata Aldila, peraih emas ganda campuran di Asian Games Indonesia 2018 berpasangan dengan Christopher Rungkat.
Kehilangan banyak medali emas di tiga cabang itu adalah risiko karena kami tidak bisa melihat kekuatan lawan dalam 1,5 tahun terakhir.
Di luar cabang tradisi penyumbang emas, Jatim juga menaruh asa untuk kembali membawa pulang emas dari cabang populer, yaitu sepak bola. Jatim yang dilatih oleh pelatih senior Rudy Weelljam Keltjes merupakan salah satu tim yang tampil tanpa cela di fase grup untuk melaju ke babak enam besar. Jatim selalu menang dan tidak kebobolan di tiga laga fase penyisihan.
Dukungan bonek juga selalu hadir di setiap pertandingan Jatim. Para pendukung meneriakkan yel-yel untuk menyemangati Rizki Dwi Pangestu dan kawan-kawan berjibaku di atas lapangan hijau.
”Dari kekuatan dan persiapan, saingan terberat kami adalah Papua. Tetapi, saya ingatkan kepada pemain untuk tidak meremehkan satu pun lawan di babak enam besar,” kata Rudy yang menyumbang emas untuk Kalimantan Timur di PON Riau 2012.
Di tengah masa persiapan yang kurang optimal dalam satu tahun terakhir, Erlangga pun optimistis Jatim menjadi salah satu dari empat tim yang akan bersaing sengit untuk memperoleh medali emas terbanyak di PON Papua bersama DKI Jakarta, Jabar, dan Papua.
”Saat ini masih terlalu dini untuk memprediksi juara umum. Kami masih punya cabang andalan yang diharapkan mendongkrak perolehan medali dalam beberapa hari ke depan,” ucap Erlangga yang setiap hari selalu hadir di arena laga atlet Jatim.
Adapun Jatim baru dua kali merebut juara umum PON. Capaian itu diperoleh saat menjadi tuan rumah PON 2000 dan di PON Kaltim 2008.
Bonus menanti
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap seluruh atlet Jatim bisa memenuhi target 136 emas. Khofifah mengatakan, persaingan di setiap pertandingan selalu dinamis, apalagi banyak faktor nonteknis di masa pandemi Covid-19 saat ini. Namun, ia berharap seluruh atlet itu bisa tampil maksimal demi menghadirkan kebanggaan bagi masyarakat Jatim.
”KONI Jatim telah mempresentasikan cabang dan nomor andalan peraih medali. Kami berharap dan berdoa agar target itu bisa tercapai,” kata Khofifah.
Untuk menyemangati atlet, Khofifah telah menyiapkan bonus uang tampil yang diberikan kepada atlet yang sukses memperoleh medali emas. Jumlah uang penampilan berkisar Rp 10 juta hingga Rp 30 juta, tergantung jumlah atlet peraih emas. Uang itu pun langsung diberikan sebelum atlet dikalungi medali emas.
Selain bonus tampil, Khofifah juga telah mencanangkan pemberian bonus kepada seluruh peraih medali di PON Papua. Dana itu akan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2022.