Jabar memang terlihat jauh dari gelar juara umum hingga PON Papua berlangsung setengah jalan. Namun, sang juara bertahan masih punya banyak senjata pada paruh kedua penyelenggaraan.
Oleh
KELVIN HIANUSA/ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
Setelah menyelesaikan lomba di Teluk Youtefa, Andri Agus Mulyana (26) berjalan dengan gairah ke area istirahat. Wajahnya cerah menyambut ucapan selamat dari rekan dan lawan. Senyumnya tak kalah bersinar dari sengatan terik matahari siang itu.
Atlet Jawa Barat ini begitu bahagia karena kembali meraih emas PON Papua 2021 dalam nomor kayak 4 putra 500 meter. Dia melengkapi raihan emas hari sebelumnya di nomor kayak 2 putra 1.000 m. Total, Andri menyumbang dua emas sekaligus untuk kontingen juara bertahan.
Dominasi Andri diikuti juga oleh rekan-rekannya. Jabar menutup perolehan cabang dayung disiplin kano, 27 September-3 Oktober, dengan total 7 emas, 3 perak, dan 3 perunggu. Mereka menguasai disiplin kano yang menyediakan 16 emas.
Dengan kekuatan mayoritas anggota pemusatan latihan nasional di Pangalengan, mereka mengulangi kisah sukses di PON Jabar 2016 (8 emas, 2 perak, 3 perunggu). Bahkan, udara dan matahari terik di Teluk Youtefa pun tidak mampu mengusik dominasi tim ”Tanah Pasundan”.
”Sejauh ini, prestasi dayung di PON Papua sudah sesuai target. Semoga nomor-nomor andalan lainnya tetap optimal agar bisa membantu Jabar menjadi juara umum PON,” ujar Andri dengan semangat.
Meskipun kembali merajai disiplin kano, Jabar masih belum terangkat dalam jajaran perolehan medali sementara. Mereka masih berada di peringkat ketiga dengan 29 emas, 26 perak, 35 perunggu pada klasemen hingga pukul 19.30 WIT, tertinggal dari DKI Jakarta dan tuan rumah Papua.
Capaian ini sama sekali belum menunjukkan dominasi Jabar. Apalagi, seperti disampaikan Gubernur Ridwan Kamil, target mereka adalah juara umum. Jabar ingin mempertahankan hasil yang diperoleh saat menjadi tuan rumah PON 2015, dengan 217 emas, 157 perak, dan 157 perunggu.
Namun, Ketua Satuan Pelaksana KONI Jabar Yunyun Yudiana berkata, target juara umum masih sangat realistis. Tim Jabar masih mungkin mencapai target 164 emas dari total 681 emas.
”Kan, belum semua main. Jadwal pada awal ini lebih condong ke Papua dan DKI. Setelah 6 Oktober baru ada persaingan, cabang andalan kami muncul. Ada atletik dan renang, termasuk sekarang masih berlangsung dayung dan taekwondo,” kata Yunyun saat dihubungi.
Dayung masih menyisakan disiplin rowing dan perahu naga. Sementara itu, atletik baru bergulir pada 5-14 Oktober dan renang pada 9-14 Oktober. Adapun taekwondo masih akan menyisakan satu hari lomba, Selasa.
Sejauh ini, prestasi dayung di PON Papua sudah sesuai target. Semoga nomor-nomor andalan lainnya tetap optimal agar bisa membantu Jabar menjadi juara umum PON.
Pelatih nasional rowing M Hadris memperkirakan hadirnya hujan emas dari Jabar dalam disiplin rowing. Total 15 emas akan diperebutkan pada 4-8 Oktober di Teluk Youtefa.
”Lawan yang terberat sekarang Jabar. Karena semua itu didikan di pelatnas. Jabar itu mayoritas anak pelatnas. Mereka punya kans medali emas di hampir semua nomor rowing. Tim lain hanya berharap keajaiban, yang kadang terjadi di PON,” tutur Hadris, yang menjadi pelatih Sulawesi Utara dalam PON Papua 2021 ini.
Menurut Hadris, jarak antara pemain pelatnas dan daerah cukup jauh. Atlet nasional ditunjang dengan alat latihan berstandar Olimpiade. Alat itu dibeli dari luar negeri. ”Karena itu, sepengamatan saya, mereka masih mendominasi dari kano dan rowing,” tambahnya.
Tak hanya di cabang unggulan, Jabar juga berharap kejutan dari cabang lain. Salah satu kejutan besar itu terjadi di polo air. Tim putra Jabar sukses mengalahkan unggulan sekaligus juara bertahan, tim DKI, 8-5, pada Minggu. Mereka pun meraih emas pertama setelah terakhir pada PON Jakarta 1951.
Menurut manajer tim polo air Jabar, Tendy Suwarman, fasilitas latihan mereka masih tertinggal daripada DKI. Namun, kemenangan ini membuktikan mereka tidak kalah dalam persiapan. Persiapan jangka panjang di tengah pandemi Covid-19 terbukti berdampak nyata.
”Dukungan daerah bagus, maksimal. Kalau pembinaan olahraga enggak bisa dilihat langsung. Memang harus berkelanjutan dari beberapa tahun. Selama ini sudah baik, terutama di tengah pandemi kami tetap didukung,” ujarnya.
Persiapan itu pula yang membuat Yunyun yakin dengan target juara umum. Pemerintah daerah tetap mendukung pelatda meskipun pandemi. Latihan tidak pernah terputus, seperti yang dialami kontingen daerah lain.
”Jalan terus selama pandemi karena untuk mempertahankan juara umum kami selalu support. Bahkan kami sudah mempersiapkan tim jauh sebelum pandemi. Lewat pemusatan latihan terpusat di daerah, atau mengirimkan atlet untuk bergabung ke pelatnas,” tutur Yunyun.
Mulai saat ini, pendakian Jabar menuju juara umum sekali lagi pun dimulai. Pendakian itu dilakukan saat PON sudah memasuki setengah jalan. Prestise Jabar sebagai juara bertahan sedang diuji.
Jika tidak mampu mempertahankan gelar, mereka tidak ada bedanya dengan banyak tuan rumah sebelumnya yang bisa juara karena keuntungan bermain di kota sendiri. Sukses atau gagalnya pendakian ini akan kembali lagi terhadap keseriusan persiapan dalam lima tahun terakhir. Sebab, dalam olahraga, prestasi hampir tidak pernah mengkhianati kerja keras yang telah dilakukan.