Sesuai prediksi Komite Olahraga Nasional Indonesia Provinsi Papua bahwa dayung menjadi salah satu cabor unggulan.
Oleh
Fabio Maria Lopes Costa
·4 menit baca
Cuaca di Arena Dayung Teluk Youtefa, Kota Jayapura, pada Jumat (1/10/2021) sangat panas pada siang itu. Stevani Ibo, atlet dayung dari Provinsi Papua, bersama lima atlet lainnya telah bersiap dengan kayaknya dalam final nomor pertandingan Kayak Putri 1 jarak 200 meter.
Tepat pukul 10.45 WIT, lomba pun dimulai. Stevani memacu kayaknya dan dalam sekejap melesat meninggalkan lima atlet lainnya. Ia tampil dominan dan meraih medali emas dengan catatan waktu 42,486 detik.
Sementara atlet asal Riau, Raudani Fitra, harus puas meraih medali perak dengan catatan waktu 44,764 detik. Atlet asal Jawa Barat, Riana Yulistrian, meraih medali perunggu dengan catatan waktu 45,624 detik.
Total Stevani menyumbangkan dua medali emas dari kayak 1-200 meter dan kayak 1-500 meter dari total tiga medali emas yang diraih kontingen Papua dari cabor dayung. Hal ini sesuai prediksi Komite Olahraga Nasional Indonesia Provinsi Papua bahwa dayung menjadi salah satu cabor unggulan.
”Berkat kerja keras selama latihan, saya berhasil membuktikan Papua juga unggulan di cabor dayung. Mudah-mudahan saya kembali meraih emas dalam beberapa nomor pertandingan terakhir,” kata Stevani.
Ketua Pengurus Daerah Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Papua Jansen Monim mengatakan, raihan tiga medali emas sudah diprediksi dari awal karena keunggulan atlet Papua di nomor pertandingan tersebut. Jansen pun menargetkan lima medali emas dalam PON Papua 2021.
”Masih tersisa tiga nomor pertandingan yang diikuti Papua. Apabila meraih emas di tiga nomor tersebut, berarti cabor dayung melebihi target emas yang telah ditetapkan PODSI Papua,” kata Jansen.
Selain dayung, cabor sepatu roda juga telah mencetak prestasi dalam PON Papua 2021 dengan raihan delapan medali emas. Padahal, Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Perserosi) Papua hanya menargetkan atletnya meraih empat medali emas.
”Cabor sepatu roda Papua meraih delapan emas, dua perak dan tiga medali perunggu. Sumbangan 13 medali ini menunjukkan Papua merupakan salah satu unggulan cabor sepatu roda dalam PON kali ini,” tutur Sekretaris Umum KONI Papua, Kenius Kogoya.
Ia memaparkan, Papua telah mendapatkan 17 medali emas dari tujuh cabor ataupun nomor pertandingan (kriket, terbang layang, sepatu roda, panjat tebing, dayung, judo, gantole), hingga Jumat. Masih terdapat sekitar 10 cabor ataupun nomor unggulan yang ditargetkan menyumbangkan medali emas untuk Papua, antara lain atletik dari nomor lempar lembing, sepak bola, tinju, muaythai, dan angkat besi.
”Kami optimistis Papua bisa menembus peringkat lima besar. Sebab, penampilan para atlet Papua yang luar biasa di kampung halamannya sendiri,” tegas Kenius.
Ketua Kontingen PON XX Provinsi Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri mengatakan, dirinya mewakili masyarakat Papua sangat bersyukur dengan perolehan medali emas yang terus bertambah untuk Papua.
”Kami berharap para atlet sebagai duta Provinsi Papua terus berjuang dengan maksimal untuk meraih emas medali hingga penyelenggaraan PON XX tuntas,” harap Mathius.
Ia pun menyatakan, Kontingen Papua sebagai tuan rumah siap meraih target prestasi lima besar dalam PON XX Papua. Target tersebut menjadi amanah dan janji kontingen Papua bagi seluruh masyarakat Papua.
Target 84 emas
Total sebanyak 58 disiplin olahraga yang diikuti kontingen PON Papua. Jumlah atlet Kontingen Papua sebanyak 945 orang, sedangkan pelatih dan asisten pelatih berjumlah 234 orang, serta ofisial berjumlah 348 orang.
Prestasi yang ditargetkan Kontingen Provinsi Papua dalam PON XX sebanyak 84 medali emas. Target 84 emas diharapkan datang dari 295 atlet-atlet unggulan dari Provinsi Papua.
Pada perhelatan PON XIX 2016 di Jawa Barat, Provinsi Papua menempati peringkat ke-8 dengan perolehan 17 medali emas, 19 perak, dan 32 perunggu.
Dominggus Mampioper, pengamat olahraga Papua, berpendapat, peluang Papua meraih 84 medali emas tidak besar. Sebab, penampilan atlet dari DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat yang masih dominan di setiap perhelatan PON.
”Prediksi saya Papua hanya unggul di 15 cabor. Sebab, minimnya pembinaan atlet di tingkat provinsi hingga kabupaten. Seharusnya pemda setempat rutin melaksanakan ajang kompetisi olahraga di tingkat provinsi minimal dua tahun sekali,” tutur Dominggus.
Sampai Sabtu (2/10/2021), Papua berada di peringkat kedua perolehan medali sementara PON dengan total 35 medali terdiri dari 17 emas, 5 perak, dan 13 perunggu. Adapun DKI Jakarta berada di puncak perolehan medali sementara dengan 63 medali terdiri dari 28 emas, 15 perak, dan 20 perunggu. Jawa Barat meraih peringkat ketiga dengan total 51 medali terdiri dari 11 emas, 15 perak, dan 25 perunggu.
Perolehan medali masih sangat dinamis, apalagi PON Papua masih akan berlangsung hingga 15 Oktober. Setiap kontingen berjuang keras mendulang medali sebanyak-banyaknya.
Sebelumnya, kontingen Papua sempat memimpin perolehan medali pada Senin (27/9), sebelum PON Papua resmi dibuka pada Sabtu kemarin. Papua langsung melesat dengan meraup 6 emas, 1 perak, dan 1 perunggu ketika sebagian besar kontingen lain belum mendapatkan medali sama sekali. Pertandingan pertama telah dimulai sejak Rabu (22/9/2021), yaitu cabang sofbol putra.
PON baru saja dibuka, perjuangan masih panjang. Asa Papua mencapai lima besar masih terbuka. Torang bisa!