Persaingan yang semakin sengit mulai delapan besar Piala Sudirman membutuhkan dukungan pemain tunggal. Kegagalan meraih poin lawan Kanada dan Denmark perlu menjadi pelajaran.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
VANTAA, KAMIS - Pada kemenangan di dua laga terakhir penyisihan grup kejuaraan bulu tangkis Piala Sudirman, Indonesia selalu kehilangan angka dari nomor tunggal. Memasuki perempat final, Jumat (1/10/2021), Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan harus meningkatkan level permainan mereka.
Dari tiga pertandingan Grup C di Energia Areena, Vantaa, Finlandia, kemenangan 5-0 hanya didapat atas Rusia pada pertandingan pertama. Setelah itu, Jonatan Christie dan Ester Nurumi Tri Wardoyo kalah ketika Indonesia mengalahkan Kanada, 3-2.
Anthony dan Putri Kusuma Wardani juga harus mengakui keunggulan lawan, yang kali ini lebih seimbang, saat Indonesia bertemu Denmark pada perebutan juara Grup C. Indonesia menang juga dengan skor 3-2.
Nomor ganda memang menjadi andalan Tim ”Merah Putih” meraih kemenangan dalam setiap laga Piala Sudirman. Namun, tanpa dukungan nomor tunggal yang bisa diandalkan meraih poin, situasi menjadi riskan ketika persaingan memasuki babak gugur. Dengan dua pemain peringkat 10 besar dunia, tunggal putra seharusnya bisa menyumbangkan angka.
Dengan status juara Grup C, Indonesia berhadapan dengan salah satu peringkat kedua grup lain yang ditentukan berdasarkan undian pada Kamis, lewat tengah malam WIB. Undian digelar seusai pertandingan penyisihan Grup B dan D.
Anthony, Jonatan, atau Shesar Hiren Rushtavito akan bertemu tiga tunggal putra dalam tiga babak tersisa, jika bisa melaju hingga final. Pemain yang berpeluang dihadapi adalah Chou Tien Chen (Taiwan), Kunlavut Vitidsarn (Thailand), Lee Zii Jia (Malaysia), Heo Kwang-hee (Korea Selatan), dan Shi Yuqi (China). Selain itu, ada pula pemain peringkat 1-3 dunia, Kento Momota (Jepang), Viktor Axelsen, dan Anders Antonsen (Denmark).
Dibandingkan dengan persaingan tunggal putri, yang terbilang timpang antara pemain 10 besar dunia dan selebihnya, persaingan tunggal putra tak mengenal posisi peringkat dunia. Heo, yang berperingkat ke-34, membuat kejutan ketika menyingkirkan Momota pada penyisihan grup Olimpiade Tokyo 2020. Dia juga mengalahkan Chou, 15-21, 21-11, 21-17, ketika Korea Selatan memastikan juara Grup B dengan mengalahkan Taiwan.
Di tim Thailand, Vitidsarn (20), selalu menang dalam dua pertandingan. Salah satu kemenangan didapat atas Shi Yuqi, meski Thailand kalah 2-3 dari China dalam perebutan juara Grup A, Rabu malam.
Dengan tekanan yang akan terasa lebih besar, siapapun yang akan diturunkan Indonesia pada perempat final harus tampil dalam level tinggi. Dari penampilan Jonatan dan Anthony dua laga terakhir penyisihan grup, pelatih tunggal putra Indonesia Hendry Saputra Ho menyebutkan beberapa faktor yang harus ditingkatkan.
”Mereka harus lebih fokus bermain berdasarkan strategi yang direncanakan. Dalam dua laga terakhir, keduanya terlihat kurang percaya diri dan berani. Kesalahan-kesalahan fatal yang merugikan sendiri juga banyak dibuat hingga memengaruhi keyakinan,” tutur Hendry.
Hal lain yang juga harus diantisipasi adalah stamina. Ini karena pertandingan akan semakin berat, hingga membutuhkan stamina prima untuk menjalaninya.
Setelah kekalahan Anthony dari Antonsen, 9-21, 15-21, Rabu, Hendry menyatakan keyakinannya, tunggal putra peringkat ke-5 dunia itu akan lebih siap dalam laga berikutnya.
Pada nomor tunggal putri, Gregoria berpeluang menyumbang kemenangan jika bertemu pemain yang pernah dikalahkannya. Dari skuad tersisa, Gregoria unggul statistik pertemuan dari dua tunggal putri Thailand, Pornpawee Chochuwong (1-0) dan Busanan Ongbamrungphan (4-2). Adapun melawan Pai Yu Po (Taiwan) dan Kisona Selvaduray (Malaysia), mereka berbagi angka, 1-1.
Mereka harus lebih fokus bermain berdasarkan strategi yang direncanakan. Dalam dua laga terakhir, keduanya terlihat kurang percaya diri dan berani.
Namun, situasi akan sulit jika bertemu Korea Selatan, Jepang, atau China. Korea Selatan memiliki pemain muda berperingkat kedelapan dunia, An Se Young, Jepang diperkuat Akane Yamaguchi dan Nozomi Okuhara. China mengandalkan perain medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Chen Yufei.
Ganda konsisten
Sementara itu, pemain ganda memperlihatkan konsistensi penampilan dengan tidak kehilangan satu set pun pada tiga pertandingan. Tiga wakil di antara mereka telah diturunkan dalam dua laga, yaitu Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, dan peraih emas Tokyo 2020, Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Pelatih ganda putri Eng Hian pun bangga dengan sikap Greysia/Apriyani yang tetap menjalankan tanggung jawab dengan baik untuk tim, meski telah menjadi juara Olimpiade.
”Greysia/Apriyani tetap membumi. Mereka tidak menganggap diri juara Olimpiade. Mereka pun bisa tampil maksimal, setiap dimainkan,” ujar Eng Hian.
Melawan Kanada dan Denmark, ganda putri peringkat keenam dunia itu menjadi penyelamat Indonesia dari kekalahan. Mereka selalu tampil pada partai keempat setelah Indonesia tertinggal 1-2, lalu menang hingga menyamakan skor menjadi 2-2. Kepastian kemenangan pada dua pertandingan itu ditentukan pemain-pemain ganda campuran.
"Kami memiliki motivasi tidak mau kalah, motivasi untuk diri sendiri dan tim. Kami selalu ingin menyumbang poin bagi Indonesia, apalagi, ini bisa jadi penampilan terakhir saya di Piala Sudirman. Itulah yang membuat kami bisa menang,” ujar Greysia.