Tim Indonesia mengambil risiko dengan mengubah total formasi pemain melawan Kanada. Indonesia pun kehilangan dua poin di nomor tunggal setelah Ester Nurumi Tri Wardoyo dan Jonatan Christie menyerah dalam laga tiga gim.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
VANTAA, SENIN - Mengubah formasi tim menjadi bagian tak terpisahkan dari kejuaraan bulu tangkis beregu, terutama di kejuaraan dunia beregu campuran Piala Sudirman. Meski dilakukan dengan pertimbangan matang dan dengan tujuan menang, selalu ada risiko ketika rotasi dilakukan.
Perubahan itu dilakukan Indonesia pada semua nomor ketika menjalani pertandingan kedua dalam persaingan Grup C. Melawan Kanada di Energia Areena, Vantaa, Finlandia, Senin (27/9/2021), skuad ”Merah Putih” menurunkan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Jonatan Christie, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, hingga pemain yunior, Ester Nurumi Tri Wardoyo.
Susunan tersebut berbeda dengan pemain yang diturunkan ketika Indonesia mengalahkan Federasi Bulu Tangkis Rusia (NBFR), 5-0, sehari sebelumnya. Pada laga ini, Indonesia mengandalkan pemain terbaik pada empat nomor, yaitu Anthony Sinisuka Ginting, Gregoria Mariska Tunjung, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Hanya ganda putri yang menukar posisi Greysia/Apriyani dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto.
Kecuali Greysia/Apriyani, pemain lain yang diturunkan saat melawan Kanada adalah pemain pelapis. Kekuatan Kanada yang berada di bawah NBFR menjadi salah satu pertimbangan utama untuk merotasi pemain. Apalagi, Kanada hanya membawa enam pemain ke Vantaa.
”Kami memberi kesempatan pada pemain lain untuk bertanding, tetapi tetap dengan pertimbangan yang matang. Semuanya sudah diperhitungkan,” ujar Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky sebelum laga Indonesia-Kanada berlangsung.
Faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah menyiapkan pemain untuk persaingan yang semakin berat, salah satunya melawan Denmark, lawan terberat pada Grup C. Pertandingan tersebut akan berlangsung Rabu.
”Tanpa menganggap enteng Kanada, kami harus melihat ke depan untuk melawan Denmark dan pertandingan lain. Dari dua pertandingan melawan NBFR dan Kanada, bisa dilihat siapa saja yang bisa diturunkan untuk pertandingan berikut,” lanjut Rionny.
Mengubah formasi dalam kejuaraan beregu, apalagi ketika persaingan masih berlangsung dalam babak penyisihan grup lumrah dilakukan. Ini menjadi bagian dari pencarian ”the winning team” untuk tampil pada babak yang lebih sulit.
Kesempatan tampil
Seperti dikatakan legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata, pemain yang akan diandalkan dalam sistem gugur mulai perempat final, terutama pemain yang belum memiliki banyak pengalaman dalam kejuaraan beregu, harus diberi kesempatan tampil dalam penyisihan grup.
Hal itu dilakukan agar mereka bisa merasakan suasana kompetisi pada persaingan dalam level yang lebih tinggi.
Denmark juga mengubah formasi ketika melawan NBFR dibandingkan saat mengalahkan Kanada, 5-0. Peraih emas tunggal putra Olimpiade Tokyo 2020, Viktor Axelsen, yang semula disimpan, kali ini diturunkan. Demikian pula dengan ganda campuran terbaik, Mathias Christiansen/Alexandra Boeje.
Meski telah melalui pertimbangan matang, selalu ada risiko yang harus ditanggung ketika perubahan dilakukan. Indonesia dan Denmark sama-sama tak bisa menyapu bersih semua nomor seperti pada pertandingan pertama.
Tanpa menganggap enteng Kanada, kami harus melihat ke depan untuk melawan Denmark dan pertandingan lain. Dari dua pertandingan melawan NBFR dan Kanada, bisa dilihat siapa saja yang bisa diturunkan untuk pertandingan berikut.
Setelah unggul melalui Fajar/Rian yang mengalahkan B.R.Sankeerth/Nyl Yakura, 21-16, 21-10, Indonesia dan Kanada berbagi skor ketika Ester dikalahkan Rachel Chan, 24-22, 8-21, 18-21, dalam pertandingan selama 58 menit.
Ester, yang berusia 16 tahun, memiliki kesempatan menang ketika bisa membalikkan keadaan pada gim ketiga. Setelah tertinggal 10-16, dia berbalik unggul 17-16, tetapi kesulitan mempertahankan performanya menjelang akhir pertandingan dengan membuat banyak kesalahan.
Asisten pelatih tunggal putri Herli Djaenudin mengatakan, Ester diberi kesempatan bermain karena performa pada simulasi pada turnamen beregu di pelatnas Cipayung, beberapa waktu lalu, cukup baik.
”Performanya di sini sebenarnya cukup baik, tetapi tidak bisa konsisten pada poin-poin kritis,” kata Herli.
Sehari sebelumnya, Indonesia mengandalkan Gregoria ketika berhadapan dengan NBFR. Selain Gregoria dan Ester, tunggal putri membawa juara Spanyol Masters 2021, Putri Kusuma Wardani.
Indonesia pun tertinggal 1-2 ketika Jonatan kalah dari Brian Yang, 21-9, 20-22, 18-21. Juara Olimpiade Tokyo 2020, Greysia/Apriyani, dan Rinov/Pitha menyelamatkan peluang Indonesia dengan memenangi nomor ganda putri dan ganda campuran, sehingga Indonesia mengalahkan Kanada, 3-2.
Sementara itu, Denmark tertinggal 0-1 ketika Christiansen/Boeje dikalahkan Rodion Alimov/Alina Davletova, 21-18, 16-21, 11-21. Boeje mengatakan, dia dan Christiansen masih beradaptasi pada suasana kompetisi dan mencari pola permainan terbaik. ”Di sisi lain, lawan bermain sangat bagus,” katanya.
Denmark merebut empat laga berikut, mengalahkan Rusia, 4-1, yang membawa mereka memimpin Grup C dari 2 pertandingan. Indonesia berada di posisi kedua, dan kedua tim akan saling berhadapan untuk memperebutkan posisi juara Grup C.
Dari persaingan grup lain, China dan Thailand memastikan lolos ke perempat final dengan menjadi dua tim terbaik dari Grup A, setelah meraih dua kemenangan. Keduanya tinggal memperebutan posisi juara grup pada pertemuan yang akan berlangsung Rabu.