Cermin untuk Sistem Gugur
Pertandingan melawan Denmark menggambarkan persaingan lebih berat yang akan dihadapi Indonesia setelah lepas dari penyisihan kejuaraan Piala Sudirman.
VANTAA, RABU — Pertandingan melawan Denmark menjadi gambaran persaingan lebih berat yang akan dihadapi Indonesia setelah lepas dari penyisihan kejuaraan bulu tangkis Piala Sudirman sebagai tim terbaik Grup C. Setelah ini, hanya kemenangan yang bisa mempertahankan peluang Indonesia untuk juara.
Meski terdapat kejutan pada beberapa nomor dalam formasi yang diturunkan, Indonesia dan Denmark memainkan hampir semua atlet terbaiknya di Energia Areena, Vantaa, Finlandia, Rabu (29/9/2021). Hasilnya, Indonesia menang, 3-2.
Seperti ketika mengalahkan Kanada, Senin, Indonesia unggul 1-0, lalu tertinggal 1-2 karena kehilangan dua angka dari nomor tunggal. Kemenangan didapat melalui dua nomor terakhir, ganda putri dan campuran.
Baca juga : Laga ”Panas” Indonesia-Denmark
Hasil tersebut menempatkan Indonesia sebagai juara grup dengan tiga kali menang dari tiga pertandingan. Adapun Denmark lolos ke perempat final sebagai peringkat kedua.
Keduanya menjadi bagian dari delapan perempat finalis yang merupakan dua tim terbaik dari empat grup. Enam tim lainnya adalah China dan Thailand (Grup A), Korea Selatan dan Taiwan (Grup B), serta Jepang dan Malaysia (Grup D). Penentuan juara Grup B dan D akan berlangsung Kamis yang diikuti undian untuk perempat final.
Tentu sangat penting bagi setiap tim, termasuk kami, untuk menjadi juara grup karena ini bisa membuka peluang besar untuk perempat final, meski untuk menang dalam setiap pertandingan bukanlah hal yang mudah.
”Tentu sangat penting bagi setiap tim, termasuk kami, untuk menjadi juara grup karena ini bisa membuka peluang besar untuk perempat final, meski untuk menang dalam setiap pertandingan bukanlah hal yang mudah,” komentar Greysia yang bersama Apriyani Rahayu mengalahkan Maiken Fruergaard/Sara Thygesen, 21-17, 21-9, untuk menyamakan skor menjadi 2-2.
Baca juga : Sulitkan Indonesia, Kanada Ciptakan Kejutan di Kejuaraan Beregu
Berdasarkan peraturan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), perempat final mempertemukan juara dan peringkat kedua dari grup berbeda. Empat tim juara grup akan diberi status unggulan berdasarkan peringkat dunia 28 September. Unggulan pertama ditempatkan dalam diagram undian paling atas, sementara unggulan kedua paling bawah. Posisi untuk unggulan ketiga dan keempat serta tim peringkat kedua akan diundi.
Dengan aturan tersebut, Indonesia seharusnya terhindar dari tim yang lebih kuat di perempat final. Selain China, dua tim lain yang berpeluang besar menjadi juara grup adalah Korea Selatan dan Jepang.
”Dengan menjadi juara grup, kami akan bertemu peringkat kedua di perempat final. Jadi, menang dari Denmark sangat penting bagi kami,” kata Kevin.
Meski demikian, seperti dituturkan Greysia, tak ada pertandingan yang mudah untuk dimenangi. Dalam dua pertandingan terakhir di Grup C, kemenangan Indonesia harus ditentukan pada laga terakhir. Sebelum berhadapan dengan Denmark, Indonesia pun bermain dengan skor 3-2 ketika melawan Kanada, tim yang materi pemainnya berada di bawah tim ”Merah Putih”.
Baca juga : Risiko Perubahan Formasi
Meski turun dengan formasi pemain berbeda, kedua pertandingan tersebut memiliki persamaan, yaitu Indonesia selalu kehilangan angka dari nomor tunggal. Melawan Denmark, dua pemain yang kalah adalah Anthony Sinisuka Ginting dan Putri Kusuma Wardani, sementara kekalahan dari pemain tunggal Kanada dialami Jonatan Christie dan Ester Nurumi Tri Wardoyo.
Faktor kejutan
Dalam pertemuan untuk ke-15 kalinya dalam Piala Sudirman, Indonesia dan Denmark menurunkan formasi yang memunculkan kejutan pada beberapa nomor. Indonesia menurunkan Putri Kusuma alih-alih Gregoria Mariska Tunjung, sementara Denmark mengandalkan Anders Antonsen dibandingkan dengan Viktor Axelsen pada tunggal putri dan putra.
Mia Blichfeldt, yang mengalahkan Putri, 21-11, 16-21, 21-14, menyatakan terkejut ketika Indonesia tidak memilih Gregoria. ”Saya pikir, mereka akan memainkan Gregoria yang pernah bermain melawan saya, tetapi saya senang melihat tunggal putri lain dari Indonesia,” ujar Blichfeldt.
Diturunkannya Antonsen, bahkan, dibahas oleh komentator pertandingan yang merupakan mantan pemain, Gillian Clark dan Morten Frost. Meski memiliki posisi lebih baik dalam peringkat dunia, Antonsen yang berperingkat ketiga dunia selalu kalah dalam empat pertandingan dari Anthony (peringkat kelima). Adapun Axelsen berbagi empat kemenangan dengan Anthony pada delapan pertemuan.
Baca juga : Dukungan untuk Para Debutan
”Apakah mungkin Axelsen disimpan untuk perempat final?” tanya Clark. ”Saya rasa, untuk pertandingan sepenting ini, tidak ada alasan untuk mengistirahatkan pemain. Mungkin untuk pertandingan hari ini, pemain-pemain inilah yang dinilai terbaik untuk berhadapan dengan Indonesia,” ujar Frost yang asal Denmark.
Pendapat Frost itu terlihat di lapangan ketika Antonsen bermain dengan tempo cepat, gaya main yang justru selama ini diterapkan Anthony hingga menyulitkan pemain Denmark berusia 24 tahun itu. Anthony, bahkan, harus bermain dengan irama yang lebih lambat pada gim kedua untuk meredam kecepatan lawan.
Taktik itu berhasil untuk sesaat, tetapi dia tetap kesulitan menembus pertahankan Antonsen. Kemenangan pertama Antonsen atas Anthony pun didapat dalam dua gim, 21-9, 21-15.
”Lawan memang lebih baik. Semua pemain, termasuk saya, tentu ingin menang. Tetapi, kali ini Antonsen menang dan harus diakui, penampilannya lebih baik dari saya,” ujar Anthony yang mengalahkan Antonsen pada perempat final Olimpiade Tokyo 2020, pertemuan terakhir mereka sebelum bersaing di Vantaa.
Baca juga : Momen untuk Berjuang Bersama
Pelatih tunggal putra Hendry Saputra Ho menilai, Anthony tak bisa bermain ulet dan sabar sehingga banyak membuat kesalahan. ”Anthony, bisa saya katakan, belum siap dalam segala pola permainan. Penampilannya kurang siap dan tuntas. Saat adu reli, dia malah mati sendiri. Tetapi, saya yakin, kekalahan ini akan membuatnya lebih siap dalam pertandingan berikutnya,” ujar Hendry.
Turunnya ganda campuran, Mathias Thyrri/Amalie Magelund, untuk melawan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, juga menjadi bagian dari kejutan yang ditampilkan Denmark. Mereka menggantikan posisi Mathias Christiansen/Alexandra Boeje yang selalu kalah dari Praveen/Melati dalam tiga pertemuan. Berhadapan untuk pertama kalinya dengan Praveen/Melati, Thyrri/Magelund kalah 8-21, 17-21.
”Kami harus siap melawan siapa pun yang diturunkan karena sudah bertekad untuk selalu menampilkan yang terbaik sejak awal,” ujar Melati.
Baca juga : Makna Penting Laga Pertama
Bermain dalam laga penentu setelah kedudukan imbang 2-2, Praveen berusaha melupakan situasi yang ada dengan fokus pada permainan sendiri.
Hasil pertandingan
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon – Mads Pieler Kolding/Frederik Soegaard 21-19, 21-15
Putri Kusuma Wardani – Mia Blichfeldt 11-21, 21-16, 14-21
Anthony Sinisuka Ginting – Anders Antonsen 9-21, 15-21
Greysia Polii/Apriyani Rahayu – Maiken Fruegaard/Sara Thygesen 21-17, 21-9
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti – Mathias Thyrri/Amalie Magelund 21-8, 21-17