Gelora Warga Papua Sambut Pesta Olahraga
PON Papua 2021 disambut sangat antusias oleh warga Papua, dari masyarakat biasa hingga sukarelawan. Mereka rela mengorbankan waktu untuk memeriahkan dan menyukseskan PON. Geliat itu diharapkan tak menjadi euforia sesaat.
JAYAPURA, KOMPAS — Di tengah suasana pandemi Covid-19 dan isu gangguan keamanan, Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 akhirnya berjalan, dimulai dari pertandingan pertama cabang sofbol di Kota Jayapura, Rabu (22/9/2021). Meski ada riak, masyarakat amat bergelora menyaksikan laga jauh sebelum PON resmi dibuka pada Sabtu (2/10/2021). Mereka tidak ingin melewatkan kesempatan melihat langsung pesta aksi atlet-atlet nasional di Papua.
Setelah menjadi saksi kemenangan kesebelasan sepak bola Papua atas Jawa Barat, 5-1, warga Kabupaten Jayapura, Sonny Wanggai (64), kembali hadir di tribune Stadion Mandala, Kota Jayapura, saat Jawa Barat menumbangkan Nusa Tenggara Timur, 1-0, dalam laga kedua Grup A PON, Kamis (30/9/2021).
Baca juga : Nesthy Pedai, ”Spidergirl” Papua Peraih Emas Panjat Tebing
Kendati bukan menonton tim kesayangannya, Papua, Sonny tetap ikut larut dalam keseruan laga Jawa Barat menghadapi NTT. Menurut dia, masyarakat Papua sudah sangat rindu hadirnya atmosfer pertandingan sepak bola di Stadion Mandala setelah terakhir kali menggelar laga Persipura Jayapura di Liga 1 Indonesia 2019.
Saya tidak ingin melewatkan satu pertandingan walau bukan Papua yang main. Sebab, ini satu-satunya kesempatan Papua menjadi tuan rumah PON dalam hidup saya.
”Saya senang Mandala menjadi tempat pertandingan sepak bola. Saya tidak ingin melewatkan satu pertandingan walau bukan Papua yang main. Sebab, ini satu-satunya kesempatan Papua menjadi tuan rumah PON dalam hidup saya,” ujarnya.
Semangat memeriahkan PON tampak pula dari kedatangan beberapa warga dari luar keempat kluster penyelenggaraan, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Merauke. Angel Imbiri (17), misalnya, datang jauh-jauh menggunakan kapal selama 18 jam dari Kota Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, ke Kota Jayapura untuk menonton laga-laga PON sejak sebulan lalu.
Kendati sebagian besar pertandingan disiarkan langsung di sejumlah platform media sosial, Angel ingin merasakan langsung suasana di tengah arena dan mendukung atlet-atlet tuan rumah. Dia rela ikut berdesakan mencari tempat untuk melihat lebih dekat para pedayung berlomba di Teluk Youtefa, Kota Jayapura, Rabu (29/9/2021).
Baca juga : Geladi Pembukaan PON Papua 2021
Angel sontak berteriak kegirangan ketika tim Papua berhasil finis pertama dan masuk tiga besar. ”Saya ingin dukung langsung atlet Papua. Apalagi ini pertama kalinya PON ada di Papua,” kata mahasiswi Universitas Cenderawasih tersebut.
Demi menonton laga PON, Angel pun memberanikan diri disuntik vaksin Covid-19 yang diterimanya pagi hari sebelum menuju arena dayung. Dia juga tidak khawatir dengan efek samping pascavaksinasi agar kesempatan mendukung atlet Papua tidak terlewat. ”Semua kekhawatiran kalah oleh semangat mendukung Papua,” katanya sambil tertawa.
Antusiasme sukarelawan
Selain warga, para sukarelawan pun menunjukkan antusiasmenya dalam menyukseskan PON. Siswi salah satu SMA di Sentani, Kabupaten Jayapura, Rutha (18), bersedia melawan lelah untuk menerima permintaan berfoto dari pengunjung, wartawan, hingga anggota kontingen peserta PON di Stadion Barnabas Youwe, Sentani. Rutha adalah sukarelawan yang bertugas menyambut tamu yang hendak melakukan registrasi ulang dan aktivasi kartu identitas akses ke arena.
Rutha mengenakan rok rumbai lengkap dengan hiasan di kepala dan lukisan di wajahnya. Penampilannya menjadi daya tarik di lokasi penyambutan orang-orang dari luar Papua. Ia juga tidak ingat lagi berapa banyak orang yang telah meminta berfoto dengannya sejak ia mengenakan pakaian adat tersebut, Senin (27/9/2021).
Pasti lelah. Tetapi, saya senang bisa membantu memperkenalkan pakaian adat daerah sendiri. Ini cara saya ikut merayakan PON pertama di tanah Papua.
”Pasti lelah. Tetapi, saya senang bisa membantu memperkenalkan pakaian adat daerah sendiri. Ini cara saya ikut merayakan PON pertama di tanah Papua,” tuturnya.
Baca juga : Protokol Kesehatan Jauh dari Optimal
Antusiasme besar turut diperlihatkan sekitar 900 penari yang terlibat dalam upacara pembukaan PON di Stadion Utama Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura. Penari dari beragam sekolah di Papua itu energik mengikuti geladi resik, Selasa (28/9/2021). Semangat mereka mengalahkan minimnya waktu persiapan yang hanya 10 hari.
Bahkan, semangat itu masih terpancar saat mereka pulang. Dalam kondisi wajah lusuh karena kelelahan, mereka masih bisa memancarkan senyuman. Semuanya saling mengobrol dan menyemangati ketika akan masuk bus rombongan.
Dari arah lain, ada seorang penari perempuan yang harus dibopong dua rekannya. Dia mengalami cedera kaki hingga tak mampu berjalan. Melihat itu, penari lain memberikannya semangat. Semuanya membuka jalan agar dia bisa masuk bus lebih dahulu.
”Kami semangat sekali karena PON Papua belum tentu diadakan lagi dalam seratus tahun. Jadi, kami ingin bisa ikut terlibat dalam perayaan ini. Kami bangga. Lebih senang lagi karena saya bakal menari, sesuai hobi saya,” ujar siswa kelas 12 SMA Negeri 1 Jayapura, Megel C Bonyadone (17).
Baca juga : Kondisi Keamanan Papua Kondusif Jelang PON 2021
Megel nantinya akan menari sebanyak lima gerakan selama sekitar 5 menit di pembukaan. Demi bisa tampil di ajang terbesar ”Bumi Cenderawasih” itu, gadis berambut keriting ini memberanikan diri ikut vaksinasi Covid-19, yang merupakan syarat masuk ke seluruh arena PON.
Geliat kota
Berdasarkan pantauan Kompas beberapa hari terakhir, geliat PON mulai terlihat sejak tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura. Segenap pernak-pernik PON menghiasi dinding dan lantai di dalam bandara. Panitia sigap menyambut para tamu peserta PON di ruang kedatangan.
Jalanan dari bandara menuju pusat kota dihiasi oleh sejumlah spanduk dan baliho PON. Toko, warung makan, dan perkantoran pun memasang spanduk-spanduk yang berisi dukungan untuk kesuksesan pesta olahraga nasional ke-20 tersebut. Tak sedikit yang mencoba mengambil kesempatan menjual pernak-pernik khas Papua yang dijajakan oleh pedagang di pinggiran jalan ataupun gerai di rumah toko.
Semarak PON lebih terasa di arena-arena laga, seperti di Kompleks Olahraga Lukas Enembe yang berjarak sekitar 9 kilometer atau 20 menit dari Bandara Sentani. Warga memenuhi arena yang menggelar pertandingan, seperti polo air di Arena Akuatik Lukas Enembe yang lokasinya persis di depan Stadion Utama Lukas Enembe.
Baca juga : Panitia Siapkan Kejutan di Pembukaan
Minat warga untuk menyaksikan PON semakin tinggi dari hari ke hari. Warga datang berbondong-bondong bersama keluarga dengan segala usia di sela-sela kesibukan sehari-hari. Untuk memastikan kesehatan, panitia mewajibkan penonton maupun sukarelawan menerapkan protokol kesehatan ketat dan harus sudah menerima dua dosis vaksinasi.
Panitia Besar PON dan kepolisian menyediakan gerai-gerai vaksinasi di setiap arena pertandingan. Tak sedikit warga memanfaatkan layanan tersebut agar bisa masuk ke dalam arena. PON dan gerai vaksinasi turut meningkatkan cakupan vaksinasi di empat kluster penyelenggara. Dari data Satgas Covid-19 dalam tujuh hari terakhir, sebanyak 26.716 orang divaksin dosis pertama dan 17.507 orang mendapatkan vaksin dosis kedua di empat kluster tersebut.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo sewaktu mengunjungi salah satu gerai vaksinasi Covid-19 di Kota Jayapura, Kamis (30/9/2021), meminta jajarannya di empat kluster penyelenggara meningkatkan capaian vaksinasi hingga 70 persen. ”Hal ini sesuai ketentuan dari pemerintah untuk mencegah penularan dan melonjaknya Covid-19 selama PON,” terangnya.
Baca juga : Kemenkes Menggenjot Cakupan Vaksinasi
Makna PON
Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan, kesuksesan PON menjadi pembuktian harga diri orang Papua sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, segala persiapan patut diselesaikan hingga tuntas dan sukses, baik secara administrasi, kebudayaan, ekonomi, protokol kesehatan, dan paling utama, prestasi.
Lukas berharap PON bisa melahirkan mutiara-mutiara olahraga baru dari Papua yang kelak bisa mengharumkan bangsa Indonesia di pentas internasional. Dia memimpikan lahir atlet baru selevel lifter peraih tiga medali di tiga Olimpiade, Lisa Rumbewas, atau pesepak bola yang pernah menjadi kapten timnas Indonesia, Boaz Solossa.
PON adalah kesempatan bagi masyarakat Papua untuk menunjukkan Papua bisa menjadi garda terdepan Indonesia dalam bidang olahraga.
”PON adalah kesempatan bagi masyarakat Papua untuk menunjukkan Papua bisa menjadi garda terdepan Indonesia dalam bidang olahraga,” tegasnya.
Namun, faktanya, antusiasme warga belum diiringi dengan penerapan protokol kesehatan secara disiplin oleh panitia. Di beberapa arena, warga bisa masuk tanpa perlu menunjukkan bukti sudah menerima dua dosis vaksinasi. Mereka pun memenuhi arena melebihi batasan 25 persen dari total kapasitas dan tidak menerapkan jaga jarak.
Sebagian besar penonton juga tidak menggunakan masker. Ada yang menggunakan masker, tetapi diturunkan ke dagu. Kenyataan itu wajib menjadi perhatian utama agar PON tidak menjadi euforia sesaat dan menimbulkan bencana sehabis penyelenggaraan.