Petenis remaja Kanada, Leylah Fernandez, melanjutkan kejutannya dengan lolos ke semifinal AS Terbuka. Unggulan kelima, Elina Svitolina, menjadi petenis papan atas kedua yang ditundukkannya di perempat final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
NEW YORK, SELASA — Leylah Fernandez, salah satu petenis remaja yang bersinar di Amerika Serikat Terbuka, meneruskan kejutan yang dibuatnya dengan lolos ke semifinal. Level tertinggi di panggung besar, setidaknya hingga saat ini, didapat setelah dia menyingkirkan tiga unggulan dalam tiga babak beruntun.
Petenis yang berusia 19 tahun pada 6 September itu menjadi tunggal putri pertama yang mendapat tiket semifinal setelah mengalahkan unggulan kelima, Elina Svitolina, 6-3, 3-6, 7-6 (7/5), pada perempat final di Stadion Arthur Ashe, Flushing Meadows, New York, AS, Selasa (7/9/2021). Lawannya pada semifinal adalah petenis peringkat kedua dunia yang juga menjadi unggulan kedua, Aryna Sabalenka.
Svitolina, petenis peringkat kelima dunia, adalah salah satu petenis peringkat 10 besar dunia yang ditaklukkan petenis Kanada tersebut. Naomi Osaka, peringkat ketiga dunia yang juga juara bertahan, dikalahkan Fernandez pada babak ketiga. Di antara kedua laga itu, Fernandez menyingkirkan petenis senior asal Jerman dengan tiga gelar Grand Slam, Angelique Kerber.
Fernandez menjadi petenis ketiga Kanada yang tampil di semifinal AS Terbuka setelah Carling Bassett-Seguso pada 1984 dan Bianca Andreescu yang menjuarai AS Terbuka 2019. Fernandez juga menjadi semifinalis AS Terbuka termuda sejak Maria Sharapova mencapainya pada 2005 dalam usia 18 tahun.
”Entah bagaimana perasaan saya saat ini. Saya sangat gugup sepanjang pertandingan. Saya hanya coba melakukan apa yang dikatakan pelatih,” katanya.
Pelatih Fernandez adalah ayahnya sendiri, Jorge Fernandez, mantan pesepak bola profesional di Ekuador. Jorge tak mendampingi putrinya itu di New York. Mereka pun rutin berkomunikasi melalui telepon.
”Ayah saya mengatakan banyak hal, intinya meminta saya untuk menikmati pertandingan, tetapi harus berjuang untuk setiap poin. Ini adalah perempat final pertama saya di Grand Slam, jangan menjadikannya sebagai yang terakhir. Jangan menjadikan laga ini sebagai yang terakhir di sini. Saya harus berjuang untuk mewujudkan impian saya,” tutur Fernandez di hadapan penonton yang sebagian besar mendukungnya.
Tanpa ayahnya, Fernandez didampingi ibu dan pelatih fisik yang selalu bersemangat setiap kali petenis peringkat ke-73 dunia itu mendapat poin. Di kubu Svitolina, suaminya yang juga petenis Perancis, Gael Monfils, juga menjadi pendukung yang paling ekspresif.
Selalu bermain tiga set, seperti ketika mengalahkan Osaka dan Kerber, kali ini Fernandez bisa melalui tekanan lebih berat, yaitu melalui tiebreak pada set penentuan. Dia sebenarnya bisa memperoleh kemenangan lebih mudah ketika unggul 5-2, tetapi Svitolina bisa menyamakan skor menjadi 5-5 dan membuat pertandingan diakhiri tiebreak.
Setelah membuat match point dengan pukulan sejajar garis tepi lapangan, Fernandez mendapat kemenangan ketika bola pengembalian servis Svitolina jatuh di luar garis. Dengan tubuh gemetar, dia bersujud sambil menutup wajah merayakan kemenangan. Svitolina berjalan ke arah Fernandez untuk memeluknya.
Tantangan berikutnya bagi Fernandez akan berbeda, yaitu Sabalenka yang bisa konsisten memukul penuh tenaga dari baseline sepanjang pertandingan. Gaya mainnya ini bahkan dibandingkan dengan petenis kawakan AS Serena Williams. Semifinal yang akan dijalani Kamis menjadi semifinal kedua dalam dua Grand Slam beruntun bagi petenis Belarus itu setelah Wimbledon.
Ayah saya mengatakan banyak hal, intinya meminta saya untuk menikmati pertandingan, tetapi harus berjuang untuk setiap poin. Ini adalah perempat final pertama saya di Grand Slam, jangan menjadikannya sebagai yang terakhir.
”Saya sangat menikmati setiap momen di lapangan ini,” ujar Sabalenka tentang kemenangan 6-1, 6-4 atas juara Perancis Terbuka, Barbora Krejcikova, dalam laga selama 1 jam 26 menit.
Tentang pertemuan dengan Fernandez, dia berkomentar, ”Leylah bermain sangat bagus selama di sini, pergerakannya juga bagus. Saya lihat, dia selalu bermain tanpa beban dalam setiap pertandingan.”
Semifinal ketiga
Pada tunggal putra, petenis peringkat kedua dunia, Daniil Medvedev, mendapat tiket semifinal ketiga beruntun di Flushing Meadwos setelah mengalahkan Botic van de Zandschulp 6-3, 6-0, 4-6, 7-5. Medvedev mencapai semifinal pada 2020 tetapi kalah dari Dominic Thiem yang akhirnya juara. Adapun pada 2019, dia kalah dari Rafael Nadal di final.
Hasil tersebut menghentikan langkah salah satu petenis kualifikasi yang berjalan cukup jauh di Flushing Meadwos tahun ini. Tampil untuk pertama kalinya di AS Terbuka, Van de Zandschulp bertanding sejak babak kualifikasi. Petenis kualifikasi lain yang lolos ke perempat final adalah tunggal putri Inggris Raya berusia 18 tahun, Emma Raducanu, yang akan berhadapan dengan Belinda Bencic.
Membutuhkan satu kemenangan untuk lolos ke final, Medvedev pun ditanya kemungkinan bertemu Novak Djokovic di final. Petenis nomor satu dunia itu dalam misi menjuarai Grand Slam keempat tahun ini setelah menjadi juara di Australia Terbuka, Perancis Terbuka, dan Wimbledon.
”Saya tidak berpikir tentang Novak. Menurut saya, setiap petenis bisa mengalahkan siapa pun di sini. Jika dia ke final dan saya ke final, tentu saya senang. Dia juga pasti senang,” kata Medvedev yang akan berhadapan petenis muda Kanada, Felix Auger-Aliassime (21), pada semifinal.
Auger-Aliassime lolos ke empat besar setelah petenis remaja Spanyol yang menjadi lawannya di perempat final, Carlos Alcaraz (18), mundur di set kedua dalam keadaan tertinggal, 3-6. 1-3. Alacaraz mundur setelah berkonsultasi dengan pelatihnya di jeda antargim. Belum diketahui penyebab mundurnya Alcaraz. (AP/REUTERS)