Kepergian Cristiano Ronaldo ke Manchester United bukanlah sesuatu yang harus ditangisi Juventus. Klub tersukses di Italia itu seharusnya justru bisa tersenyum menatap era baru yang lebih menjanjikan tanpa "CR7".
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
TURIN, JUMAT – Pindahnya Cristiano Ronaldo ke Manchester United membuat Juventus kehilangan sosok bintang besar. Meskipun begitu, Juve sebenarnya lebih diuntungkan dengan kepergian penyerang 36 tahun itu. “Si Nyonya Besar” kini bisa fokus membangun proyek masa depan dengan skuad muda berbakat di bawah asuhan pelatih istimewa, Massimiliano Allegri.
Kisah Ronaldo bersama Juve dipastikan telah berakhir seiring kabar mengejutkan bahwa ia telah menyepakati kontrak dengan bekas klubnya, MU, Jumat (27/8/2021) tengah malam WIB. Padahal, 24 jam sebelumnya, ia santer dikabarkan akan hijrah ke klub tetangga MU, Manchester City.
Di MU, seperti diberitakan BBC, peraih lima gelar Ballon d\'Or itu akan digaji 12,8 juta pondsterling per musim atau setara Rp 253 miliar semusim. Adapun nilai transfernya dari Juve adalah 28 juta euro atau setara Rp 474 miliar. Ronaldo diikat kontrak dua tahun di MU.
Ronaldo mencetak 118 gol dari 292 laga saat memperkuat MU pada kurun 2003-2009. "Setiap orang di klub tidak sabar menyambut kembalinya Cristiano ke Manchester," bunyi keterangan resmi MU.
Ronaldo, menurut Sky Sports, telah berpamitan kepada rekan setim di pusat latihan Continassa, pada Jumat (27/8/2021), sehari jelang duel Liga Italia versus Empoli. Dia datang pada pukul 08.20 waktu setempat. Ia lalu meninggalkan pusat latihan 90 menit setelah rekan-rekannya mulai berlatih.
Massimiliano Allegri, pelatih Juventus yang selalu menyangkal kepindahan “CR7”, akhirnya mengonfirmasi kabar tersebut. “Ronaldo berkata kepada saya dia ingin meninggalkan Juventus segera. Itulah mengapa dia tidak berlatih dan tidak tersedia untuk laga besok melawan Empoli,” kata Allegri dalam konferensi pers seusai sesi latihan tim.
Kata Allegri, perpisahan itu adalah bagian dari kehidupan. Kesedihan karena perginya Ronaldo sebanding dengan kebahagiaan yang ditimbulkan ketika sang megabintang datang ke Kota Turin. Di antara rasa campur aduk itu, “Si Nyonya Besar” harus menatap realitas, lalu melangkah maju.
“Saya tidak kecewa dengan Ronaldo. Itu adalah keputusannya sendiri. Dia telah memberikan banyak hal untuk klub ini. Kontribusinya sangat besar. Saat saya melatihnya semusim, dia adalah pemimpin yang selalu memberi contoh. Saya berterima kasih untuk itu dan berharap dia sukses di tempat lain,” tambah Allegri yang pernah melatih Ronaldo pada 2018-2019.
Liga Champions
Juve pun terpaksa mengakhiri misi singkat yang dicanangkan tiga tahun lalu. Mereka menargetkan gelar juara Liga Champions Eropa ketika mendatangkan “CR7” dari Real Madrid dengan mahar 109 juta euro (Rp 1,8 triliun). Namun, striker Portugal ini hanya berhasil mengantarkan Juve paling jauh sampai babak delapan besar di kompetisi bergengsi Eropa itu.
Ucapan Ronaldo pada 2019 juga tinggal sekadar janji yang sudah usang. Saat itu, dia berkata akan melakukan apa pun untuk mengantarkan tim raksasa Italia ini menjuarai Liga Champions untuk kali pertama sejak 1996 silam.
Bagi Juve, melepas penyerang asal Portugal itu adalah hal yang realistis. Kepindahan Ronaldo sebenarnya tinggal menunggu waktu, antara musim ini atau musim depan saat kontraknya habis. Mereka lebih diuntungkan melepasnya musim ini karena mendapat dana segar berkisar 30 juta euro.
Di sisi lain, hengkangnya sang megabintang juga bakal mempercepat proses peremajaan dalam skuad “Si Nyonya Besar”. Allegri sekarang bisa fokus mengembangkan penyerang berbakat seperti Federico Chiesa (23) yang bersinar di Piala Eropa 2020 bersama tim nasional Italia.
Dia adalah pemain hebat. Tetapi, semakin cepat dia pergi, itu akan baik untuk dirinya dan Juve. Ronaldo menghambat serangan Juve selama ini. Tanpanya, mereka bisa melakukan hal luar biasa dengan kolektif.
Tanpa Ronaldo, Chiesa akan mendapat porsi tanggung jawab dan kesempatan yang lebih besar. Hal ini akan sekaligus mempercepat pertumbuhan calon legenda Italia pada masa depan tersebut. Seperti diketahui, Juve selalu bermain "Ronaldo-sentris" jika sang veteran berada di lapangan.
Gaya bermain dengan mengandalkan seorang Ronaldo terbukti sudah tidak efektif. “CR7” musim lalu mencetak 29 gol dalam 33 penampilan di liga, tetapi Juve justru tersungkur di peringkat ke-4, posisi finis terburuk sejak 2011. Tanpa Ronaldo, Juve membuka jalan untuk kembali bermain kolektif.
Mantan Presiden Juve Giovanni Cobolli Gigli menilai, pembelian Ronaldo adalah sebuah kesalahan. Maka itu, menurutnya, kepergian Ronaldo justru akan menjadi sebuah titik balik dari “Si Nyonya Besar”.
“Dia adalah pemain hebat. Tetapi, semakin cepat dia pergi, itu akan baik untuk dirinya dan Juve. Ronaldo menghambat serangan Juve selama ini. Tanpanya, mereka bisa melakukan hal luar biasa dengan kolektif,” ucap Gigli seperti dikutip SerieANews.
Juve tidak perlu khawatir karena berada di tangan yang tepat. Mereka akan memulai era baru bersama Allegri, pelatih yang mengantarkan tim asal Kota Turin ini dua kali lolos final Liga Champions (2015 dan 2017). Fase kedua Allegri mungkin akan lebih indah dengan pengalaman sebelumnya melatih Juve selama lima musim (2014-2019).
Pengganti Ronaldo
Tim tersukses di Italia ini sudah mengincar pengganti Ronaldo. Menurut jurnalis spesialis berita transfer, Fabrizio Romano, Juve berniat mendatangkan kembali mantan pemainnya, Moise Kean. Penyerang 21 tahun itu sekarang bermain lagi di Everton setelah dipinjamkam selama semusim ke Paris Saint Germain.
Allegri berharap skuadnya tetap bisa fokus terhadap laga kandang versus Empoli, pada Minggu dini hari WIB, meskipun di tengah kabar kepindahan Ronaldo. Juve butuh hasil positif seusai ditahan imbang Udinese, 2-2, pada pekan pembuka Liga Italia musim 2021-2022.
Kemenangan tersebut akan menjadi pembuka manis era baru “Si Nyonya Besar” tanpa kebesaran Ronaldo. “Besok, kami harus menang dengan bermain lebih hidup dan menarik. Kami butuh tiga poin. Itulah yang terpenting saat ini karena kami gagal meraihnya lawan Udinese,” pungkas Allegri. (AFP/REUTERS)