Komet Akbar Susul David Jacobs ke Perempat Final Tenis Meja
Komet sempat kesulitan meladeni permainan cepat wakil Perancis, Gilles de la Bourdonnaye. Kemenangan itu mengantarkan Komet Akbar melaju ke fase gugur di Paralimpiade pertamanya.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
TOKYO, JUMAT — Tim Indonesia menempatkan dua wakil di babak perempat final cabang olahraga tenis meja tunggal putra Paralimpiade Tokyo 2020. Kepastian itu diperoleh setelah Komet Akbar mengalahkan wakil Perancis, Gilles de la Bourdonnaye, dengan skor akhir 3-2. Hasil itu membuat Komet mengikuti jejak David yang telah lebih dulu lolos ke perempat final.
Tiket babak perempat final diperoleh Komet dengan susah payah. Komet yang saat ini menghuni peringkat ke-21 dunia kelas TT10 (disabilitas tangan dengan level terendah) harus melalui pertarungan lima set selama 37 menit menghadapi atlet tenis meja berperingkat 11 dunia, Gilles de la Bourdonnaye, dari Perancis, di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jumat (27/8/2021).
Meraih kemenangan menjadi harga mutlak bagi Komet agar bisa lolos ke babak perempat final. Pada laga perdana Grup A, Komet takluk dengan skor telak 0-3 dari wakil Polandia, Patryk Chojnowski. Pertarungan keduanya berlangsung sengit karena Bourdonnaye juga membutuhkan kemenangan untuk lolos.
Komet tertinggal di awal-awal set pertama. Ia tampil agak terburu-buru sehingga pukulan smesnya banyak melenceng, sedangkan Bourdonnaye bermain taktis dan cepat. Komet juga beberapa kali kesulitan mengembalikan bola spin dari Bourdonnaye.
Dia (Bourdonnaye) punya teknik tingkat tinggi. Di awal dia banyak main spin ball dan sangat kencang.
”Dia (Bourdonnaye) punya teknik tingkat tinggi. Di awal dia banyak main spin ball dan sangat kencang,” kata Komet seusai laga.
Bourdonnaye adalah petenis meja dengan tubuh jangkung dan lengan yang panjang. Kondisi fisik tersebut membuat jangkauannya amat luas. Upaya Komet mengarahkan bola ke sudut meja pertandingan selalu dapat digagalkan Bourdonnaye. Ditambah dengan pengalamannya sebagai juara Paralimpiade 1996 Atlanta, Amerika Serikat, Bourdonnaye bukanlah lawan sembarangan yang bisa ditaklukkan dengan mudah.
Sempat tertinggal di awal, Komet akhirnya menemukan celah. Ia melihat kesempatan mendulang poin apabila mengarahkan bola tepat ke sisi tengah bidang permainan atau ke arah badan Bourdonnaye. Strategi Komet berlangsung mulus. Setiap kali bola diarahkan ke tengah, Bourdonnaye kerepotan mengembalikannya. Komet dapat merebut set pertama dengan keunggulan 11-6.
Bourdonnaye bangkit di set kedua. Komet kembali banyak tertinggal di awal. Kali ini, ia lebih banyak melakukan kesalahan yang berbuah poin bagi Bourdonnaye. Untuk melepaskan ketegangan, Komet berkali-kali berteriak seusai mendapatkan poin. Namun, performa Bourdonnaye di set kedua terlalu sulit dibendung. Komet pun menyerah dengan skor 5-11.
Situasi tidak banyak berubah di set ketiga. Komet masih kerap melakukan kesalahan sehingga menguntungkan Bourdonnaye. Bola pukulan Komet beberapa kali mengenai jaring dan smes yang dilakukannya melebar. Pukulan-pukulan Komet tak memberikan kesulitan berarti bagi Bourdonnaye yang menutup set dengan skor 11-7.
Komet memperpanjang napas di set keempat. Laga berjalan imbang sejak awal. Komet mampu meladeni permainan cepat Bourdonnaye. Akibatnya, bola kerap keluar meja pertandingan ketika Bourdonnaye berusaha mengembalikan pukulan Komet. Keunggulan di awal laga mampu dipertahankan Komet yang merebut set keempat dengan skor 11-8. Hasil imbang 2-2 memaksa laga harus dilanjutkan ke set kelima.
Di set penentuan atau set kelima, pertandingan sengit tersaji sejak awal. Skor susul menyusul antarkeduanya. Komet mampu menyulitkan Bourdonnaye, tetapi sesekali membuat kesalahan sendiri ketika gagal mengembalikan bola spin.
Laga benar-benar menjadi milik Komet seutuhnya saat bola pengembalian Bourdonnaye melebar jauh di bidang permainan Komet. Seketika Komet berteriak dan terkapar di atas arena. Kedua tangannya mengepal meluapkan kegembiraan. Ia merebut set kelima dengan skor 11-9 sekaligus memastikan kemenangan 3-2 untuk melaju ke babak perempat final.
Seusai laga, Komet mengatakan, salah satu kunci kemenangannya adalah mengoptimalkan poin dari kesempatan melakukan servis. Dari statistik pertandingan, Komet mampu mengumpulkan total 26 poin saat melakukan servis. Jumlah itu lebih banyak dari Bourdonnaye yang mengumpulkan 25 poin ketika melakukan servis.
Kemenangan itu menempatkan Komet di peringkat kedua Grup A. Ia berada di bawah Chojnowski yang menyapu bersih dua kemenangan di laga grup. Di babak perempat final yang akan berlangsung pada 28 Agustus 2021, Komet sudah dinanti petenis meja Perancis, Mateo Boheas. Adapun David Jacobs akan menghadapi Hao Lian dari China.
”Boheas juga peringkatnya bagus. Beberapa kali sempat melawan dia dan saya kalah. Namun, saya tetap berusaha semaksimal mungkin di kesempatan kali ini,” katanya.
Keberhasilan Komet dan David melangkah ke perempat final belum bisa diikuti oleh Adyos Astan yang tampil di kategori TT4 (disabilitas berkusi roda). Adyos kalah 3-2 dari Mohamed Saleh asal Mesir dengan skor 11-6, 8-11, 13-15, 12-10, dan 8-11. Kekalahan itu mengakibatkan Adyos tersingkir dari Paralimpiade 2020.