Kylian Mbappe kembali mengejar mimpi masa kecilnya setelah dijegal takdir berkali-kali. Mbappe mendekat ke klub favoritnya, Real Madrid.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Foto masa kecil striker Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe, pernah tersebar luas di media sosial beberapa tahun silam. Mbappe, yang masih bocah, duduk di atas kasur di dalam kamar berukuran 3 meter x 3 meter. Yang mencuri perhatian, dinding kamarnya ternyata penuh dengan poster Cristiano Ronaldo berseragam Real Madrid.
Mbappe selalu menyimpan mimpi untuk bermain di Madrid. Namun, penyerang 22 tahun asal Perancis ini belum berjodoh dengan tim favoritnya. Dia berkali-kali nyaris berseragam Madrid, tetapi takdir selalu berkata sebaliknya.
Mimpi itu mendekati kenyataan jelang penutupan jendela transfer musim panas liga-liga Eropa. Kejutan besar datang dari Madrid yang tidak banyak bergerak dalam pembelian pemain pada dua musim terakhir. Menurut Sky Sports, tim raksasa Spanyol ini menawar Mbapee seharga 137 juta poundsterling (Rp 2,7 triliun).
Tawaran tersebut menghadirkan dilema untuk PSG. Sebab, kontrak Mbappe tinggal tersisa satu tahun lagi. Penyerang andalan tim nasional Perancis ini juga tidak berniat untuk memperpanjang kontraknya.
PSG hanya punya dua pilihan saat ini. Jika melepas Mbappe musim ini, mereka bisa mendapatkan dana bombastis dari Madrid. Sementara itu, jika tetap mempertahankan Mbappe, mereka akan kehilangan sang striker pada musim depan tanpa mendapat uang sepeser pun.
Mungkin seorang pemain dari Paris akan segera bergabung dengan kami.
Rumor kepindahan Mbappe sudah tercium sejak pekan lalu. Teka-teki itu diperjelas langsung oleh gelandang sekaligus kapten Madrid, Toni Kroos. ”Mungkin seorang pemain dari Paris akan segera bergabung dengan kami,” katanya, seperti dikutip Marca.
Sementara itu, Pelatih Madrid Carlo Ancelotti masih ”dingin” menanggapi kabar tersebut. Sama seperti rumor kembalinya Ronaldo, dia lebih memilih untuk fokus terhadap skuad yang ada dalam tim saat ini. Sang pelatih tidak mau berspekulasi.
”Saya tidak tahu apakah dia akan datang (atau tidak). Saya juga tidak peduli apa yang akan terjadi. Saya punya skuad yang bagus dan kuat. Mereka memberikan saya banyak kebahagiaan. Saya fokus terhadap itu. Kita lihat saja apa yang akan terjadi 10 hari ke depan,” kata Ancelotti, dikutip Sky Sports.
Terlepas dari rumor, Mbappe sudah bermain tiga kali untuk PSG dalam pertandingan Liga Perancis musim ini. Dia mengambil peran penting dalam semua laga itu lewat sumbangan satu gol dan dua asis.
Pelatih PSG Mauricio Pochettino sangat puas dengan performa Mbappe sepulang dari Piala Eropa 2020. Dia melihat sang pemain akan sangat membantunya musim ini. Apalagi, Mbappe akan menjadi kepingan penting dalam trio sensasional bersama Lionel Messi dan Neymar Jr.
Pochettino begitu yakin anak asuhnya itu tidak akan pindah pada musim panas ini. ”Saya melihat dia akan bertahan dengan kami musim ini. Kylian bekerja sangat keras dalam latihan dan sudah siap untuk mengarungi musim ini,” ucap pelatih asal Argentina tersebut.
Mbappe sudah mencetak 133 gol dan menghasilkan 63 asis selama 174 laga bersama PSG di semua kompetisi. Sejak datang pada 2017 dari AS Monaco, dia sudah menyumbang 11 gelar juara domestik untuk klub ibu kota Perancis tersebut.
Mimpi masa kecil
Mbappe memang sudah mengidolakan Madrid sejak kecil. Awal ketertarikan itu karena keberadaan Zinedine Zidane sebagai pemain andalan Madrid. ”Jika Anda anak kecil dari Perancis, idola Anda sudah pasti Zidane,” ucapnya saat diwawancarai Marca tentang kumpulan poster di kamarnya.
Penyerang berambut cepak ini berganti idola seiring perjalanan dan penambahan umur. Saat remaja, dia mulai mengagumi Ronaldo yang mencapai puncak karier di Madrid. Hal itu yang membuat seisi dinding kamarnya berisi poster Ronaldo.
Meski berganti idola, kecintaan Mbappe terhadap Madrid tidak pernah luntur. Dia selalu bermimpi untuk berseragam ”El Real” suatu hari nanti. Dia ingin memerankan sosok Zidane ataupun Ronaldo seperti yang dilihat semasa kecil.
Sebenarnya, Mbappe nyaris menyeberang ke Madrid pada musim lalu. Namun, Madrid, yang sedang dilanda krisis keuangan akibat Covid-19, tidak punya dana besar untuk memboyong sang pemain. PSG juga belum mau melepas karena masih berharap Mbappe akan memperpanjang kontrak.
Kisah nyaris pindah itu seakan mengulang pengalaman Mbappe ketika remaja. Ayahnya, Wilfrid, pernah bercerita, Mbappe saat usia 14 tahun nyaris bergabung dengan Madrid. Dia sempat mengunjungi markas Madrid pada 2012 untuk bertemu dengan Zinedine Zidane yang masih menjabat direktur olahraga.
Namun, kepindahan tersebut gagal karena Zidane mendapatkan jabatan lain di Madrid. Dia menjadi pelatih tim muda. ”Jika Zidane tetap bertahan sebagai perekrut bakat muda seperti Kylian, mungkin kami sudah bergabung dengan Madrid, bukan Monaco,” kata Wilfrid kepada ESPN.
Mbappe tidak mau kehilangan mimpinya lagi kali ini. Dia bahkan rela melewatkan kesempatan bermain bersama pemain terhebat di semesta ini, Messi, yang baru saja bergabung dengan PSG. Sang penyerang lebih memilih mengejar mimpi masa kecil, lalu membuat garisan sejarah sendiri bersama Madrid. (REUTERS)