Derbi London mempertontonkan perbedaan selangit antara kualitas skuad Arsenal dan Chelsea. Chelsea menyajikan penampilan bagaikan hidangan lezat, sedangkan, Asenal seperti bahan makanan mentah.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, MINGGU — Duel tim terbesar di London, Arsenal versus Chelsea, berakhir timpang ibarat bumi dan langit. Arsenal tampil tanpa harmoni di depan publik Stadion Emirates saat tim tamu mengeksekusi sempurna ide untuk bermain dominan. Kemenangan Chelsea, 2-0, pada Minggu (22/8/2021) semakin menegaskan bahwa kota London mutlak berwarna biru.
Chelsea, yang langsung menurunkan striker baru Romelu Lukaku, membuktikan diri sebagai penguasa London sebenarnya di markas Arsenal. Dua gol dari Lukaku dan bek kanan Reece James mempertegas perbedaan kualitas ”Si Biru” dengan sang rival.
Tampil dengan formasi favorit Manajer Thomas Tuchel, 3-4-2-1, Chelsea menguasai laga sejak menit pertama. Lukaku dan rekan-rekan sukses mengeksekusi rencana Tuchel untuk membangun serangan dari lini belakang. Mereka yang dipimpin jenderal lapangan tengah, Jorginho, dengan mudah memecah tekanan tinggi yang diterapkan tim tuan rumah.
”Si Biru”, setelah lolos dari jebakan Arsenal, begitu leluasa memulai serangan. Lalu, mereka mengandalkan serangan sisi sayap kanan lewat James yang sering tidak terkawal. Bek kiri Arsenal, Kieran Tierney, sering meninggalkan posnya dalam formasi empat bek atau 4-2-3-1 karena harus bermain lebih sentral untuk membantu duo bek tengah (Rob Holding-Pablo Mari).
Skema yang sudah dilatih Tuchel ini menjadi momok terbesar skuad Arsenal yang tampil tanpa bek baru, Ben White, karena positif Covid-19. Dua gol dalam rentang 20 menit pada babak pertama tercipta dari serangan sisi kanan.
Lukaku membuka keunggulan dengan memanfaatkan umpan silang James. Tidak lama berselang, giliran James yang mencetak gol lewat tendangan kerasnya. Lambatnya gelandang Arsenal, Granit Xhaka, menutup celah yang ditinggalkan Tierney berujung sepasang gol untuk sang rival.
Saya sangat bahagia dengan kemenangan ini. Kami bermain sangat baik dan bisa mendominasi. Ini adalah awal yang sangat bagus untuk saya.
”Saya sangat bahagia dengan kemenangan ini. Kami bermain sangat baik dan bisa mendominasi. Ini adalah awal yang sangat bagus untuk saya. Saya bisa membantu tim di laga besar seperti ini,” kata Lukaku, yang menjalani laga pertama di Chelsea setelah kembali dari petualangan bersama Inter Milan.
Dominasi Chelsea tidak hanya terlihat di lapangan, tetapi juga dalam statistik pertandingan. Mereka mencatat 65 persen penguasaan bola yang berujung dengan 22 kali percobaan tembakan. Saking dominannya, Lukaku saja sampai menembak delapan kali, atau lebih banyak dari tembakan Arsenal.
Arsenal hanya melakukan enam percobaan tembakan tanpa satu peluang emas pun dari permainan terbuka. Satu-satunya peluang emas ”Si Meriam” berasal dari skema tendangan sudut lewat sundulan Holding.
Permainan tim asuhan Mikel Arteta ini tidak berkembang sepanjang laga. Mereka selalu membuka serangan dengan umpan jauh yang berakhir di kaki lawan. Arsenal, yang baru menurunkan stiker andalan Pierre-Emerick Aubameyang pada babak kedua, tampak kurang percaya diri ketika berada di sepertiga akhir lapangan.
Lini serang berisi pemain muda yang dipasang sejak awal laga, yaitu Gabriel Martinelli (20), Bukayo Saka (19), Emile Smith Rowe (21), masih begitu ”polos”. Mereka tidak terkoneksi satu sama lain untuk bisa mengancam pertahan solid Chelsea. Ketiganya meredup di tengah hujan deras yang mengguyur sepanjang laga.
Arteta mengakui, timnya kalah kualitas. ”Ketika mereka memainkan performa terbaik, yang mana saya pikir terjadi pada hari ini, mereka adalah tim yang lebih baik. Mereka adalah juara Eropa (Liga Champions) yang punya pemain kelas dunia. Untuk mengimbangi level itu sangatlah sulit,” ujar manajer asal Spanyol ini.
Di depan sejumlah 58,729 penonton, Arsenal sempat mencoba bangkit pada babak kedua. Mereka tampil lebih gigih. Namun, semua upaya tersebut berhasil diredam trio bek Chelsea, Antonio Rudiger, Cesar Azpilicueta, dan Andreas Christensen. Masuknya Aubameyang setelah turun minum tidak banyak membantu.
Justru Chelsea yang nyaris beberapa kali menambah keunggulan. Salah satunya lewat sundulan Lukaku jelang akhir laga. Sayangnya, sundulan keras itu masih bisa ditahan lewat reaksi cepat kiper Bernd Leno.
”Saya terkesan dengan hasil pada babak pertama. Kami pantas memenangi ini. Tentu masih banyak celah untuk diperbaiki, seperti masih banyaknya umpan ceroboh. Namun, tidak ada cara yang lebih baik memulai musim dibandingkan dengan ini. Kami menang di kandang lawan dan tidak kebobolan,” kata Tuchel.
Tuchel sangat puas dengan penampilan Lukaku. Dia menilai, pemain yang didatangkan dengan harga 115 juta euro (Rp 1,93 triliun) itu bisa cepat beradaptasi. Padahal, sang striker yang pernah berseragam Chelsea pada 2011 ini baru bergabung dalam latihan pada sepekan terakhir.
”Lukaku punya kekuatan tubuh untuk menjadi penyambung di lini serang. Seperti yang ditunjukkan hari ini. Dia juga sangat berbahaya ketika di depan gawang. Dengannya, kami punya banyak pilihan bermain, bisa lebih mengandalkan serangan langsung (dengan umpan panjang),” ujar Tuchel.
Tak hanya menguasai London, Chelsea juga memimpin Liga Inggris hingga pekan kedua. Mereka berada di puncak klasemen sementara dengan koleksi 6 poin. ”Si Biru” unggul selisih agresivitas gol (+5) atas Liverpool, Brighton Hove Albion, dan Tottenham Hotspur yang memiliki poin sama.
Lukaku punya kekuatan tubuh untuk menjadi penyambung di lini serang. Seperti yang ditunjukkan hari ini. Dia juga sangat berbahaya ketika di depan gawang.
Situasi berbanding terbalik dijalani Arsenal. Salah satu tim tersukses dalam sejarah liga domestik ini terpuruk di zona degradasi, peringkat ke-19, setelah kalah dalam dua laga beruntun. Sebelumnya, mereka juga kalah dari tim promosi Brentford (0-2) pada laga pembuka musim. (AP/REUTERS)