Kipyegon Gagalkan Ambisi Hassan Merebut ”Treble” Emas
Pelari putri Kenya, Faith Kipyegon, tampil luar biasa di final 1.500 meter Olimpiade Tokyo. Selain mempertahankan gelar yang diraih pada 2016, dia pun berhasil memecahkan rekor Olimpiade yang sudah bertahan 33 tahun.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
Pelari putri Kenya, Faith Kipyegon, tampil luar biasa dalam final 1.500 meter putri Olimpiade Tokyo 2020 di Stadion Olimpiade Tokyo, Jepang, Jumat (6/8/2021). Tak hanya berhasil mempertahankan gelar juara, pelari berusia 27 tahun itu pun berhasil memecahkan rekor Olimpiade dan menggagalkan ambisi pelari putri Belanda, Sifan Hassan, meraih treble emas dalam Olimpiade edisi ke-32 ini.
Kipyegon finis pertama dengan waktu 3 menit 53,11 detik. Walau masih di bawah rekor terbaiknya, 3 menit 51,07 detik, yang dicetak di Monako, 9 Juli 2021, dan di bawah rekor dunia pelari Etiopia, Genzebe Dibaba, dengan 3 menit 50,07 detik di Monako, 17 Juli 2015.
Namun, catatan waktu itu sudah cukup bagi pelari berusia 27 tahun itu memecahkan rekor Olimpiade milik pelari Romania, Paula Ivan, dengan 3 menit 53,96 detik di Olimpiade Seoul 1988.
Saya sangat senang. Itu adalah sesuatu yang tidak saya harapkan dan saya justru berhasil. Terima kasih Tuhan. Saya benar-benar bahagia.
Adapun pelari Inggris, Laura Muir, finis kedua dengan 3 menit 54,50 detik dan Hassan finis ketiga dengan 3 menit 55,86 detik. ”Saya sangat senang. Itu adalah sesuatu yang tidak saya harapkan dan saya justru berhasil. Terima kasih Tuhan. Saya benar-benar bahagia,” ujar Kipyegon yang mengoleksi emas Kejuaraan Dunia 2017 London ini dikutip laman Olympics.com.
Sejak pistol start menyala, Kipyegon langsung merangsek ke barisan terdepan perlombaan yang diikuti oleh 13 peserta tersebut. Namun, selang 200 meter kemudian, Hassan yang memulai lomba dengan lambat berhasil menyusul dan mengambil alih posisi terdepan. Hassan terus memimpin lari dari 400 meter, 800 meter, hingga 1.200 meter atau memasuki putaran terakhir.
Namun, lewat 1.200 meter, Kipyegon yang terus menjaga jarak di belakang Hassan berhasil menyalip pelari Belanda berusia 28 tahun ini. Tak lama, giliran Muir yang menyusul pelari Belanda kelahiran Adama, Etiopia, tersebut. Hassan akhirnya semakin tertinggal dari Kipyegon dan Muir sekitar 100 meter menjelang finis. ”Ini merupakan balapan yang sangat cepat. Saya tahu itu akan berlangsung hingga lap terakhir. Mereka semua kuat. Namun, saya sangat senang telah membuat rekor Olimpiade,” kata Kipyegon.
Hasil itu membuat Kipyegon sukses mempertahankan emas 1.500 meter yang diraihnya pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Bahkan, kali ini, capaian pelari asal Bomet, Kenya, itu jauh lebih baik. Lima tahun lalu, pelari kelahiran 10 Januari 1994 ini finis pertama dengan 4 menit 8,92 detik, sedangkan Dibaba finis kedua dengan 4 menit 10,27 detik dan pelari Amerika Serikat, Jennifer Simpson, finis ketiga dengan 4 menit 10,53 detik.
Bagi Muir, prestasi ini amat memuaskan karena menjadi perak sekaligus medali pertamanya di Olimpiade. Pelari berusia 28 tahun ini juga berhasil memperbaiki catatan waktu terbaiknya. Sebelumnya, catatan waktu terbaik pelari kelahiran Inverness, Skotlandia, 9 Mei 1993, ini 3 menit 55,59 detik yang dicetak di Gateshead, Inggris, 23 Mei 2021.
”Saya tidak tahu harus berkata apa. Saya telah bekerja sangat keras begitu lama. Saya berada di urutan keempat, kelima dua kali, keenam, dan ketujuh setiap tahun sejak 2015 (di banyak kejuaraan internasional), serta dengan segala sesuatu yang ditunda tahun lalu karena pandemi Covid-19. Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi, saya mendapatkan perak,” ungkap Muir meluapkan kegembiraannya kepada BBC yang dilansir The Guardian.
Sebaliknya, untuk Hassan, perunggu itu cukup mengecewakan. Pelari kelahiran 1 Januari 1993 ini gagal mencapai target merebut tiga emas dari lari 1.500 meter, 5.000 meter, dan 10.000 meter. Padahal, dia telah berhasil mendapatkan emas 5.000 meter dengan 14 menit 36,79 detik pada final Senin (2/8/2021).
Kegagalan Hassan di 1.500 meter disinyalir karena terlalu banyak menguras energi untuk mengatasi ketertinggalan di awal perlombaan. Performanya di 1.500 meter pun cenderung menurun. Sebab, catatan waktu terbaiknya 3 menit 51,95 detik saat meraih emas Kejuaraan Dunia 2019 Doha, Qatar, 5 Oktober 2019. Kendati demikian, pelari bertinggi 170 sentimeter ini masih berpeluang merebut emas 10.000 meter dalam final Sabtu (7/8/2021).