Ambisi Novak Djokovic untuk mengoleksi ”Golden Slam” tahun ini kandas. Dia dikalahkan Alexander Zverev dalam semifinal tunggal putra. Harapan medali emas Djokovic dan Serbia dari ganda campuran pun lepas.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
TOKYO, JUMAT — Tidak akan ada ”Golden Slam” bagi Novak Djokovic, seperti yang pernah dibuat petenis putri legendaris Jerman, Steffi Graf, pada 1988. Ambisi tunggal putra nomor satu dunia itu dihentikan Alexander Zverev pada semifinal Olimpiade Tokyo 2020.
Di Ariake Tennis Park, Jumat (30/7/2021), Djokovic, yang mewakili Serbia, kalah dari Zverev (Jerman), 6-1, 3-6, 1-6. Dalam laga perebutan medali emas, Minggu, Zverev akan bertemu Karen Khachanov (Komite Olimpiade Rusia/ROC) yang menang atas Pablo Carreno Busta (Spanyol), 6-3, 6-3.
Golden Slam, yaitu menyandingkan empat gelar Grand Slam dan medali emas Olimpiade dalam satu tahun penyelenggaraan, menjadi target Djokovic setelah dia menjuarai tiga Grand Slam. Petenis berusia 34 tahun itu tak terhadang merebut gelar juara di Australia Terbuka untuk kesembilan kalinya pada awal musim.
Setelah itu, kemenangan di Perancis Terbuka membuatnya menjadi tunggal putra pertama pada era Terbuka yang dua kali juara di setiap Grand Slam. Djokovic melengkapinya dengan gelar juara Wimbledon, dua pekan sebelum Olimpiade. Itu menjadi gelar Grand Slam ke-20 Djokovic, yang membuatnya menyamai prestasi Roger Federer dan Rafael Nadal.
Djokovic sempat ragu untuk berangkat ke Tokyo karena ajang yang dimundurkan setahun akibat pandemi Covid-19 ini berlangsung tanpa penonton. Djokovic juga risau dengan ketatnya peraturan, salah satunya membatasi jumlah anggota tim pendukung. Sebagai petenis elite, dia terbiasa didampingi banyak anggota tim, seperti pelatih, pelatih fisik, agen, dan fisioterapis.
Namun, Djokovic berubah pikiran setelah terinspirasi mantan atlet loncat tinggi Kroasia, Blanka Vlasic, peraih medali perak di Beijing 2008 dan perunggu di Rio de Janeiro 2016. Djokovic diingatkan, seorang atlet akan diingat karena mendapat medali Olimpiade.
Novak telah memiliki 20 gelar Grand Slam. Anda tak bisa mengharapkan yang lebih baik dari ini.
Kemenangan mudah pada set pembuka melawan Zverev membuat Djokovic terlihat akan melaju mulus ke final, seperti ketika dia memenangi empat babak sebelumnya dalam straight sets. Situasi berbalik saat Zverev, yang biasanya bermain monoton di baseline, mulai berani mendekati net.
Setelah bermain ketat hingga skor 3-3 pada set kedua, Zverev tak terbendung dengan memenangi tujuh gim beruntun hingga unggul 4-0 di set ketiga. Frustrasi tak bisa lagi tampil dengan baik, Djokovic melampiaskan emosi dengan berteriak ketika Zverev mengunggulinya, 30-0, pada gim ketiga. Itu terjadi saat Djokovic servis.
Seketika setelah mendapat poin terakhir melalui backhand winner dan berpelukan dengan Djokovic, Zverev melampiaskan emosinya dengan menangis. Dia duduk lama di kursi sambil menutupi wajahnya dengan handuk, sebelum meninggalkan lapangan.
”Novak telah memiliki 20 gelar Grand Slam. Anda tak bisa mengharapkan yang lebih baik dari ini,” komentar Zverev, yang ditempatkan sebagai unggulan keempat dari 64 petenis.
”Saya katakan kepadanya bahwa dia adalah petenis terbaik sepanjang sejarah. Saya tahu, dia berambisi menciptakan rekor dan sudah dekat padanya. Tentu saya senang dengan kemenangan ini, tetapi saya juga bisa mengerti apa yang dia rasakan,” tutur Zverev, berkisah tentang percakapannya di net bersama Djokovic.
Kandas
Harapan Djokovic untuk meraih medali emas Olimpiade sepenuhnya kandas setelah kalah pada semifinal ganda campuran. Berpasangan dengan Nina Stojanovic, Djokovic kalah, 6-7 (4/7), 5-7, ketika melawan Elena Vesnina/Aslan Karatsev (Komite Olimpiade Rusia). Satu-satunya medali Olimpiade bagi Djokovic sejauh ini didapat dari tunggal putra Beijing 2008 ketika meraih medali perunggu.
Pelatih tim Serbia, Victor Troicki, mengatakan, anggota tim sebenarnya tak setuju ketika Djokovic menyatakan akan tampil pada ganda campuran. Mereka tak ingin membuat Djokovic kelelahan sehingga mengganggunya meraih emas tunggal putra. Kekhawatiran itu akhirnya terjadi.
Sementara itu, pertemuan Zverev dan Khachanov, yang merupakan petenis alumnus Next Gen, akan menjadi duel kelima dengan keduanya berbagi kemenangan 2-2 pada empat laga pertama. Hasil terbaik Zverev sejak menjadi petenis profesional pada 2013 adalah menjadi finalis Grand Slam AS Terbuka 2020. Adapun Khachanov lolos ke perempat final Perancis Terbuka 2019 dan Wimbledon 2021. Final Olimpiade pun menjadi final terbesar Khachanov.
Medali emas pertama cabang tenis yang melagakan dua pasangan Kroasia dimenangi oleh Nikola Mektic/Mate Pavic, yang mengalahkan Marin Cilic/Ivan Dodig, 6-4, 3-6, 10-6. Adapun perebutan medali emas tunggal putri, Sabtu, akan berlangsung antara Belinda Bencic (Swiss) dan Marketa Vondrousova (Ceko). (AP/REUTERS)