Tersingkirnya ”Minions” Tambah Deretan Kejutan Olimpiade Tokyo 2020
Unggulan utama bulu tangkis ganda putra, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, menyusul tunggal putra terbaik dunia, Kento Momota, tersingkir dari Olimpiade Tokyo 2020. Kevin/Marcus tersingkir di delapan besar.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
TOKYO, KOMPAS — Kejutan dari persaingan cabang bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 bertambah dengan tersingkirnya Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon pada perempat final. Bulu tangkis pun kehilangan dua wakil berstatus nomor satu dunia yang difavoritkan juara.
Sehari sebelumnya, tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota, bahkan tak bisa melewati persaingan penyisihan grup. Pada pertandingan penentuan Grup A, andalan tuan rumah itu dikalahkan wakil Korea Selatan, Heo Kwang-hee (Korea Selatan), 15-21, 19-21.
”Minions”, julukan untuk Kevin/Marcus, disingkirkan pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, pada pertandingan di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Kamis (29/7/2021). Kekalahan 14-21, 17-21 dari ganda Malaysia berperingkat kesembilan dunia itu menjadi kekalahan kedua beruntun Kevin/Marcus di Tokyo.
Setelah tampil solid pada dua pertandingan awal di penyisihan grup, Kevin/Marcus kalah pada laga terakhir grup. Dua hari sebelum tampil pada perempat final, mereka dikalahkan ganda Taiwan, Lee Yang/Wang Chi Lin, 18-21, 21-15, 17-21.
Kedua pasangan yang mengalahkan Kevin/Marcus itu memiliki kesamaan, yaitu tak pernah menang dari pertemuan sebelumnya. Chia/Soh selalu kalah dalam tujuh pertemuan sebelumnya, sementara Lee/Wang kalah dalam tiga persaingan lain.
Kemenangan beruntun juara All England 2017 dan 2018 itu berakhir di ajang yang justru lebih bergengsi, Olimpiade. Melawan Chia/Soh, Kevin/Marcus kalah cepat dalam menciptakan momentum untuk menekan lawan. Padahal, meraih dan mempertahankan momentum untuk mengontrol pertandingan menjadi poin terpenting permainan ganda putra yang berlangsung dalam tempo cepat.
Seperti dilaporkan wartawan Kompas, Agung Setyahadi, dari Tokyo, Kevin/Marcus tampil di bawah performa mereka. Koordinasi gerak dan rotasi depan-belakang tidak mulus sehingga membuka ruang lawan untuk menempatkan kok di area kosong. Pengembalian pukulan drive juga sering gagal, hingga kok tidak bisa melewati net.
Mereka bermain tanpa beban, sangat baik hari ini, dan mereka sangat fokus pada permainan mereka. Hari ini kami tidak tampil bagus.
Pada awal gim pertama, saat tertinggal 2-8, mereka sempat mengejar dan meraih lima poin beruntun hingga kedudukan menjadi 7-8, tetapi setelah itu, Chia/Soh kembali menemukan ritme permainan hingga memimpin 11-8. Kevin/Marcus kehilangan ritme dan kalah 14-21.
Gim kedua diawali dengan poin rapat, tetapi kemudian ganda Malaysia bisa melesat lebih cepat. Setiap kali Kevin/Marcus meraih satu poin, Chia/Soh bisa membalik keadaan dan meraih tiga poin beruntun.
Kondisi itu membuat Kevin kesal hingga membanting raket di lapangan karena gagal mengembalikan smes lawan yang mengubah kedudukan menjadi 13-16. Mereka sempat menyamakan kedudukan menjadi 16-16, tetapi empat poin berikutnya diborong ganda Malaysia hingga memimpin 20-16 dan akhirnya menang.
Gagal di ajang besar
Hasil perempat final ini menjadi penegasan bahwa Kevin/Marcus kesulitan mencapai hasil tertinggi pada ajang besar. Indikator lain adalah hasil dalam Kejuaraan Dunia yang digelar setahun sekali, kecuali pada tahun penyelenggaraan Olimpiade.
Kevin/Marcus tiga kali tampil dalam Kejuaraan Dunia dengan hasil terbaik perempat final pada 2017 dan 2018. Adapun pada 2019, mereka hanya bertahan hingga babak kedua.
Di mixed zone Musashino Forest Sport Plaza, Kevin/Marcus menjawab pertanyaan dengan singkat dan terkesan ingin meninggalkan area wawancara, yang berada di belakang arena pertandingan, dengan cepat. Kevin lebih banyak diam dan mengikuti sesi wawancara dengan wajah tidak antusias. Marcus lebih sering menjawab pertanyaan, tetapi hemat kata.
”Mereka bermain lebih baik dari kami hari ini,” ujar Kevin terkait performa mereka yang kontras dengan rekor kemenangan 7-0 dalam pertemuan sebelumnya dengan Aaron Chia/Shoh Wooi Yik.
Kevin/Marcus selalu menang dalam tujuh pertemuan sebelumnya dengan ganda Malaysia itu, empat di antaranya pada 2020 dengan dua gim langsung, yaitu di Indonesia Masters, Malaysia Masters, Kejuaraan Asia Beregu, dan All England.
”Mereka bermain tanpa beban, sangat baik hari ini, dan mereka sangat fokus pada permainan mereka. Hari ini kami tidak tampil bagus,” ujar Marcus.
Terkait dengan apakah Olimpiade memberi tekanan lebih besar bagi mereka, Marcus mengakui, faktor tekanan itu terasa. ”Ya pasti, faktor pressure pada kami sangat besar, semua pasti ingin menang, emas atau apalah. Padahal, lawannya semua imbang, enggak ada yang tahu hasilnya seperti apa,” ungkapnya.
”Di kejuaraan besar seperti ini, tekanan besar, dan itu mungkin yang membuat kami tidak tampil bagus,” lanjut Marcus.
Marcus juga menegaskan, mereka kali ini tidak terlambat panas seperti saat laga terakhir grup melawan ganda Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-lin. ”Kami sudah siapin banget, tetapi hari ini mereka main lebih baik dan kami mainnya di bawah tekanan terus,” ujar Marcus.
Minimnya turnamen menjelang Olimpiade juga dinilai Kevin tidak berpengaruh banyak pada permainan mereka yang di bawah performa terbaik. ”Kami memang kurang bagus. Saya rasa enggak pengaruh, semua mengalami yang sama.Tidak ada alasan untuk itu,” ucapnya.
”Ya, kami sudah persiapkan secara maskimal, tetapi hasilnya seperti ini. Ya sudah, mau diapain lagi. Yang penting kami sudah berusaha semaksimal mungkin,” pungkas Kevin.
Kekecewaan tim Indonesia terobati dengan lolosnya Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan ke semifinal. ”The Daddies” menghentikan langkah salah satu wakil tuan rumah, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, dengan skor 21-14, 16-21, 21-9.
”Alhamdulillah. Pertandingan tadi tidak mudah, lawan juga bagus. Kami bisa melewati pertandingan ini dengan kemenangan,” komentar Ahsan.
Sementara itu, tentang jalannya pertandingan, Hendra mengatakan kehilangan gim kedua disebabkan mereka kerap terburu-buru untuk meraih poin. ”Setelah itu, pada gim ketiga, kami mencoba bermain lebih tenang,” katanya.
Hendra/Ahsan menyayangkan kekalahan Kevin/Marcus karena kekuatan ganda putra Indonesia berkurang. Namun, seperti dikatakan Ahsan, mereka tetap fokus pada penampilan sendiri ketika berada di lapangan.