Awal yang tidak baik membuka periode kedua Carlo Ancelotti bersama Real Madrid. Selain kehilangan dua bek tengah utama, pemain baru, David Alaba, positif Covid-19 sehingga terancam absen di pekan pembuka La Liga.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·6 menit baca
Badai seakan enggan lepas dari Real Madrid. Setelah dipastikan kehilangan Raphael Varane yang hijrah ke Manchester United, “Los Blancos” kembali harus kehilangan bek baru, David Alaba, yang dinyatakan positif Covid-19, Selasa (27/7/2021) kemarin. Kondisi itu jelas memusingkan Carlo Ancelotti seiring krisis bek tengah yang perlu dipecahkan jelang dimulainya La Liga musim 2021-2022, 14 Agustus.
Keputusan Real untuk melepas Varane adalah sebuah kejutan, sebab “Los Blancos” tidak memperpanjang kontrak kapten dan bek senior Sergio Ramos. Mereka pun kehilangan dua bek tengah utama dalam satu dekade terakhir hanya dalam satu masa jendela transfer.
Apalagi MU mendapatkan Varane dengan harga yang terbilang murah, sekitar 42 juta pound sterling atau sekitar Rp 846,8 miliar. Jumlah itu lebih sedikit dari uang yang dikeluarkan saat MU mendatangkan Harry Maguire dari Leicester City pada 2019, atau saat Ben White dibeli Arsenal dari Brighton Hove & Albion di musim panas ini. Kedua pemain itu ditebus dengan dana transfer sebesar 50 juta pound sterling (Rp 1 triliun).
Nilai transfer Varane jelas menguntungkan "Setan Merah", mengingat prestasi dan pengalaman bek tim nasional Perancis itu. Varane tiba di Old Trafford dengan pengalaman membawa Real juara empat kali Liga Champions, serta menjadi juara Piala Dunia bersama “Les Bleus”.
Dengan segudang pengalaman Varane itu, tentu bukan pekerjaan mudah bagi Ancelotti untuk mencari pemain pengganti. Apalagi Ancelotti juga membutuhkan pemain yang bisa menutup lubang atas perginya Ramos ke Paris Saint-Germain dengan status bebas transfer.
Varane dan Ramos mulai berduet ketika Real bertemu Dinamo Zagreb di ajang Liga Champions, November 2011. Jose Mourinho yang berani memberikan Varane, yang saat itu baru berusia 18 tahun, menjadi pemain inti. Sejak itu, duet Varane dan Ramos bermain bersama selama 10 musim. Benteng kokoh Varane-Ramos menyumbangkan 18 trofi juara bagi “Los Blancos”. Keduanya pun masuk ke dalam sejarah Real sebagai salah satu duet tengah terbaik.
“Kepergian Ramos dan Varane membuat Real kehilangan pasangan bek tengah terbaik dalam sejarah klub dan legenda Liga Champions. Kejayaan Los Blancos di Eropa tidak mungkin tercipta tanpa penampilan keduanya,” tulis kolomnis Marca, JL Calderon, dalam koran Spanyol itu edisi Rabu (28/7).
Tidak ada pembelian
Ancelotti memang bisa terhibur ketika Real mendatangkan David Alaba dari Bayern Muenchen yang habis masa kontraknya, 30 Juni. Kapten timnas Austria itu mewarisi jersey nomor 4 yang selama ini identik dengan Ramos.
Hanya saja, rencana pelatih asal Italia itu untuk segera memaksimalkan peran Alaba harus tertunda. Alaba perlu menjalani karantina mandiri seiring terkonfirmasi positif Covid-19, Selasa. Kondisi itu membuat Alaba akan absen di uji coba terakhir Real melawan AC Milan, 8 Agustus. Bahkan, pemain berusia 29 tahun itu berpotensi tidak bisa tampil saat Real menjalani pekan perdana musim 2021-2022 melawan Alaves, 15 Agustus.
Dengan kondisi itu, Ancelotti praktis hanya memiliki Eder Militao dan Nacho Fernandez sebagai bek tengah di skuad tim utama. Kemudian, ada Jesus Vallejo dan Victor Churst di tim Real Madrid Castilla yang sejak musim lalu beberapa kali dibawa mantan pelatih Real, Zinedine Zidane, untuk menutupi badai cedera di lini pertahanan.
Harapan para pendukung Real agar klub kebanggaan mereka segera merekrut setidaknya satu bek tengah berkualitas dunia sepertinya hanya impian semata. Pasalnya, Presiden Real Florentino Perez telah mengumumkan kepada dewan direksi klub, dirinya tidak akan mengeluarkan dana transfer di musim panas ini. Hal itu diumumkan dalam rapat petinggi klub, 19 Juli lalu.
“Tidak ada kedatangan pemain baru yang diharapkan di musim panas ini,” tulis notulensi rapat itu seperti dikutip Radio Marca.
Kepergian Ramos dan Varane membuat Real kehilangan pasangan bek tengah terbaik dalam sejarah klub dan legenda Liga Champions. Kejayaan Los Blancos di Eropa tidak mungkin tercipta tanpa penampilan keduanya.
Perez pun hanya fokus untuk menjual pemain yang hanya menyisakan satu musim kontrak, serta pemain yang tidak masuk dalam rencana Ancelotti di musim depan. Varane masuk dalam daftar pemain yang dijual karena kontraknya akan kadaluarsa pada 30 Juni 2022. Perez tidak ingin kehilangan Varane secara cuma-cuma.
Selain itu, ada pula Gareth Bale yang kontraknya berakhir di akhir musim 2021-2022. Real juga sangat berambisi menjual Eden Hazard. Tetapi, hingga kini Real belum menerima tawaran untuk Bale dan Hazard. Pendapatan transfer itu pun akan dialokasikan untuk memperbaiki neraca keuangan Real yang merugi lebih dari 300 juta euro (Rp 5,14 triliun) selama tahun 2020.
Kekuatan lini belakang
Kondisi di lini belakang itu tentu akan menyulitkan Ancelotti. Sebagai pelatih asal Italia, Ancelotti adalah sosok pelatih yang mengutamakan kekokohan lini belakang di atas segalanya. Ketika memberikan delapan gelar untuk Milan, termasuk dua trofi Liga Champions, Ancelotti dibekali duet bek terbaik dunia saat itu, yaitu Paolo Maldini dan Alessandro Nesta. Selain keduanya, “Don Carlo” juga sempat memiliki Jaap Stam.
Lalu, Ancelotti juga mengandalkan bek senior ketika mengantarkan Chelsea meraih tiga gelar domestik pada musim 2009-2010, yaitu Branislav Ivanovic dan Ricardo Carvalho. Duet timnas Jerman, yaitu Mats Hummels dan Jerome Boateng, menjadi andalan utama Ancelotti dalam memberikan gelar Bundesliga edisi 2016-2017 kepada Bayern Muenchen.
Tanpa memiliki duet bek terbaik, sulit rasanya melihat Ancelotti mampu mengantarkan timnya merebut trofi. Di Napoli, misalnya, Ancelotti memiliki Kalidou Koulibaly, serta ada Seamus Coleman di Everton, tetapi pelatih berusia 62 tahun itu gagal meraih gelar juara untuk dua klub tersebut. Napoli dan Everton tidak punya tandem yang mumpuni untuk kedua bek andalan itu, kemudian Ancelotti tidak punya pula pelapis yang mampu mengimbangi Koulibaly dan Coleman.
Andai Real benar-benar tidak mendatangkan satu bek tengah baru hingga jendela transfer ditutup, 1 September, maka Ancelotti berpeluang memainkan Ferland Mendy sebagai bek tengah. Real tentu tidak bisa hanya mengandalkan Alaba, Militao, dan Nacho untuk menjalani musim panjang yang bisa menjalani minimal 45 pertandingan. Ancelotti butuh satu bek tengah untuk melapis ketiganya.
Dengan posisi bek sayap yang lebih beragam, terutama dengan kemampuan Alvaro Odriozola bermain di kedua sisi lapangan, maka mengorbankan Mendy tidak akan mengurangi kekuatan di posisi itu. Posisi Mendy di bek sayap kiri bisa digantikan oleh bek sayap veteran, Marcelo, yang didapuk sebagai kapten tim di musim 2021-2022.
Ancelotti memang tidak terlalu mempermasalahkan krisis di lini pertahanan. “Bagi saya yang terpenting seluruh pemain memiliki ambisi dan rasa lapar untuk memiliki musim yang baik. Saya yakin dengan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki skuad Real saat ini,” kata Ancelotti seperti dilansir laman klub.
Namun, Zidane pernah merasakan sulitnya menjalani musim 2020-2021 ketika Real tidak membeli satu pun pemain. Kedalaman skuad Real amat buruk, sehingga cederanya pemain bintang sulit menghadirkan konsistensi permainan tim. Alhasil, Zidane gagal memberikan gelar di musim lalu.
Fans Real pun telah melihat persiapan Real di awal musim ini yang kurang meyakinkan. "Los Blancos" secara mengejutkan tumbang 1-2 dari Glasgow Rangers, akhir pekan lalu.
Dengan segudang pengalaman, apakah Ancelotti mampu mempersembahkan kembali trofi untuk Real? Atau Ancelotti akan kembali gagal memberikan gelar juara seperti menangani dua tim sebelumnya, yakni Napoli dan Everton? Patut menantikan petualangan jilid kedua Ancelotti bersama “Los Blancos”.