Roger Federer meninggalkan Wimbledon 2021 dekan dukungan penuh ribuan penggemarnya. Setelah dikalahkan Hubert Hurkacz di perempat final, petenis kawakan Swiss itu tidak segera meastikan masa depan kariernya,
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
“Saat berhadapan dengan Roger (Federer), kamu tak hanya melawan Roger, melainkan juga melawan auranya. Kamu akan berhadapan dengan penggemarnya dan saya tekankan, tak ada satu pun yang ingin melihat Roger kalah atau mengucapkan selamat tinggal. Jadi, akan ada banyak suara dukungan untuknya”.
Pesan itu disampaikan Craig Boynton, pelatih Hubert Hurkacz, sebelum petenis Polandia itu berhadapan dengan Federer pada perempat final Wimbledon di All England Club, London, Inggris, Rabu (7/7/2021). Apa yang disampaikan Boynton terbukti saat kedua petenis bertemu di Lapangan Utama, tempat yang memberi kenyamanan seperti halnya rumah bagi Federer. Di tempat itu, Federer meraih delapan gelar juara Wimbledon dari total 20 gelar Grand Slam.
Teriakan “Kamu bisa!” dan “Apakah kamu baik-baik saja?” terdengar dari tribune penonton saat Federer tertinggal 0-4 pada set ketiga. Mereka yang sangat berharap Federer menang, bahkan, bertepuk tangan ketika Hurkacz melakukan kesalahan saat forehand atau kehilangan servis pertama.
Suara tepuk tangan bertambah keras ketika Federer melangkah ke lapangan untuk melakukan servis, saat skor 0-5. Lima poin kemudian, pertandingan terakhir. Federer kalah 3-6, 6-7 (4/7), 0-6. Untuk pertama kalinya sejak debut di Wimbledon 1999, Federer tak memenangi satu gim pun pada salah satu set.
Sesegera mungkin, maestro tenis asal Swiss itu membereskan tas dan meninggalkan lapangan sambil melambaikan tangan pada penonton yang bertepuk tangan sambil berdiri. Lagi, teriakan penggemarnya terdengar, “Satu tahun lagi!”.
Selalu dicintai penonton di mana pun bertanding, Federer mungkin menjadi satu-satunya petenis yang bisa menyaingi cinta penonton All England Club pada jago tuan rumah Andy Murray. Ratusan penggemar bahkan menantinya di tempat mereka bisa melihat Federer ketika meninggalkan kompleks lapangan tenis All England Club.
Untuk membalas tepuk tangan meriah dari mereka, Federer yang berjalan di jembatan yang menjadi bagian dari stadion, menyempatkan berhenti, membuka masker, dan melambai pada mereka.
“Menang atau kalah, selalu spesial melihat Roger Federer kembali ke Wimbledon,” tulis akun Twitter Asosiasi Tenis Pofesional (ATP). Akun resmi badan tenis dan turnamen Grand Slam lain menyampaikan penghargaaan serupa untuk petenis yang telah bersaing di arena profesional selama 23 tahun itu.
Setelah meninggalkan lapangan sesegera mungkin, Federer perlu waktu hingga satu jam 15 menit untuk datang ke ruang konferensi pers. Padahal, dia adalah petenis yang tak pernah membiarkan jurnalis menanti lama untuk mengetahui perspektifnya tentang pertandingan, apapun hasilnya.
Tampaknya, Federer perlu waktu untuk mencerna semua momen dalam pertandingan yang hanya berlangsung satu jam 49 menit, serta mendengarkan pendapat dari tim pelatihnya. Seperti disampaikan mantan petenis nomor satu dunia, Boris Becker, penampilan Federer melawan Hurkacz tak seperti biasanya.
Saya senang bisa mencapai tahap ini di Wimbledon setelah semua yang terjadi dalam hidup saya. Tentu saja, saya ingin bermain lagi (di Wimbledon), tetapi, pada usia seperti saya, tak ada yang pasti apa yang akan terjadi kemudian.
“Petenis, termasuk bintang besar, memang lumrah melakukan kesalahan. Tetapi, kesalahan yang dilakukan Roger tak seperti biasanya. Posisi bola yang keluar terlalu jauh dari garis lapangan. Apa penyebabnya, hanya Roger yang tahu,” ujar Becker kepada BBC.
Kelanjutan karier
Statistik delapan kali menang dan empat kali kalah dari lima turnamen pada tahun ini, dua kali operasi lutut kanan pada 2020, serta menjelang usia 40 tahun pada 8 Agustus, kembali memunculkan pertanyaan kelanjutan karier ayah dari empat anak itu. Namun, seperti biasanya, komentar Federer lagi-lagi menjadi teka-teki bagi penggemar tenis.
Dia tidak memastikan ini menjadi penampilan terakhirnya di Wimbledon, tetapi juga tak menutup kemungkinan itu. “Saya senang bisa mencapai tahap ini di Wimbledon setelah semua yang terjadi dalam hidup saya. Tentu saja, saya ingin bermain lagi (di Wimbledon), tetapi, pada usia seperti saya, tak ada yang pasti apa yang akan terjadi kemudian,” katanya.
Saat menerima penghargaan sebagai atlet terbaik Swiss dalam 70 tahun terakhir, Desember 2020, Federer juga membuat pernyataan yang membuat penggemarnya penasaran. “Malam ini, saya berdiri di sini dengan perasaan luar biasa. Saya berharap, masih ada yang tersisa pada diri saya untuk bisa dilihat orang lain pada tahun depan. Jika tidak, berada dalam acara ini menjadi akhir yang menyenangkan bagi saya,” katanya.
Komentar itu disampaikan setelah Federer absen pada hampir sepanjang musim 2020 karena cedera lutut kanan, hingga harus menjalani dua kali operasi. Dia akhirnya bertanding kembali di Doha, Qatar, pada Maret. Target besarnya adalah Wimbledon, turnamen yang begitu dicintainya.
Bisa jadi, dia ingin seperti Pete Sampras, yang mengakhiri karier setelah menjuarai AS Terbuka 2002. Setelah menjuarai Grand Slam untuk ke-14 kalinya, Sampras tak bertanding lagi meski pengumuman resmi pensiun sebagai atlet baru dilakukan setahun kemudian.
Di sisi lain, Federer pun sadar bahwa perjalanan karier tak selalu berakhir bahagia. Petenis idolanya, Stefan Edberg, mengundurkan diri setelah tak bisa melewati perempat final dalam 11 Grand Slam terakhirnya. Petenis yang aktif pada 1983-1996 itu, bahkan, hanya sekali lolos ke perempat final dari 11 turnamen itu. Becker, yang pensiun pada 1999, bahkan, melewatkan 11 Grand Slam setelah terakhir kali menjuarainya, di Australia Terbuka 1996.
Namun, lagi-lagi, Federer tak memberi petunjuk tentang perjalanannya setelah Wimbledon, termasuk rencana tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Dia akan mendiskusikan itu dengan Ivan Ljubicic, Severin Luthi, dan anggota tim pelatih lainnya.
“Setelah apa yang saya alami, tentu saya tak berpikir bisa mendaki gunung dalam satu langkah. Anda harus melakukannya langkah demi langkah. Sekarang, ini sudah berakhir, saya hanya harus memikirkan kembali semuanya. Apa yang hal baik dan tidak baik yang telah saya lakukan, bagaimana tubuh, lutut, serta pikiran saya,” kata Federer.
“Mungkin, saya bersikap terlalu keras pada diri sendiri. Saat ini, saya sangat sedih, tetapi saya akan baik-baik saja dalam beberapa hari mendatang,” lanjutnya. (AFP/REUTERS)