Ketika Skotlandia Sehari "Menjajah" Ibu Kota Inggris
Kota London, ibu kota Inggris, mendadak ”dijajah” warga Skotlandia pada Piala Eropa 2020. Negara yang terkenal dengan film ”Braveheart” itu menaklukkan Inggris dalam kontes yel-yel, minum bir, bahkan adu panco.
Hujan menyiram kota London sejak pagi hari, Jumat (18/6/2021). Setelah dua minggu warga menikmati sinar dan hangat matahari, mereka harus kembali membawa payung saat keluar rumah. Delapan jam sebelum kick off laga Piala Eropa 2020 antara Inggris versus Skotlandia, jalanan di kota London sekilas terlihat sepi.
Namun, bila lebih teliti diamati, para suporter Inggris dan Skotlandia sudah bisa ditemui di pub-pub di seluruh penjuru London.
Saya pun memasuki salah satu pub di area Liverpool Street, salah satu area metropolis di London. Seperti layaknya pub-pub tradisional Inggris, pub yang saya masuki terlihat gelap dengan dinding-dinding kayu dan ukiran-ukiran khas Inggris. Saya pun langsung ditawari tempat duduk dan ditanyakan pesanan minum meskipun baru saja melewati jam makan siang.
Sejak seminggu lalu, saya tak pernah melihat satu pun jersei Skotlandia dipakai. Jadi, saya pun cukup kaget saat melihat banyak sekali orang yang memakai jersei Skotlandia di sebuah pub di Liverpool Street. Anehnya, sejumlah suporter Inggris juga terlihat di dalam. Lebih anehnya lagi, kedua kubu suporter terlihat rukun.
Para suporter Skotlandia kompak berkata, timnya akan menang, 1-0, dan John McGinn, bintang tim itu, akan mencetak gol. Seolah tidak terima, fans Inggris di pub itu langsung menyahuti. ”Tidak mungkin. Kami pasti akan menang. Mungkin akan sulit, tetapi kami akan menang!”
Baca juga: Kalah Tak Masalah, yang Penting Lima Gelas Bir
Tidak ada ketegangan, apalagi keributan meskipun mereka sama-sama mengklaim timnya adalah yang terbaik. Mereka pun bercanda bersama dan akhirnya berangkulan dan berkenalan. Mungkin, mereka dalam kondisi sangat mabuk akibat banyaknya bir dalam gelas-gelas besar yang sudah diminum.
Datang dari jauh
Entahlah. Namun, yang pasti, Piala Eropa 2020 masih menunjukkan pesonanya walaupun dikepung pandemi, yaitu menyatukan para pendukung. Para suporter Skotlandia itu datang dari jauh. ”Kami menempuh perjalanan sembilan jam dari Glasgow demi merasakan atmosfer kandang lawan!” ujar Callum, salah seorang suporter Skotlandia.
”Sudah lama sekali kami tidak bermain di turnamen besar seperti Piala Eropa. Jadi, susah sepantasnya kami datang ke ibu kota Inggris untuk pertandingan ini (versus Inggris). Sejujurnya, kami sudah bangga hanya dengan tampil di turnamen ini,” ujar Callum, pria asal Ayr, tanpa terlalu memedulikan Skotlandia bakal menang atau kalah dari Inggris.
Menuju pukul 5 waktu setempat, mendekati waktu kick off laga yang sudah dinanti-nanti itu, makin banyak penggemar sepak bola terlihat lalu lalang di jalan. Di luar dugaan, suporter Skotlandia tidak kalah banyaknya dengan fans Inggris. Kedua kubu terlihat menyanyikan yel-yel masing-masing.
Pada pukul 7, suporter kedua tim sudah memenuhi daerah Soho, pusat hiburan di London. Banyak pub di daerah Westminster itu yang menayangkan siaran lansung laga Inggris versus Skotlandia. Jadi, wajar terlihat keramaian di sana.
Saya pun segera berkunjung ke pub yang saya sudah pesan sejak jauh-jauh hari. Ya, pada masa pandemi dan Piala Eropa, banyak orang lokal kesulitan memasuki pub karena memang sudah habis dipesan. Tak heran, bukan hanya warga asli London yang menonton, melainkan banyak suporter dari wilayah lain yang datang.
Pada saat saya masuk, saya sempat kaget karena banyaknya suporter Skotlandia di dalam pub. Mendekati kick off, giliran suporter Inggris mulai berdatangan.
Setelah kedua belah suporter mulai menenangkan diri, salah satu fans Inggris pun mengusulkan adu panco untuk menentukan kelompok mana yang paling hebat.
Lima menit sebelum kick off, kedua kelompok suporter syahdu menyanyikan lagu kebangsaan masing-masing. Fans Skotlandia kompak menyanyikan ”Flower of Scotland” dengan volume yang sangat tinggi. Tak mau kalah, fans Inggris pun berteriak-teriak saat menyanyikan lagu kebangsaannya, ”God Save the Queen”.
Bernyanyi tanpa henti
Nyanyian dan teriakan kedua suporter tidak berhenti selama babak pertama laga Inggris versus Skotlandia yang digelar di Stadion Wembley, London. Beragam yel-yel diteriakan kedua kubu. Yel-yel favorit fans Skotlandia adalah ”super John McGinn”. Fans Inggris pun sering kali menyahutinya dengan yel-yel ”Eng-ger-land” khas mereka.
Di babak kedua, kedua belah pihak tidak menunjukkan lelah untuk menyanyikan lagu-lagu. Namun, menjelang akhir babak kedua, fans Inggris mulai sedikit terdiam yang mungkin disebabkan kekecewaan mereka atas permainan timnas Inggris di permainan tersebut.
Sebaliknya, bukan hanya terus-menerus bernyanyi dan berteriak, pendukung Skotlandia juga tidak berhenti menenggak bir. Saat ditanya berapa gelas bir yang sudah dihabiskan hari ini, salah satu dari mereka menjawab, ”Jujur saya tidak tahu. Yang jelas, sudah terlalu banyak!”
Ketika peluit akhir laga itu dibunyikan, yaitu berahir imbang 0-0, fans Skotlandia merayakannya laiknya memenangkan laga. Raihan satu poin tim yang lolos dari babak playoff itu menjadi yang pertama di Piala Eropa tahun ini. Kans mereka lolos ke babak 16 besar pun kini masih terbuka. ”Kawan-kawan, malam ini, bisa dikatakan, kita memenangkan pertandingan!” teriak salah seorang suporter Skotlandia.
”Ya, tipikal Inggris biasanya (saat bermain di turnamen besar). Kami mempunyai pemain-pemain terbaik, tetapi mereka tidak bisa bermain bersama. Terus terang, saya sangat kecewa,” ungkap Jordan, salah seorang fans Inggris.
Baca juga: Pesona Kensington Selatan, Wilayah Pendukung ”Les Bleus” di London
Adu panco
Setelah kedua belah suporter mulai menenangkan diri, salah satu fans Inggris pun mengusulkan adu panco untuk menentukan kelompok mana yang paling hebat. Suporter Skotlandia di pub itu pun setuju. Kedua belah pihak memilih satu orang untuk mewakili. ”Yang kalah akan membayarkan semua minuman yang menang, ya!” seloroh salah seorang dari mereka.
Pertandingan panco untuk menunjukkan siapa yang paling macho pun berjalan sengit, lebih seru dari laga Inggris versus Skotlandia di Wembley. Perwakilan Skotlandia memenangkan adu panco itu lantas disambut selebrasi meriah dari suporter Skotlandia. Para fans Inggris pun mengakui keunggulan lawannya. Tak ada kebencian. Mereka pun saling berjabat tangan dan bertukar nomor telepon.
Kendati sejarah buruk kedua negara yang terjalin sejak lama, kedua belah pihak memulai hari itu dengan rukun. Mereka pun menyelesaikan hari itu dengan cara yang rukun pula. Namun, tidak bisa dimungkiri, Skotlandia ”memenangkan” duel kali ini.
Saat keluar dari pub dan menuju rumah, masih terlihat suporter Skotlandia berkeliaran dan mengibarkan bendera mereka sambil menyanyikan yel-yel kebanggaannya. Hujan kembali mengguyur kota London, seakan-akan ikut menangisi kegagalan Inggris mengalahkan Skotlandia. Ya, hari itu, untuk sehari saja, London akhirnya dikuasai oleh Skotlandia.