Pesona Kensington, Wilayah Pendukung ”Les Bleus” di London
Tidak semua kelompok warga di London mendukung tim nasional kebanggaan mereka, Inggris, pada Piala Eropa 2020. Warga di Kensington Selatan, kawasan elite di London, memilih mendukung "Les Bleus" karena aspek historis.
Oleh
Adjie Masdyka Sudaryanto dari London, Inggris
·4 menit baca
London, lokasi final Piala Eropa 2020, memiliki banyak pesona. Selain kultur sepak bola dan hiburan malam yang kuat, ibukota Inggris itu juga punya pesona lain, yaitu wilayah-wilayah berkumpulnya etnis Eropa tertentu.
Salah satu wilayah dimaksud adalah Kensington Selatan yang berada di London tengah, tepat di utara Sungai Thames yang tersohor. Karena lokasinya yang strategis, berada di jantung kota, Kensington Selatan adalah wilayah eksklusif dengan jajaran gedung mewah dan museum berlanggam era Victoria.
Meskipun berada tidak jauh dari Istana Buckingham, pusat dan simbol kekuasaan Kerajaan Inggris, Kensington Selatan sejatinya adalah ”etalase” negara tetangga, Perancis. Menurut data dari Kedutaan Besar Perancis di London, ada sekitar 300.000 warga negara itu yang menetap di London saat ini.
Jumlah warga Perancis yang tinggal di London itu lebih banyak dari penduduk Bordeaux, kota pelabuhan di Perancis selatan. Sebagian warga Perancis yang menetap di London berkumpul di Kensington Selatan.
Berkembangnya wilayah tersebut sebagai salah satu tempat di London yang identik dengan Perancis tidak terlepas dari sejarah panjang. Pada era Perang Dunia I, wilayah itu menampung banyak pengungsi dari Perancis dan Belgia.
Tidak heran, kantor Konsulat Perancis di London berdiri di wilayah itu, berikut Institut Perancis. Bukan tanpa alasan Kensington Selatan kerap disebut ”Little Paris” atau ”arrondissement (wilayah) ke-21 Paris”. Ibukota Perancis itu sebetulnya hanya punya 20 arrondissement, mulai dari Louvre di pusat kota hingga Menilmontant di Paris timur.
Perancis di hati kami. Setelah memenangi Piala Dunia (Rusia, 2018), saya yakin kami bakal kembali juara pada Piala Eropa tahun ini.
Maka, Kensington Selatan ibarat wilayah ekstra dari Paris. Seperti wilayah Paris lainnya, Kensington Selatan kental akan kultur Perancis. Di sepanjang jalan, kafe-kafe khas Perancis dan toko kue baquette sangatlah mudah ditemui.
Sejumlah toko buku bahkan memakai nama khas Perancis, misalnya Librairie La Page yang berada di seberang sekolah Lycée Français Charles de Gaulle. De Gaulle diambil dari nama mantan pemimpin Perancis saat melawan pendudukan Jerman di era Perang Dunia I dan II.
Di depan sekolah itu, terdapat taman kecil tempat para siswa sering berkumpul pada jam istirahat. Di taman itu, percakapan dengan aksen atau bahasa Perancis sekali pun menjadi hal lumrah, walaupun mereka sebenarnya ada di Inggris.
Saya pun menyapa mereka yang tengah berteduh di bawah pohon pada siang hari yang terik, Selasa (15/6/2021) lalu. ”Adakah di antara kalian orang Perancis?” tanya saya. ”Kami semua (orang) Perancis!” jawab mereka kompak, bak paduan suara.
”Namun, kami semua lahir di sini. Orang tua kami pindah ke sini sebelum kami lahir. Jadi, kami sudah tinggal di sini sepanjang masa hidup saya,” tutur Alexie, sala satu siswa sekolah itu dengan logat khas Perancis.
Karena masih dalam suasana Piala Eropa 2020, saya pun penasaran. ”Tim mana yang kalian dukung, Inggris atau Perancis?” tanya saya. ”Perancis di hati kami. Setelah memenangi Piala Dunia (Rusia, 2018), saya yakin kami bakal kembali juara pada Piala Eropa tahun ini,” jawab Raphael, siswa lainnya, menimpali.
Maka, bagi anak-anak di tempat itu, nama-nama seperti Kylian Mbappe, Karim Benzema, dan N\'Golo Kante, lebih sering disinggung. Nama para bintang timnas Perancis itu mengisi hati mereka, alih-alih para pemain Inggris seperti Raheem Sterling dan Marcus Rashford.
Saat ditanya di mana akan menonton laga-laga Perancis dalam Piala Eropa tahun ini, mereka berkata akan menontonnya di rumah bersama orangtua dan keluarga. "Kami belum cukup umur untuk dibolehkan masuk ke pub!” celoteh salah satu dari mereka.
Maka, apabila Inggris dan Perancis bersua di semifinal atau final Piala Eropa tahun ini, ”Les Bleus” tidak bakal kekurangan dukungan di London. Menurut Hugo Wagner, warga Perancis yang tengah berlibur di London, Piala Eropa selalu menjadi momen besar bagi negaranya.
”Sejujurnya, sampai sebulan lalu, kami tidak terlalu fokus ke Piala Eropa karena masih dalam suasana karantina. Setelah bar dan restoran dibuka, musim panas pun datang, kami merasa hidup lagi. Kami rindu kejayaan seperti (Piala Dunia) 2018 lalu,” ujar Wagner.
"Orang-orang (Perancis) akan kecewa dengan apa pun (capaian Les Bleus di Piala Eropa 2020) yang kurang dari semifinal," ujar Benoit Senaux, warga Perancis lainnya, yang telah menetap di London.