Misi Mengulang Memori Manis Olimpiade 1988
Tim panahan Indonesia memburu tambahan dua tiket ke Olimpiade Tokyo 2020 di Kejuaraan Dunia Panahan, di Paris. Indonesia juga bertekad merebut medali dan mengulang kenangan manis Olimpiade Seoul 1988.
Tim nasional panahan Indonesia memburu tambahan dua tiket ke Olimpiade Tokyo 2020. Jika mampu meraih kedua tiket itu, mereka berniat mengulang kisah manis ketika berlaga di Olimpiade Seoul 1988. Saat itu, trio srikandi Indonesia Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani berhasil mempersembahkan medali perak setelah mengalahkan tim panahan Amerika Serikat.
Perolehan medali itu sekaligus menjadi yang pertama sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di Olimpiade. Kontingen Indonesia pertama kali berpartisipasi di Olimpiade ke-15 yang digelar di Helsinki, Finlandia, pada tahun 1952.
Kala itu, Indonesia hanya mengirimkan tiga atlet putra dari cabang olahraga (cabor), yaitu Soedarmojo di cabor angkat besi, Habib Soeharko di renang, dan Thio Ging Wie di atletik. Tidak ada medali yang berhasil diraih ketiganya di Helsinki.
Dalam keikutsertaan di Olimpiade keduanya, di Melbourne, Australia 1956, Indonesia juga belum mampu meraih satu pun medali. Medali pertama Indonesia baru hadir di Olimpiade Seoul 1988 di Korea Selatan.
Olimpiade Seoul menjadi Olimpiade kedelapan yang diikuti Indonesia. Cabor panahan melalui trio srikandi Nurfitriyana Saiman, Lilies, dan Kusuma Wardhani menorehkan sejarah dengan menyumbang medali perak.
Raihan medali perak tersebut menjadi satu-satunya yang didapat kontingen Indonesia kala itu. Berkat tambahan satu medali perak, Indonesia menempati peringkat 36 dari 159 negara peserta Olimpiade.
Baca juga : Pelatnas Olimpiade Panahan
Medali perak yang dipersembahkan trio srikandi Indonesia itu seakan menjadi pembuka jalan bagi perolehan medali-medali lain Indonesia di edisi Olimpiade berikutnya. Empat tahun setelahnya, yaitu pada Olimpiade Barcelona 1992, Susi Susanti dan Alan Budikusuma masing-masing menyumbangkan medali emas di cabor bulutangkis.
Memori itulah yang coba dibangkitkan kembali oleh tim panahan Indonesia pada edisi Olimpiade Tokyo 2020 kali ini. Indonesia sejauh ini telah mengamankan dua tiket panahan di Tokyo. Kedua tiket itu digenggam Riau Ega Agatha Salsabila dan Diananda Choirunisa di nomor individu recurve putra dan putri.
Kesempatan untuk menambah jumlah kontingen panahan terbuka dengan adanya kualifikasi di Kejuaraan Dunia Panahan di Paris, Perancis pada 18-21 Juni 2021. Indonesia mengirim enam atlet yang akan terjun di nomor beregu putra dan putri. Masing-masing tim putra dan putri diisi tiga pemanah.
Tim putri terdiri atas Diananda Choirunisa, Titik Kusumawardani, dan Rezza Octavia. Adapun tim panahan beregu putra diperkuat Riau Ega Agata Salsabila, Arif Pangestu, dan Alviyanto Bagas Prastyadi.
Baca juga : Komposisi Baru Butuh Tambahan Pemanah Berpengalaman
Mereka akan bersaing dengan sekitar 38 negara di Paris. Tiga tim beregu putra dan putri terbaik di akhir turnamen akan mendapat tiket lolos ke Olimpiade Tokyo.
Diananda menyampaikan, persaingan di Kejuaraan Panahan Dunia di Paris akan sangat ketat. Itu karena beberapa negara kuat seperti Italia dan Amerika Serikat juga masih mencoba meraih tiket panahan menuju Tokyo. Meski begitu, atlet panahan asal Surabaya, Jawa Timur itu optimistis bisa memberikan yang terbaik bagi Indonesia.
“Kami yakin soalnya sudah persiapan lama buat dapat tiket ini. Pasti kami berusaha memberikan yang terbaik buat Indonesia,” kata Diananda ketika ditemui di Lapangan Panahan Senayan, Jakarta, pada agenda pelepasan timnas Olimpiade cabor panahan sebelum bertolak ke Paris.
Sebelum berangkat ke Paris, atlet panahan Indonesia telah menjalani pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Jakarta sejak April 2021. Mereka menjalani latihan di pagi dan sore hari.
Baca juga : Fokus Penguatan Fisik Atlet Panahan
Pemanah andalan Indonesia, Riau Ega mengatakan, menjelang keberangkatan ke Paris, mereka ditempa banyak latihan simulasi pertandingan. Porsi latihan memanah juga lebih banyak dilakukan secara beregu untuk mengasah kekompakan.
Duo srikandi
Kehadiran duo srikandi Nurfitriyana dan Lilies sebagai bagian dari tim pelatih panahan diharapkan mampu memberi tuah dan kepercayaan diri bagi pemanah-pemanah Indonesia di Paris nanti. Untuk pertama kalinya, Lilies turut mendampingi tim sejak berlatih hingga mengikuti kejuaraan.
Selama ini, hanya Nurfitriyana yang rutin mendampingi tim panahan Indonesia. Sedangkan, Lilies lebih banyak menghabiskan waktu berkarier sebagai pegawai negeri sipil di Surabaya. Kini dengan kehadiran keduanya kembali dalam satu tim, tim panahan Indonesia mencoba mengulangi lagi atau bahkan melebihi apa yang mereka raih saat Olimpiade 1988.
Ketua Kontingen Republik Indonesia untuk Olimpiade 2020 Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, prestasi Nurfitriyana dan Lilies menjadi inspirasi dan penyemangat bagi seluruh atlet Indonesia untuk mendapatkan medali. Meski sudah pasti meloloskan Riau Ega dan Diananda, Rosan berharap tim panahan Indonesia mampu meraih tiket Olimpiade Tokyo nomor panahan beregu.
"Akan lebih baik jika di Kejuaraan Panahan Dunia nanti atlet yang berhasil lolos ke Olimpiade bertambah sehingga peluang medali untuk panahan dan Indonesia akan terus bertambah," katanya.
Bila tim panahan Indonesia berhasil meraih tiket panahan nomor beregu recurve, jumlah nomor yang bisa diikuti pemanah Indonesia di Olimpiade nanti akan lebih banyak. Itu karena ketika tim beregu putra dan putri lolos ke Tokyo, mereka berhak bertanding di nomor individu recurve putra dan putri, nomor beregu putra dan putri, serta nomor beregu campuran.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menyebut kelemahan atlet-atlet Indonesia di seluruh cabang olahraga adalah mental bertanding. Saat tertinggal atau kalah, mental para atlet Indonesia, kata Zainudin, langsung jatuh walau pertandingan belum berakhir.
Maka dari itu, ia meminta para pemanah Indonesia yang akan berjuang meraih tiket ke Tokyo untuk tidak lekas melempar handuk saat tertinggal, melainkan terus berusaha hingga akhir. Ia juga berpesan agar para pemanah bisa fokus meraih target tanpa berpikir macam-macam.
"Ini kualifikasi yang kita harapkan mendapatkan tambahan tiket ke Tokyo. Kita optimis akan ada tiket lagi untuk menambah jumlah kontingen Indonesia. Ini bukan perjuangan yang ringan, yang kita hadapi (di Paris) bukan negara lemah," kata Zainudin.
Ini kualifikasi yang kita harapkan mendapatkan tambahan tiket ke Tokyo. Kita optimis akan ada tiket lagi untuk menambah jumlah kontingen Indonesia.
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Panahan Seluruh Indonesia (PP Perpani) Illiza Sa\'aduddin Djamal menyebut para pemanah telah siap 100 persen untuk bersaing di Paris. Ia optimis Indonesia akan mampu menambah tiket ke Olimpiade Tokyo. Dari laporan serta perkembangan latihan para pemanah, Illiza menilai skor yang diperoleh para pemanah sudah cukup mumpuni untuk bersaing dengan negara-negara lain.
"Tinggal bagaimana semangat untuk menjaga mental juara serta memupuk kebersamaan dan kerja sama yang lebih baik," ujarnya.
Dengan sikap pantang menyerah dan determinasi tinggi, bukan tidak mungkin tim panahan akan kembali mengulang kisah manis Olimpiade 1988. Keberhasilan tim panahan di Paris bisa jadi memantik hadirnya medali-medali lainnya di Olimpiade Tokyo.