Tim pelatnas panahan mendapat komposisi baru seusai menggelar seleknas pada 28-29 April. Walau cukup memuaskan, komposisi itu diisi oleh sebagian pemanah muda. Maka itu, tim pelatih berharap ada tambahan pemanah senior.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim pelatnas panahan mendapatkan komposisi baru seusai seleksi nasional di lapangan panahan, Senayan, Jakarta, 28-29 April. Walau cukup memuaskan, komposisi baru itu diisi para pemanah muda. Tim pelatih berharap ada tambahan pemanah senior untuk berbagi pengalaman agar tim lebih solid dalam menghadapi sejumlah kejuaraan besar pada tahun ini.
Manajer tim pelatnas PP Perpani, Ikhsan Ingratubun, saat dihubungi, Minggu (2/5/2021), mengatakan, hasil seleksi nasional di nomor recurve cukup mengejutkan. Tiga pemanah berpengalaman, yakni peraih emas individu dan tim putra SEA Games 2019 Filipina, Hendra Purnama; dan pemanah di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Muhammad Hanif Wijaya; serta peraih perunggu tim putri SEA Games 2019, Linda Lestari, terlempar dari pelatnas.
Dalam seleknas itu, Hanif dan Hendra menempati posisi kelima dan keenam dari tujuh peserta putra. Adapun Linda di posisi keenam dari delapan peserta putri. ”Kendati mengejutkan, inilah hasil apa adanya. Seleksi nasional ini dilakukan dengan terbuka dan tanpa campur tangan pihak mana pun. Ini membuktikan, siapa pun bisa terlempar dari pelatnas kalau tidak bisa menjaga performanya,” ujar Ikhsan.
Posisi Hendra dan Hanif digantikan Lisnawanto Putra Aditya, asal DI Yogyakarta, yang berada di posisi kedua dengan total 3.213 poin serta pemanah asal Jawa Tengah, Alviyanto Bagas Prastyadi, di urutan ketiga dengan 3.188 poin. Dua pemanah yang masih berstatus pelajar SMA itu melengkapi empat anggota tim recurve putra.
Dua pemanah lainnya adalah Riau Ega Agatha Salsabila (Jawa Timur) yang menempati posisi pertama seleknas (3.271) dan Arif Dwi Pangestu (DIY, 3.188).
”Secara teknis, Hendra sebenarnya sangat baik. Dalam latihan, skor yang diraihnya bisa mengimbangi Riau Ega. Kami tidak tahu pasti kenapa performanya turun dalam seleksi nasional. Di sisi lain, hasil seleksi nasional ini membuktikan bahwa pembinaan atlet lapis kedua atau regenerasi kami sudah cukup baik,” kata Ikhsan.
Adapun posisi Linda digantikan Asiefa Nur Naenza (Jatim, 3.031). Pelajar SMA itu melengkapi empat anggota tim recurve putri bersama Diananda Choirunnisa (Jatim, 3.132), Titik Kusumawardani (DIY, 3.128), dan Rezza Octavia (Papua, 3.080).
Empat pemanah putra dan empat putri itu disiapkan mengikuti Kejuaraan Dunia Panahan 2021 di Paris, Perancis, 18-20 Juni. Dalam kejuaraan itu, tim panahan Indonesia mengincar tambahan kuota ke Olimpiade Tokyo 2020. Indonesia telah mendapat dua tiket, di nomor recurve individu putra oleh Riau Ega saat meraih perunggu Asian Games 2018 dan recurve individu putri dari Diananda saat meraih perak di ajang yang sama.
PP Perpani mengincar tambahan tiket dari tiga nomor recurve lain, yakni beregu putra, putri, dan campuran. ”Inilah komposisi atlet terbaik di pelatnas saat ini. Kami berusaha untuk mematangkan tim lewat evaluasi mingguan setiap Jumat, dan sejumlah latih tanding dengan tim-tim daerah agar mental bertanding para atlet semakin terasah,” kata Ikhsan.
Dipertahankan
Ikhsan menegaskan, pihaknya masih berusaha agar Hendra dan Hanif bisa bertahan di pelatnas. Hendra (24) adalah juara bertahan di SEA Games. PP Perpani ingin pemanah asal Yogyakarta itu diberi kesempatan mempertahankan prestasinya dalam SEA Games 2021 Vietnam.
Adapun peringkat Hanif (24) lebih baik daripada Hendra sehingga jika Hendra dipertahankan, atlet asal Jambi juga perlu dipertahankan. Dengan demikian, tim recurve putra akan diisi enam atlet, sedangkan tim putri empat atlet. ”Dengan jam terbang mereka, Hendra dan Hanif bisa berbagi pengalaman untuk para atlet yunior agar tim semakin solid,” ujarnya.
Pelatih pelatnas panahan Nurfitriyana Saiman mengatakan, dua pemanah putra dan satu pemanah putri yang lolos seleksi nasional adalah atlet-atlet muda potensial. Namun, mereka masih sangat minim pengalaman. Apalagi, mereka tidak pernah mengikuti kejuaraan selama setahun terakhir karena pandemi Covid-19.
Kalau tiga atlet muda itu langsung berlaga pada kejuaraan bergensi, seperti Kejuaraan Dunia 2021, akan cukup riskan. Di cabang panahan, pengalaman sangat memengaruhi hasil perlombaan. Pengalaman dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang tersendat ketika tertekan dalam laga, cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar, serta tetap tenang dan fokus dengan segala kondisi yang ada dalam laga.
Untuk itu, Nurfitriyana sangat berharap Hendra dan Hanif tetap dipertahankan pelatnas. ”Setiap atlet muda boleh jadi bisa mendapatkan hasil panahan yang sangat bagus atau melejit dalam latihan atau uji coba. Tetapi, konsistensinya masih perlu dibuktikan, terutama dalam kejuaraan internasional. Konsistensi itu bisa terjaga seiring bertambahnya pengalaman dalam mengikuti kejuaraan level internasional,” ujar legenda panahan Indonesia yang tampil pada tiga Olimpiade, yakni Seoul 1988, Barcelona 1992, dan Atlanta 1996.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto menyampaikan, peluang PP Perpani menambah dua atlet di pelatnas terbuka. Mereka bisa melakukan revisi atau adendum dokumen nota kesepahaman atau MOU anggaran bantuan pelatnas 2021 yang dilakukan pada Februari. Namun, walau atlet bertambah, kemungkinan besar anggaran pelatnas Perpani tidak bertambah.
”Kalau penambahan anggaran pelatnas, sampai tahap ini belum ada. Belum tahu jika jelang keberangkatan. Anggaran memang terbatas untuk semua cabang olahraga akibat efek pandemi ini. Kami, sih, inginnya ada penambahan anggaran pelatnas untuk panahan karena mereka juga berpotensi meraih medali,” kata Gatot sambil berharap PP Perpani mencari sumber anggaran lain dari sponsor untuk membantu pelatnasnya.