Pelatnas panahan dimulai kembali di Lapangan Panahan Senayan, Senin. Fokus tim pelatih adalah penguatan fisik pemanah karena mereka bakal ikut Kejuaraan Dunia di Perancis pada Juni dan Olimpiade Tokyo pada Juli nanti.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemusatan latihan nasional atau pelatnas panahan dimulai kembali di Lapangan Panahan Senayan, Jakarta, Senin (12/4/2021). Fokus tim pelatih adalah penguatan fisik pemanah karena mereka bakal mengikuti Kejuaraan Dunia Panahan di Paris, Perancis, 22-27 Juni dan Olimpiade Tokyo, 23 Juli-8 Agustus mendatang.
”Kalau secara teknis, teknik para atlet sudah bagus. Skor mereka terus meningkat dan cenderung merata. Saat ini, kami tinggal konsentrasi menjaga automatisasi teknik dan penguatan fisik atlet agar tetap stabil dalam perlombaan,” ujar pelatih pelatnas panahan Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia (PP Perpani) Jimmy Lantang saat ditemui, Senin.
Pelatnas panahan dimulai sejak Agustus tahun lalu. Namun, empat atlet putra dan empat atlet putri recurve yang disiapkan untuk Olimpiade Tokyo sempat dipulangkan beberapa waktu sebelum PP Perpani serta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melakukan tanda tangan nota kesepahaman atau MOU anggaran bantuan pelatnas 2021 pada Selasa (6/4/2021). PP Perpani mendapatkan anggaran pelatnas tahun ini sekitar Rp 8 miliar untuk Olimpiade dan SEA Games 2021 Vietnam, 21 November-2 Desember.
Mulai 2 April, PP Perpani memanggil lagi para atlet untuk melaksanakan pelatnas tahun ini. Mereka terdiri dari empat pemanah putra dan empat pemanah putri nomor recurve, empat pemanah putra dan empat pemanah putri nomor compound, serta sejumlah pelatih dan tenaga pendukung.
Kecuali pemanah recurve putra Riau Ega Agatha Salsabila, pemanah recurve putri Diananda Choirunisa, dan pelatih recurve sekaligus salah satu srikandi panah Indonesia ketika meraih perak Olimpiade Seoul 1988 Lilies Handayani, tim pelatnas itu mulai datang ke Jakarta per 7 April. Mereka yang sudah tiba, antara lain tiga pemanah recurve putra, tiga pemanah recurve putri, dan dua pelatih recurve.
Di sektor recurve putra, ada Hendra Purnama dan Arif Dwi Pangestu asal Yogyakarta dan Muhammad Hanafi asal Jambi. Pada sektor recurve putri, ada Titik Kusumawardani asal Yogyakarta, Linda Lestari asal Kalimantan Tengah, dan Rezza Octavia asal Papua. Pelatih yang telah datang, yakni Nurfitriyana dan Jimmy.
Latihan pertama
Mereka resmi melakukan pelatnas di Senayan, Senin ini. Latihan hari pertama dimulai dengan sesi penilaian atau menembak sasaran pada pagi dan fisik pada sore. Jimmy mengatakan, kalau secara teknis, kemampuan para atlet Indonesia relatif sudah memuaskan dan hanya butuh merawat agar tidak turun dan sebisa mungkin masih naik.
Di sektor putra, skor para pemanah cenderung seimbang. Bahkan, skor tiga pemanah putra telah bisa menyamai kemampuan pemanah andalan Indonesia, Riau Ega yang skor tertingginya di kisaran 671. Pada sektor putra, skor tiga pemanah masih belum merata. Namun, grafik perkembangan pemanah muda, Rezza meningkat pesat dan mulai menyamai kemampuan pemanah putri andalan Merah-Putih, Diananda yang skor tertingginya di kisaran 643.
Fisik sangat penting dalam panahan agar akurasi bidikan pemanah bisa terus terjaga dan menghasilkan performa yang stabil. Biasanya, kalau fisik kurang optimal, akurasi bidikan pemanah bisa turun. Apalagi, kalau kondisi angin tiba-tiba berubah (menjadi kencang).
Maka itu, lanjut Jimmy, tim pelatih konsentrasi menjaga dan menguatkan fisik para pemanah. ”Fisik sangat penting dalam panahan agar akurasi bidikan pemanah bisa terus terjaga dan menghasilkan performa yang stabil. Biasanya, kalau fisik kurang optimal, akurasi bidikan pemanah bisa turun. Apalagi kalau kondisi angin tiba-tiba berubah (menjadi kencang),” katanya.
Pelatih fisik Hanafi Ramadhani menuturkan, dirinya baru mulai bergabung ke pelatnas per Sabtu (10/4/2021). Untuk itu, dia belum tahu banyak dan detail bagaimana tingkat fisik para atlet. Akan tetapi, dalam panahan, fisik bagian atas lebih dominan diandalkan dibanding fisik bagian bawah. ”Jadi, latihan fisik bagian atas akan menjadi menu utama selama pelatihan ini,” tuturnya.
Hendra menyampaikan, dia dan pemanah lain sudah sangat siap untuk kembali berlaga. Bahkan, mereka cenderung tidak sabar ikut perlombaan setelah setahun terakhir tidak ada kejuaraan akibat pandemi Covid-19. ”Selama ini, latihan kami tidak terkendala walau pandemi. Sekalipun pelatnas belum jalan, kami tetap berlatih di daerah. Saya sendiri berlatih intens di lapangan depan rumah,” ujarnya.
Tim panahan recurve bakal menjalani dua ajang besar dalam waktu dekat, yakni Kejuaraan Dunia di Paris dan Olimpiade Tokyo. Kejuaraan Dunia turut menjadi kualifikasi terakhir Olimpiade. Atas dasar itu, pelatnas dipersiapkan agar bisa menambah tiket dari kejuaraan tersebut, yakni minimal salah satu dari nomor recurve beregu putra, putri, dan campuran.
Adapun panahan sudah mendapatkan dua tiket ke Olimpiade, yaitu di recurve individu putra usai Riau Ega meraih perunggu Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, dan di recurve individu putri setelah Diananda merebut perak Asian Games 2018. Tak heran, kehadiran Riau Ega dan Diananda sangat dinanti tim pelatnas guna memperbesar peluang Indonesia menambah tiket ke Olimpiade dan merebut medali di pesta olahraga dunia empat tahunan tersebut.
”Kehadiran Riau Ega dan Diananda sangat penting. Sebagai atlet berpengalaman dan berprestasi, mereka bisa menambah motivasi tim. Lebih-lebih mereka tak segan berbagi ilmu kepada para yuniornya,” pungkas Hendra.