Riau Ega dan Diananda Kembali Dipanggil ke Pelatnas
Dua pemanah asal Jatim, Riau Ega Agatha Salsabila Diananda Choirunisa, kembali dipanggil ke pelatnas setelah sempat mangkir. Mereka diharapkan hadir paling lambat 7 April guna menyiapkan diri menuju Olimpiade Tokyo.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Dua pemanah recurve, Riau Ega Agatha dan Diananda Choirunisa, berkesempatan memperkuat kembali tim nasional panahan Indonesia. Kedua atlet yang sempat dicoret akibat mangkir dari panggilan sebelumnya itu diharapkan bisa bergabung ke pelatnas panahan di Jakarta paling lambat, Rabu (7/4/2021).
”Pemanggilan mereka atas usulan Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga). Keduanya diharapkan bergabung untuk menambah kekuatan pelatnas yang masih berjuang menambah tiket ke Olimpiade dan mengejar medali di sana. Tapi, kalau mereka masih mangkir, kami akan tegas mencoret dan mengganti mereka,” ujar Manajer Tim Pelatnas Panahan Ikhsan Ingratubun dihubungi dari Jakarta, Minggu (4/4).
Ikhsan berkata, Riau Ega dan Diananda sudah dipanggil sejak sebelum dimulainya pelatnaspanahan pada Agustus 2020 lalu. Namun, kedua pemanah asal Jawa Timur itu menolak datang karena pelatih mereka dari daerah, Denny Trisyanto, tidak menjadi pelatih pelatnas.
Setelah beberapa waktu menunggu dan tak kunjung datang, Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) memutuskan mencoret kedua pemanah recurve terbaik nasional itu. Mereka lalu digantikan, masing-masing, oleh R Rafi Adiputro (Banten) dan Dela Berliana Hartanto (Jawa Tengah).
Akan tetapi, dalam verifikasi proposal anggaran bantuan pelatnas 2021, PP Perpani diminta Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora untuk kembali memanggil Riau Ega dan Diananda. Pemanggilan itu mempertimbangkan status Riau Ega dan Diananda sebagai atlet unggulan dan telah berjasa menyumbangkan tiket ke Olimpiade Tokyo 2020.
Lilies juga dipanggil
Riau Ega menyumbang tiket Olimpiade untuk nomor recurve perseorangan putra setelah meraih perunggu nomor itu di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Adapun Diananda meraih tiket serupa untuk nomor recurve perseorangan putri usai mendapatkan perak nomor itu di Asian Games 2018.
Kehadiran Riau Ega, Diananda, dan Ibu Lilies, sangat diharapkan karena kami masih mengejar satu tiket tambahan ke Olimpiade.
PP Perpani juga memanggil Lilies Handyani, salah satu srikandi panahan Indonesia yang meraih perak beregu putri di Olimpiade Seoul 1988. Lilies adalah istri Denny dan pelatih panahan di Jatim yang mengenal baik Ega serta Diananda.
”Mereka resmi dipanggil pada Jumat, 2 April lalu. Pemanggilan mereka adalah karena prestasi dan sebagai bentuk penghormatan,” kata Ikhsan yang juga menjabat Wakil Ketua Bidang Hukum dan Promosi PP Perpani.
Riau Ega, Diananda, dan Lilies, diharapkan datang ke pelatnas di Jakarta paling lambat Rabu (7/4) mendatang. Kehadiran mereka sangat diperlukan oleh tim panahan Indonesia yang bersiap mengikuti Kejuaraan Dunia Panahan di Paris, Perancis, 22-27 Juni 2021. Ajang berkelas dunia itu adalah kualifikasi terakhir untuk memerebutkan tiket beregu putra, putri, dan campuran, ke Olimpiade Tokyo.
Saat ini, pelatnas sudah diperkuat oleh tiga pemanah recurve putra yang terdiri dari Hendra Purnama asal Yogyakarta, Arif Dwi Pangestu (Yogyakarta), dan Muhammad Hanif Wijaya (Jambi). Sementara itu, sudah ada tiga pemanah recurve putri, yakni Titik Kusumawardani (Yogyakarta), Linda Lestari (Kalimantan Tengah), dan Rezza Octavia (Papua).
Di sektor kepelatihan recurve, sudah bercokol Permadi Sandra Wibowo (Jawa Tengah) dan Nurfitriyana Saiman (Jakarta). Ada pula Hanafi Ramadhani dan Rahmat Sulistyawan asal Yogyakarta sebagai pelatih fisik dan mekanik.
”Kehadiran Riau Ega, Diananda, dan Ibu Lilies, sangat diharapkan karena kami masih mengejar satu tiket tambahan ke Olimpiade, terutama pada nomor yang paling berpeluang di recurve beregu putra,” ungkap Ikhsan.
Cabang andalan
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto berharap, pemanggilan ulang itu bisa menyelesaikan kemelut di tubuh tim panahan Indonesia. Menurutnya, panahan adalah salah satu cabang yang diandalkan Indonesia untuk menyumbang medali di Olimpiade.
Jika kemelut itu terus berlarut, situasi itu tak hanya merugikan kontingen panahan, melainkan Indonesia secara keseluruhan. ”Riau Ega dan Diananda perlu hadir dan berlatih bersama di pelatnas. Sebab, mereka diperlukan untuk memperkuat tim beregu. Kalau berlatih sendiri-sendiri, chemistry mereka dengan rekan satu timnya tidak akan didapat,” tegas Gatot.
Pengamat olahraga, Fritz E Simandjuntak, pernah menyampaikan, dalam silang pendapat antara pengurus cabang dan atlet, kepentingan atlet harus diutamakan. ”Atlet di nomor individu sering kali butuh situasi tersendiri, seperti kehadiran pelatih yang sudah membinanya sejak dini. Kalau tidak dipenuhi, hal semacam ini bisa berpengaruh buruk terhadap performa atlet bersangkutan,” pungkasnya.