Kalibrasi Sasaran ”Panah Perak”
Mercedes seperti anak panah yang melesat dari busur yang memerlukan kalibrasi setelah dua kali meleset dari sasaran. Masalah utama ada di operasional tim yang tidak berjalan mulus mendukung perburuan podium.
LONDON, KAMIS — Tim ”Panah Perak” Mercedes berada di luar level operasional untuk bersaing meraih juara dalam dua balapan Formula 1 terakhir di Monako dan Baku. Padahal, mereka memiliki pebalap dan mobil yang bisa diandalkan untuk meraih podium. Kini, mereka menantang diri untuk kembali ke level permainan terbaiknya untuk menghadapi tiga balapan beruntun di Le Mans dan Red Bull Ring. Karakter mobil Mercedes di atas kertas cocok dengan dua sirkuit itu.
Tim Panah Perak dipaksa melakukan pembenahan keras dan cepat menyusul kesalahan di Monako dan Baku sehingga para pebalap mereka gagal meraih podium. Monako berakhir muram dengan kerusakan baut pengunci roda Valtteri Bottas sehingga gagal melanjutkan balapan saat berada di posisi kedua. Strategi penggantian ban Lewis Hamilton pun gagal memangkas selisih waktu sehingga juara dunia tujuh kali F1 itu finis di posisi ketujuh.
Balapan di Baku justru lebih parah karena pace Mercedes W12 merosot drastis. Mereka kalah cepat dari Red Bull dan Ferrari di sepanjang sesi latihan. Seri Azerbaijan itu juga berakhir tanpa podium bagi tim Panah Perak menyusul kesalahan Hamilton yang tidak sengaja menekan ”tombol ajaib” pembajak rem sesaat setelah start kedua. Padahal, podium tertinggi sudah di depan mata. Hamilton finis di posisi ke-15 dan Bottas yang kehilangan pace finis di posisi ke-12. Ini pertama kalinya sejak seri Amerika Serikat 2012, Mercedes tidak meraih poin meskipun kedua pebalapnya finis.
Baca juga: Memahami ”Tombol Ajaib” Mobil Hamilton
Ini performa yang tidak bisa diterima oleh Kepala Tim Mercedes Toto Wolff. Meskipun persaingan juara pebalap masih ketat, Hamilton hanya tertinggal empat poin dari pebalap Red Bull, Max Verstappen, tetapi dalam klasemen konstruktor tim Panah Perak tertinggal 26 poin dari Red Bull.
Masalah yang lebih besar yang harus kami hadapi adalah dalam dua balapan terakhir kami tidak cukup bagus. Tidak cukup cepat, kami melakukan sejumlah kesalahan. Kami kesulitan mengganti ban dan kami selalu tertinggal di sepanjang sesi latihan.
”Masalah yang lebih besar yang harus kami hadapi adalah dalam dua balapan terakhir kami tidak cukup bagus. Tidak cukup cepat, kami melakukan sejumlah kesalahan. Kami kesulitan mengganti ban dan kami selalu tertinggal di sepanjang sesi latihan,” ungkap Direktur Insinyur Trackside Mercedes Andrew Shovlin dikutip Crash, Kamis (10/6/2021).
”Kami tahu level yang diperlukan untuk memenangi kejuaraan dan kami tidak berada pada level itu saat ini. Jadi, kami perlu menyatukan diri lagi dan kembali tampil seperti yang kami tahu bisa kami lakukan,” kata Shovlin.
Baca juga: Hamilton Terbelenggu di Baku
”Kami memiliki tim, mobil, dan para pebalap untuk memenangi ini, tetapi kami perlu kerja keras dan jujur pada diri kami dalam beberapa hari ke depan. Kami mengalami hari-hari seperti ini sebelumnya dan kami selalu bisa kembali menjadi lebih kuat serta kami akan berusaha melakukan itu di Perancis,” tegas Shovlin.
Balapan F1 berikutnya akan berlangsung di Le Mans, Perancis, pada 20 Juni, disusul dua balapan berikutnya di Red Bull Ring, Austria, pada 27 Juni dan 4 Juli. Tiga balapan beruntun ini akan menjadi ujian perbaikan operasional tim Mercedes yang biasanya kompetitif di Perancis dan Austria.
Mercedes berjuang keras bangkit di dua sirkuit itu dan tidak ingin mengulang penampilan yang tidak bisa diterima seperti di Monako dan Azerbaijan. ”Apa yang saya tangkap adalah kami harus membawa permainan kami ke persaingan kejuaraan ini dan mobil kami tidak dalam level itu di sepanjang akhir pekan,” ujar Wolff.
”Secara operasional kami hanya perlu tampil tanpa kesalahan dan kami semua tidak melakukan itu dalam dua akhir pekan terakhir,” ujar Wolff yang mengakui balapan di Monte Carlo dan Baku adalah yang tersulit di sepanjang kariernya sebagai kepala tim F1.
”Tidak tampil bagus di Monako, Valtteri yang seharusnya meraih podium, memerlukan pit stop selama 36 jam (untuk melepas baut roda) adalah pencapaian yang sangat tidak bagus untuk standar yang kami tetapkan,” tegas Wolff.
Baca juga: Kekuatan Sintesis Hamilton
”Dan kemudian mobil yang tidak kompetitif hampir di sepanjang sesi (di Baku). Jujur balapan di posisi ketiga oke, tetapi yang tidak bisa diterima adalah kami tidak bisa membuat mobil dalam posisi performa yang bagus setelah start atau saat pit stop. Kami kehilangan detik demi detik untuk membuat mobil dalam performa ideal. Perlu waktu terlalu lama,” ujar Wolff.
Terkait masalah yang dihadapi tim Panah Perak, Direktur Teknologi Mercedes Mike Elliot menguak hasil tes yang menjanjikan untuk bisa tampil lebih baik pada akhir pekan di Baku.
”Kami memasuki akhir pekan itu mengetahui kami akan memiliki sejumlah masalah, tetapi mungkin tidak terlalu berharap kami bisa berada di P2 pada Jumat. Apa yang kami lakukan adalah sejumlah tes untuk berusaha lebih memahami. Dan sebenarnya, sejumlah teori dari tes itu, salah satunya sangat menjanjikan,” ujar Elliot dikutip Motorsport.
Baca juga: Verstappen Pengusik Sejati Hamilton
”Sayangnya, tes yang kami lakukan tidak terjadi hingga FP3 dan itu berlangsung setelah kami melakukan banyak putaran beruntun. Jadi ketika kami menemukan pace yang bagus untuk kualifikasi, mungkin kami tidak melakukan setelan terbaik untuk balapan akhir pekan dan balapan sesungguhnya,” kata Elliot.
”Ini sesuatu yang perlu kami perhatikan. Ini sesuatu yang perlu kami selesaikan, bagaimana kami bisa melakukan setelan mengikuti perubahan yang kami lakukan dan kemudian membawa itu ke balapan-balapan berikutnya di mana kami memiliki masalah yang mirip,” kata Elliot.
Baca juga: Strategi Jitu Sempurnakan Hamilton
”Hal lain yang perlu diingat adalah kedua sirkuit ini (Baku) dan Monako mungkin berbeda dengan lainnya. Kami berharap tidak mengalami masalah yang kami alami ini dalam beberapa balapan berikutnya. Semoga, kami akan berada dalam posisi yang lebih baik,” ujar Elliot.
Mercedes diyakini akan kembali kompetitif saat balapan kembali berlangsung di sirkuit normal, bukan sirkuit jalan raya seperti Monako dan Azerbaijan. Verstappen pun merasa akan sangat sulit melawan Mercedes yang biasanya sangat kuat di sirkuit-sirkuit normal. Oleh karena itu, dia merasa kecewa tidak bisa memperlebar selisih poin dengan Hamilton akibat gagal finis di Baku.
Motivasi Perez
Verstappen waspada dengan kebangkitan Mercedes di Le Mans dan Austria. Sementara rekan setimnnya, Sergio Perez, yang memenangi seri Azerbaijan, sedang dalam motivasi tinggi. Ini merupakan kemenangan pertama Perez bersama Red Bull setelah menjalani proses adaptasi yang sulit dengan tim dan mobil barunya. Dia pun meyakini, performa di Baku bisa tetap berlangsung di sirkuit lainnya.
Baca juga: Misteri Pecah Ban Verstappen
”Setiap akhir pekan, pemahaman tumbuh dan setiap akhir pekan kami melakukan analisis yang sangat dalam. Kami melakukan banyak pekerjaaan di pabrik untuk berusaha menemukan apa yang bisa kami lakukan dengan lebih baik sebagai tim,” kata Perez.
”Tetapi ya, saat ini saya berpikir kami berada di sana. Kami membaik dan saya tidak melihat alasan mengapa di trek yang berbeda kami tidak bisa memiliki performa yang sama. Sudah pasti kepercayaan diri saya meningkat. Pemahaman pada tim membaik. Ini baru balapan keenam musim ini, masih ada banyak lagi untuk dijalani. Tetapi penting untuk menjaga momentum ini dan terus membaik balapan demi balapan,” ujar Perez.