Thomas Mueller menambah kualitas sekaligus kepemimpinan skuad timnas Jerman di Piala Eropa 2020. Penyerang Bayern Muenchen itu didukung publik untuk menjadi pilihan utama Joachim Loew.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
SEEFELD, MINGGU — Pelatih Timnas Jerman Joachim Loew memiliki alasan kuat memanggil kembali Thomas Mueller untuk dimasukkan dalam 26 nama skuad di Piala Eropa 2020. Pemain yang identik dengan nomor 25 itu adalah sosok pemain senior sekaligus pemimpin yang dibutuhkan oleh para pemain muda di lini serang ”Die Mannschaft”.
Mueller akhirnya mendapat kesempatan untuk tampil selama 90 menit di saat Jerman bermain imbang 1-1 kontra Denmark di laga uji coba jelang Piala Eropa, Kamis (3/6/2021). Itu adalah kesempatan pertama Mueller kembali mengenakan seragam putih khas Jerman sejak 19 November 2019. Adapun terakhir kali bintang Bayern Muenchen itu bermain penuh 90 menit bersama Jerman terjadi pada laga melawan Perancis, 9 Juni 2018, di ajang Liga Nasional Eropa.
Mueller memang tidak mencetak gol, tetapi kehadirannya kembali di lini depan Jerman mampu memberikan semangat seluruh skuad Die Mannschaft. Selama 90 menit di atas lapangan, Mueller menjadi pemain yang paling aktif memberikan instruksi dan menyemangati rekan setimnya.
Teriakan Mueller paling terdengar ketika merayakan gol yang dicetak Florian Neuhaus ke gawang Denmark yang dikawal Kasper Schmeichel di menit ke-48. Sebelumnya, ia pun memberikan tepuk tangan dan mengacungkan kedua jempolnya kepada Neuhaus dan Leroy Sane yang berkolaborasi menghasilkan peluang di menit ke-28. Sayang, tembakan Sane di dalam kotak penalti setelah menerima umpan Neuhaus melayang di udara.
Tak ayal, media di Jerman pun menghidupkan kembali julukan yang diberikan kepada Mueller, yakni ”Si Radio”. Julukan itu diberikan atas penampilan dan kepemimpinan yang ditampilkan Mueller ketika membantu Jerman meraih gelar Piala Dunia 2014. Kata ”radio” merujuk kepada Mueller yang menjadi pemain paling berisik bagi Jerman karena tak henti-hentinya memberikan semangat dan instruksi kepada kompatriotnya di atas lapangan.
Itu bukan sekadar berteriak. Poin dari aksi saya itu ialah mendistribusikan informasi sehingga setiap pemain bisa bereaksi secepat mungkin dengan situasi di pertandingan.
”Itu bukan sekadar berteriak. Poin dari aksi saya itu ialah mendistribusikan informasi sehingga setiap pemain bisa bereaksi secepat mungkin dengan situasi di pertandingan,” ujar Mueller di sela-sela pemusatan latihan Jermain di Seefeld, Austria, Sabtu (5/6/2021).
Berkat penampilannya di laga melawan Denmark, Mueller pun didukung mayoritas masyarakat Jerman untuk mengisi posisi penyerang tengah bagi Die Mannschaft di Piala Eropa. Dalam jajak pendapat yang dilakukan Kicker, sebanyak 71,8 persen dari 39.621 menginginkan Mueller mengisi posisi penyerang utama dalam 11 skuad inti Jerman dibandingkan Timo Werner dan Kevin Volland. Peran besar Muller dalam mempersembahkan tujuh trofi bagi Bayern Muenchen dalam satu tahun terakhir adalah bukti dari kemampuan Mueller yang belum memudar di usia 31 tahun.
Tuah Mueller pun akan kembali diuji saat Jerman menghadapi Latvia di laga pemanasan terakhir jelang Piala Eropa, Selasa (8/6/2021) pukul 01.45 WIB, di Stadion Esprit Arena, Jerman. Selama 2,5 tahun tanpa Mueller, Die Mannschaft sesungguhnya tampil tidak terlalu buruk dalam menjalani 21 pertandingan. Dari jumlah laga itu, Jerman menang 12 kali, bermain imbang 6 kali, dan 3 kali mengalami kekalahan.
Meskipun hasil laga cukup baik, Jerman dua kali berturut-turut gagal menembus fase semifinal Liga Nasional Eropa dalam periode ketidakhadiran Mueller. Selain itu, Jerman mengalami kekalahan bersejarah ketika tumbang 0-6 dari Spanyol, kemudian kalah 1-2 di kandang saat melawan Makedonia Utara di Kualifikasi Piala Dunia 2022, 1 April lalu.
Atas dasar itu, kemenangan atas Latvia amat dibutuhkan Jerman untuk menambah kepercayaan diri untuk bersaing dengan Perancis dan Portugal di grup F Piala Eropa 2020. Selama fase grup Piala Eropa, Jerman akan tampil di Stadion Allianz Arena, Muenchen, yang akan diisi sekitar 14.000 penonton.
Mueller mengakui, skuad muda timnas Jerman memiliki kualitas yang sejajar dengan tim-tim unggulan lainnya di Piala Eropa 2020. Oleh karena itu, ia siap berbagi pengalaman dengan para pemain muda itu untuk meraih prestasi monumental sebagai kado perpisahan Loew yang akan digantikan oleh mantan Pelatih Bayern, Hans-Dieter Flick, seusai Piala Eropa.
”Kualitas tim ini salah satu yang terbaik di Eropa. Bersama mereka (pemain muda), saya bertekad untuk membangunkan kembali tradisi juara sepak bola Jerman,” kata Mueller, yang telah mencatatkan 101 penampilan bersama Jerman. Ia bersama Toni Kroos adalah pemain dengan jumlah cap terbanyak untuk Die Mannschaft di skuad Piala Eropa 2020.
Kebangkitan Hummels
Selain Mueller, ada pula bek senior, Mats Hummels yang kembali dipercaya berseragam Die Mannschaft. Seperti Mueller, Hummels juga terakhir kali membela Jerman saat menghadapi Belanda, 19 November 2018. Hummels adalah bek dengan jumlah penampilan terbanyak bagi Jerman dengan 71 laga di skuad Piala Eropa 2020.
Bek berusia 32 tahun itu bermain di 48 dari 52 laga Borussia Dortmund selama musim 2020-2021. Penampilan di musim ini seakan menjadi kebangkitan Hummels yang telah dibuang Bayern pada akhir musim 2018-2019 lalu. Namun, Hummels enggan menganggap dirinya bersama Mueller sebagai pemimpin di dalam skuad Die Mannschaft.
”Thomas (Mueller) dan saya membawa dukungan tambahan, jadi kami tidak ingin mengambil peran pemimpin dari pemain lain. Tim ini tidak memiliki masalah (kepemimpinan) karena kami memiliki tekad yang sama untuk menang,” ujar Hummels.
Bek kiri Jerman, Robin Gosens, mengakui, kembalinya Mueller serta Hummels telah memberikan dampak positif bagi timnas Jerman. ”Kedua pemain itu memiliki aura spesial yang akan membuat Anda langsung bisa merasakan pentingnya kehadiran mereka untuk tim. Itu adalah perasaan yang amat penting bagi sebuah tim,” ucap pemain Atalanta yang akan menjalani Piala Eropa 2020 sebagai turnamen perdana membela Jerman itu.
Manajer Timnas Jerman Olivier Bierhoff menilai, keputusan untuk memanggil kembali Mueller dan Hummels adalah sebuah kebutuhan taktik yang diinginkan Loew. Kehadiran keduanya di pemusatan latihan, lanjutnya, meningkatkan intensitas dan antusiasme dalam program latihan yang telah berlangsung sekitar satu pekan.
”Mereka hadir di dalam skuad seperti tidak pernah absen sebelumnya. Mereka bisa langsung beradaptasi dengan para pemain muda,” kata Bierhoff, yang menjadi bagian tim Jerman saat meraih trofi Piala Eropa 1996. (AFP)