Ajang kualifikasi Piala Dunia 2022 menjadi kesempatan bagi para pemain Jerman untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Inilah cara terbaik untuk menghormati sang pelatih, Joachim Loew, yang hendak mundur.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
DUISBURG, RABU — Para pemain tim nasional Jerman ingin mempersiapkan kado perpisahan yang terindah untuk sang pelatih, Joachim Loew, yang akan mundur seusai perhelatan Piala Eropa 2020 pada Juli 2021. Mereka ingin memberikan kemampuan terbaik agar Jerman bisa kembali berjaya di Piala Eropa.
Rencana untuk mempersiapkan ”kado” itu dimulai dari laga perdana kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa Grup J melawan Eslandia, Jumat (26/3/2021) pukul 02.45 WIB. Ajang kualifikasi ini menjadi kesempatan bagi para pemain Jerman untuk kembali membangun kekompakan tim dan mengibarkan semangat baru.
Jerman membutuhkan gairah baru setelah dipermalukan Spanyol, 0-6, pada laga terakhir mereka di ajang Liga Nasional Eropa, November lalu. Tim berjuluk ”Die Mannschaft” kembali ke titik terendah setelah mampu tampil tak terkalahkan dalam 12 laga di semua kompetisi, termasuk laga uji coba.
Kekalahan dari Spanyol itu praktis memberikan tekanan terhadap Loew yang sudah menjadi pelatih Jerman selama 15 tahun. Sejak gagal di fase grup Piala Dunia 2018, Loew dan timnya masih berupaya mencari jalan untuk kembali berjaya.
Kiper Jerman, Manuel Neuer, merasa Loew tetap berhak mendapatkan perlakuan istimewa pada masa-masa terakhirnya menjadi pelatih. ”Ia layak mendapatkan penghormatan yang tinggi. Saya sudah berada di tim Jerman sejak 2009 dan saya sudah merasakan jatuh bangun bersama dia,” kata Neuer.
Loew merupakan sosok pelatih yang berani memberikan panggung kepada para pemain muda atau pemain yang jam terbangnya masih minim. Pola ini terus dilakukan setelah Jerman menjuarai Piala Dunia 2014 dan membuahkan hasil ketika mereka bisa menjuarai Piala Konfederasi 2017.
Pada laga kualifikasi Piala Dunia kali ini, Loew memberikan kesempatan itu kepada gelandang serang Bayern Muenchen, Jamal Musiala (18), dan gelandang serang Bayer Leverkusen, Florian Wirtz (17). Kedua pemain muda itu bisa mulai mengoleksi jam terbang di tim nasional saat melawan Eslandia atau pada dua laga kualifikasi berikutnya selama jeda internasional kali ini, yaitu melawan Romania dan Macedonia Utara.
Kehadiran para pemain muda itu diharapkan bisa memberikan energi baru di lini tengah Jerman yang tidak bisa diperkuat gelandang Toni Kroos karena cedera. ”Dengan mempertimbangkan ajang Piala Eropa yang sudah dekat, kami memutuskan bahwa Kroos sebaiknya harus benar-benar beristirahat agar bisa pulih sepenuhnya,” ujar Loew.
Ia layak mendapatkan penghormatan yang tinggi. Saya sudah berada di tim Jerman sejak 2009 dan saya sudah merasakan jatuh bangun bersama dia.
Eslandia, lawan Jerman kali ini, merupakan tim yang tampil mengejutkan dengan lolos ke Piala Dunia 2018. Namun, performa Eslandia saat ini sedang memburuk dan mereka baru saja menelan lima kekalahan dalam lima laga terakhir di semua kompetisi. Meski demikian, Loew tetap waspada karena kejutan dari Eslandia itu bisa muncul lagi.
Kebangkitan Italia
Pada laga lainnya yang berlangsung Jumat pagi waktu Indonesia, Italia akan berlaga melawan Irlandia Utara di Grup C. Sama seperti Jerman, Italia di bawah asuhan pelatih Roberto Mancini saat ini merupakan raksasa Eropa yang sudah mulai terjaga dan ingin menebus kesalahan besar yang mereka lakukan pada 2017.
Kualifikasi Piala Dunia pada 2017 menjadi lembaran hitam bagi Italia karena mereka gagal tampil di Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam 60 tahun. Kegagalan ini menjadi akhir dari masa kepemimpinan pelatih Gian Piero Ventura, yang sempat mendapat banyak kecaman.
Mancini kemudian datang untuk memperbaiki kerusakan yang ditinggalkan Ventura dan membuat fondasi yang kokoh. Italia di tangan Mancini menjadi tim solid yang diperkuat para pemain muda, memainkan gaya posesif dengan formasi 4-3-3.
Italia telah menjalani 22 laga tanpa terkalahkan dan tren positif ini diharapkan berlanjut pada kualifikasi ini. Namun, Mancini sedikit merasa cemas karena menjaga tren tersebut tidak lagi mudah akibat situasi pandemi Covid-19, yang membuat jadwal kompetisi semakin padat dan energi para pemain terkuras lebih banyak.
Jelang laga kontra Irlandia Utara, Mancini lebih memperhatikan faktor stamina. ”Ini adalah laga pertama kali setelah lima bulan dan melawan tim yang kuat. Kami tidak boleh melakukan kesalahan lagi untuk menuju ke Piala Dunia,” kata Mancini. (AFP/REUTERS)