Antonio Conte dikabarkan segera menjadi manajer baru Tottenham Hotspur. Selain jejak prestasinya, Conte dipilih sebagai magnet agar para bintang klub asal utara London itu tidak hengkang, terutama penyerang Harry Kane.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
LONDON, JUMAT – Tottenham Hotspur terus memburu manajer baru untuk menggantikan Jose Mourinho yang dipecat per 19 April lalu. Dari sejumlah nama besar yang muncul, pelatih asal Italia, Antonio Conte, mencuat sebagai kandidat terkuat. Pelatih yang baru mengakhiri kerjasama dengan Inter Milan per 26 Mei itu diyakini bisa menjadi magnet agar penyerang Harry Kane tertarik bertahan di klub berjuluk "Si Lili Putih" tersebut.
”Di tengah kabar Mauricio Pochettino yang bakal kembali, pencarian Spurs tampaknya berakhir kepada Conte. Kendati telah berkomunikasi dengan beberapa pelatih, seperti Julian Nagelsmann, Brendan Rodgers, dan Erik ten Hag, usai kepergian Mourinho, keluarnya Conte dari Inter membuka pintunya untuk kembali ke ibu kota (Inggris, London) setelah sebelumnya menjabat sebagai bos Chelsea,” bunyi laporan Football London, Jumat (4/6/2021).
Bahkan, beberapa media di Eropa mengabarkan, Tottenham tak lama lagi akan meresmikan Conte sebagai manajer barunya. Pembicaraan antara kedua pihak berlangsung sangat cepat sehingga kesepakatan resmi diyakini akan segera diumumkan. ”Hanya masalah waktu sebelum Conte menjadi manajer baru Spurs,” ungkap The Telegraph.
Menurut The Mirror, manajemen setidaknya menjanjikan dua hal untuk meyakinkan Conte berlabuh ke Tottenham. Pertama, mereka menjanjikan dana transfer cukup besar untuk membangun kembali tim. Sebelumnya, alasan Conte meninggalkan Inter akibat klub berjersei biru-hitam itu tidak bisa memberikan jaminan dana transfer. Malah, Inter berniat melakukan penjualan besar-besaran hingga terkumpul dana 80 juta euro guna menyeimbangkan neraca keuangan.
Kedua, manajemen berkomitmen mempertahankan Kane. Apalagi, pada 2017, Conte pernah menyatakan kekagumannya kepada penyerang berusia 27 tahun tersebut. ”Kane merupakan striker impian, salah satu yang terbaik di dunia. Jika harus membeli satu striker, saya bakal meminta Kane karena dia striker yang lengkap,” katanya dikutip The Guardian.
Terlepas dari itu, nama besar Conte diyakini bisa menjadi "sihir" untuk mengurungkan niat hengkang para pemain bintang Tottenham. Kane misalnya. Pencetak gol terbanyak Liga Inggris dengan 23 gol ini mulai gerah dan ingin dijual karena frustrasi timnya tak kunjung mengangkat trofi.
Levy pun berniat menyandingkan Conte dan Fabio Paratici yang tidak diperpanjang kontraknya sebagai direktur Juventus.
Mantan gelandang Tottenham Jamie O’Hara percaya Conte bisa membujuk Kane untuk tetap di Tottenham jika dirinya menjadi manajer tim. ”Conte terbukti adalah seorang juara. Dia memenangkan Liga Inggris dan Liga Italia. Saya suka strateginya. Dia bermain bermain dengan 3-5-2, menyerang, dan mengeluarkan yang terbaik dari striker,” ujarnya dilansir Sky Sports.
Chairman Tottenham Hotspur Daniel Levy pun menginginkan Kane bertahan. Dia tidak sudi menjual pemain yang masih memiliki sisa kontrak tiga tahun itu walau diminati oleh banyak klub besar, seperti Manchester City, Manchester United, dan Chelsea.
Ide Levy
Adapun pemilihan Conte dikabarkan merupakan ide langsung dari Levy. Setelah memecat Mourinho, klub berjersei putih itu menunjuk manajer interim, Ryan Mason, yang tidak berpengalaman. Keberadaan Mason mendapatkan tekanan kuat dari para pendukung yang meminta pengganti sepadan setelah kepergian Mourinho.
Setelah musim berakhir, Levy sadar bahwa timnya butuh manajer dengan nama besar untuk mengembalikan kepercayaan publik, pemain, maupun penggemar. Meski tidak terlalu menyukai karakternya, Levy sadar bahwa Conte adalah pilihan terbaik.
Lebih-lebih, pelatih berusia 51 tahun itu punya rekam jejak prestasi menjanjikan di negaranya maupun Inggris. Selain baru memenangkan Liga Italia bersama Inter, pelatih asal Lecce, Italia, itu pernah memenangi Liga Inggris musim 2016-2017 dan Piala FA 2017-2018 bersama Chelsea.
Levy pun berniat menyandingkan Conte dan Fabio Paratici yang tidak diperpanjang kontraknya sebagai direktur Juventus. Menurut Football-Italia, dalam waktu dekat, Paratici akan memberikan konferensi pers terakhirnya sebagai pejabat di klub asal Kota Turin, Italia, itu dan menuntaskan kesepakatan dengan Tottenham.
Keduanya bisa menjadi duet maut untuk membawa kejayaan Tottenham sebagaimana kerja sama mereka di Juventus selama 2011-2014. Selama masa tugas 11 tahun dari 2010-2021, Paratici merupakan salah satu orang di balik kesuksesan Juventus merekrut sejumlah pemain bintang dan memenangkan 19 trofi yang di antaranya sembilan gelar Liga Italia Serie A.
Kalau benar-benar terealisasi, kehadiran Conte di Tottenham kian memperkuat arus pergantian pelatih klub-klub besar Eropa. Di Italia, setelah AS Roma meresmikan Jose Mourinho sebelum musim berakhir, Juventus menunjuk Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru. Lalu, Inter Milan menunjuk Simone Inzaghi, sementara Napoli memilih Luciano Spalleti. Sementara itu, Real Madrid mengganti Zinedine Zidane dengan Carlo Ancelotti untuk musim baru.