Grup C Piala Eropa 2020 menjadi ajang seleksi empat tim kuda hitam turnamen kali ini, yakni Belanda, Ukraina, Austria, dan Makedonia Utara. Namun, Belanda dan Ukraina diprediksi akan menjadi yang terbaik dari grup ini.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
Kegagalan lolos ke Piala Eropa 2016 Perancis dan Piala Dunia 2018 Rusia membuat Belanda tak lagi dianggap sebagai unggulan, sedangkan Ukraina, Austria, dan Makedonia Utara belum memiliki rekam jejak prestasi sebagai tim elite Benua Biru. Grup C Piala Eropa 2020 akan menjadi ajang seleksi para kuda hitam terbaik dalam turnamen edisi ke-16 ini.
Selama ini, Belanda selalu menjadi unggulan di setiap kejuaraan besar. Status itu berkat prestasi mentereng Pasukan Oranye. Di Piala Eropa, selain empat kali duduk di peringkat ketiga, mereka pernah menjuarai turnamen saat berlangsung di Jerman pada 1988.
Namun, status Belanda sebagai tim elite sirna ketika gagal lolos ke dua kejuaraan besar terakhir, yakni Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018. Bahkan, peringkat Belanda melorot ke-16 dunia. Situs FourFourTwo pun menyebut mereka hanya sebagai orang luar (outsiders) di turnamen yang tertunda setahun ini.
Belum lagi, pemain Belanda sekarang tak setenar tim generasi sebelumnya yang selalu dihiasi bintang. Salah satu bek terbaik Eropa sekaligus kapten tim Virgil van Dijk justru absen dalam perhelatan yang berlangsung di 11 negara ini karena belum pulih dari cedera lutut.
Kini, Belanda banyak diisi pemain berpengalaman dari liga lokal, seperti penjaga gawang Ajax Amsterdam Maarten Stekelenburg (38 tahun) dan bek Ajax Daley Blind (31) yang diproyeksi sebagai pengganti Van Dijk. Mereka menopang pemain pengalaman dari liga lain, seperti bek Inter Milan Stefan de Vrij (29), gelandang Liverpool Georginio Wijnaldum (30), dan penyerang Sevilla Luuk de Jong (30).
Berbeda dengan tradisi sebelumnya yang banyak dihuni pemain muda, sekarang, cuma segelintir pemain muda yang dibawa. Hanya ada enam pemain di bawah 23 tahun, antara lain bek Ajax Jurrien Timber (19), bek Juventus Matthijs de Ligt (21), dan gelandang Ajax, Ryan Gravenberch (19).
Selain itu, Belanda juga baru mengalami transisi pelatih dari Ronald Koeman (6 Februari 2018-18 Agustus 2020) ke Frank de Boer per 23 September setelah Koeman mengambil kesempatan menukangi Barcelona. De Boer notabene pelatih minim pengalaman. Sebelum menakhodai Belanda, pelatih berusia 51 tahun ini cuma menukangi klub Liga Amerika Serikat Atlanta United.
Akan tetapi, De Boer punya kepercayaan diri tinggi terhadap tim. Bahkan, legenda Ajax dan Belanda itu berani memasang target semi-final. ”Kami mengejar tempat tertinggi tapi semuanya harus berjalan baik. Belgia, Perancis, dan Spanyol tetap favorit teratas, tapi Portugal bisa menciptakan hal fantastis. Jerman dan Inggris juga masih ada. Jadi, saya pikir, kami datang untuk satu tempat antara delapan dan empat besar,” ujarnya dikutip Football-oranje.com, Rabu (19/5/2021).
Menurut De Boer, skuadnya memiliki atmosfer hebat. Tim saat ini memiliki kesolidan luar biasa. Semuanya mau bekerja untuk satu kesatuan yang menjadi kunci keberhasilan Belanda mencapai tempat keempat Piala Dunia 1998 Perancis dan tempat ketiga Piala Eropa 2000 Belanda-Belgia.
”Lihatlah skuad Belanda di Piala Dunia 1990 Italia, mereka tidak bermain sebagai satu tim dan saya pikir mereka tidak berakhir dengan baik. Begitu pula skuad di Piala Eropa 1996 Inggris. Maka itu, saya sangat yakin bahwa Anda perlu memiliki atmosfer yang fantastis selama turnamen untuk meraih hasil terbaik,” ujarnya.
De Boer telah menyiapkan strategi lebih fleksibel untuk mengantisipasi sejumlah jenis lawan. Pakem dasar yang disiapkan 4-3-3 dengan orientasi bermain terbuka. Tapi, formasi itu bisa bertransformasi menjadi 3-5-2 jika menghadapi lawan yang bertahan dan 5-3-2 kalau bertemu lawan yang kuat menyerang.
Perbedaan satu atau dua angka memang sedikit tapi bisa sangat berpengaruh dalam turnamen seperti ini. Anda patut mengantisipasinya. Jika Anda bukan tim favorit, Anda wajib bisa mendapatkan hasil maksimal di setiap laga.
”Perbedaan satu atau dua angka memang sedikit tapi bisa sangat berpengaruh dalam turnamen seperti ini. Anda patut mengantisipasinya. Jika Anda bukan tim favorit, Anda wajib bisa mendapatkan hasil maksimal di setiap laga,” katanya.
Keyakinan De Boer dengan skuad kali ini cukup beralasan. Grafik Belanda lumayan baik menjelang Piala Eropa 2020. Mereka berhasil menjadi runner-up di bawah Portugal dalam Liga Nasional UEFA perdana, serta runner-up di bawah Jerman dengan rekor enam menang, satu imbang, dan satu kalah di Grup C Kualifikasi Piala Eropa.
Tak menutup kemungkinan, Belanda mengulangi kisah sukses 1980-an. Saat itu, pasca gagal lolos secara beruntun ke Piala Dunia 1982 Spanyol, Piala Eropa 1984 Perancis, dan Piala Dunia 1986 Meksiko, mereka keluar sebagai juara Piala Eropa 1988.
Namun, Belanda mesti mewaspadai kejutan dari tiga pesaingnya. Ukraina contohnya. Pelatih negara yang baru merdeka dari Uni Soviet pada 1991 itu, Andriy Shevchenko punya obsesi besar menghadapi kejuaraan besar pertamanya sebagai pelatih kepala setelah lima tahun bertugas. Legenda AC Milan ini menargetkan timnya minimal lolos ke babak gugur untuk pertama kali setelah tersingkir di penyisihan grup pada 2012 di Polandia-Ukraina dan 2016.
Kelebihan Shevchenko adalah fleksibilitas dalam strategi. Mantan penerima Ballon d’Or ini telah menggunakan tidak kurang dari enam formasi berbeda dalam laga persahabatan dan Grup B Kualifikasi Piala Eropa. Dia juga menerapkan rotasi pemain yang konstan, terlihat dari penggunaan 60 pemain sejauh ini. Semua itu memengaruhi keberhasilan Ukraina menjadi juara grup di atas Portugal dengan enam menang, dua seri, dan tidak pernah kalah selama kualifikasi.
Secara historis, Ukraina mengandalkan pola serangan balik berbasis penguasaan bola. Itu ditunjang pemain yang unggul kecepatan dan stamina, seperti bek Manchester City Oleksandr Zinchenko (24), gelandang Atalanta Ruslan Malinovskyi (28), dan pemain sayap West Ham Andriy Yarmolenko (31).
Tak berlebihan, Ukraina berpotensi menjadi batu sandungan Belanda. ”Belanda salah satu tim lebih kuat tapi kami bakal memberikan perlawanan. Saya pikir, Ukraina ada peluang untuk maju (lolos dari penyisihan grup) dengan syarat semua pemain dalam kondisi bugar sejak awal kejuaraan,” tutur pelatih berusia 44 tahun itu dilansir Uefa.com.
Dari grafik kualifikasi, Austria dan Makedonia Utara mungkin tidak terlalu diunggulkan dibanding Belanda dan Ukraina. Akan tetapi, mereka bisa saja membalikan prediksi. Austria dihuni pemain yang 90 persen berlaga di Liga Jerman dan punya beberapa bintang, seperti bek anyar Real Madrid David Alaba (28) dan gelandang Monchengladbach Valentino Lazaro (25).
Adapun Makedonia Utara tengah berada dalam euforia lolos pertama kali ke kejuaraan besar usai merdeka dari Yugoslavia pada 1991 tersebut. Goran Pandev dan kawan-kawan ingin terus melanjutkan tren positif untuk membanggakan para fansnya selama turnamen. Untuk itu, persaingan calon kuda hitam terbaik bakal sangat sengit. (AP)