Naomi Osaka didenda dan terancam didiskualifikasi karena tak menghadiri konferensi pers seusai memenangi babak pertama Perancis Terbuka. Pertanyaan jurnalis dinilai selalu sama dan mengganggu kesehatan mental saat kalah.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
PARIS, MINGGU — Keputusan Naomi Osaka untuk tidak menghadiri konferensi pers setelah memenangi babak pertama Perancis Terbuka membuatnya didenda 15.000 dollar AS (sekitar Rp 214,5 juta). Tidak hanya itu, Osaka juga terancam didiskualifikasi dari semua Grand Slam jika terus melakukan hal yang sama.
Tunggal putri peringkat kedua dunia itu bersedia diwawancara mantan petenis Perancis, Fabrice Santoro, di lapangan setelah mengalahkan Patricia Maria Tig (Romania), 6-4, 7-6 (4), di Lapangan Philippe Chatrier, Roland Garros, Minggu (30/5/2021). Namun, Osaka tak menghadiri konferensi pers yang biasanya digelar dalam rentang 30 menit setelah pertandingan.
Sehari sebelum turnamen dimulai, petenis Jepang itu mengumumkan tak akan menghadiri konferensi pers selama turnamen. Dia beralasan, pertanyaan dari wartawan selalu sama dan mengganggu kesehatan mental saat harus melakukannya setelah kalah.
Empat kali juara Grand Slam tersebut, masing-masing dua gelar dari Australia dan Amerika Serikat Terbuka, tidak bisa tampil baik di Perancis Terbuka. Sejak debut pada 2016, hasil terbaik petenis berusia 23 tahun itu adalah mencapai babak ketiga.
Padahal, seperti terdapat dalam peraturan, semua asosiasi tenis profesional dan turnamen Grand Slam menghadiri konferensi pers adalah kewajiban petenis yang tampil dalam babak utama, apa pun hasil pertandingannya. Mereka boleh tidak menghadiri acara wawancara dengan wartawan jika cedera atau tidak memungkinkan hadir secara fisik. Pelanggaran terhadap kewajiban ini memunculkan sanksi denda maksimal Rp 286 juta.
Tunggal putra nomor satu dunia, Novak Djokovic, didenda Rp 107 juta karena tidak menghadiri konferensi pers setelah didiskualifikasi dari Amerika Serikat Terbuka 2020. Djokovic dikeluarkan dari turnamen karena bola yang dipukul ke arah ballboy justru mengenai leher penjaga garis. Dalam pertandingan tenis, atlet tak boleh melakukan tindakan yang membahayakan petugas pertandingan dan penonton.
Dewan empat Grand Slam, yaitu Wimbledon, Perancis, Australia, dan AS Terbuka, telah mengingatkan Osaka secara tertulis untuk mematuhi kewajiban dan konsekuensi jika melanggar. Peraturan tersebut berlaku untuk semua petenis.
”Hari ini, Naomi Osaka memilih untuk tidak memenuhi kewajiban menghadiri konferensi pers. Wasit turnamen Perancis Terbuka memutuskan denda 15.000 dollar AS,” pernyataan Dewan Perancis Terbuka.
Dalam pernyataan tersebut juga tertulis, jika Osaka mengulang sikapnya, dia akan menerima sanksi lebih berat, termasuk dikeluarkan dari turnamen. ”Itu juga akan memunculkan investigasi pelanggaran besar yang menyebabkan denda lebih besar serta larangan tampil dalam Grand Slam pada masa depan”.
Dewan juga menyebutkan, sikap Osaka memunculkan ketidakadilan bagi petenis lain. Unggulan keempat Dominic Thiem, misalnya, tetap hadir dalam konferensi pers meski kalah pada babak pertama dari Pablo Andujar. Finalis Perancis Terbuka 2018 dan 2019 itu, bahkan, kalah setelah memenangi dua set pertama, 6-4, 7-5, 3-6, 4-6, 4-6.
Kemarahan adalah kurangnya pemahaman. Perubahan membuat orang tidak nyaman.
Tim Osaka belum memberi respons atas sanksi dan ancaman sanksi lainnya tersebut, tetapi Osaka memberi pernyataan melalui akun Twitter-nya. ”Kemarahan adalah kurangnya pemahaman. Perubahan membuat orang tidak nyaman”.
Presiden Federasi Tenis Perancis Gilles Moretton menggambarkan keputusan Osaka untuk tidak menghadiri konferensi pers sebagai kesalahan besar.
Sebagian besar petenis, termasuk Rafael Nadal dan Ashleigh Barty, berpendapat, menghadiri konferensi pers adalah bagian dari pekerjaan mereka, termasuk setelah kalah. Roger Federer pun tetap hadir dalam konferensi setelah dikalahkan Djokovic dalam final Wimbledon 2019. Padahal, Federer kalah setelah mendapat match point dan belakangan menyebut itu sebagai kekalahan paling menyakitkan baginya.
”Saya selalu berusaha mematuhi peraturan, bersikap adil di dalam dan luar lapangan. Sekarang, semuanya tergantung dari pribadi masing-masing, apakah akan mematuhinya atau tidak. Kita lihat apa yang akan terjadi setelah ini,” kata Petra Kvitova, juara tunggal putri Wimbledon 2011 dan 2014.
Rekan senegara Osaka, Kei Nishikori, berpendapat, ”(Tidak menghadiri konferensi pers) tidak baik, tetapi saya memahami situasi yang dialaminya. Jadi, ada sisi baik dan buruk dari situasi ini.”
Tujuh kali juara Grand Slam pada era 1980-an, Mats Wilander, bahkan, berpendapat, Osaka seharusnya tidak bertanding dalam turnamen mana pun sampai dia siap untuk menghadiri konferensi pers setelah pertandingan. (AFP/Reuters)