Fabio Quartararo bak ”Iblis” yang menunjukkan taringnya saat meraih posisi start terdepan sekaligus mencetak rekor baru waktu putaran tercepat di Mugello. Quartararo pun menjadi lawan berbahaya bagi para pebalap Ducati.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
FLORENCE, SABTU — Fabio Quartararo, yang sudah pulih pascaoperasi arm pump, melesat tidak terbendung di Mugello. Pebalap tim pabrikan Yamaha itu meraih pole position keempat beruntun musim ini sekaligus rekor lap tercepat sepanjang masa di Mugello, Italia. Pebalap yang dijuluki ”El Diablo” alias ”Sang Iblis” itu menjadi andalan Yamaha mengembalikan gemerlap di lembah Tuscany.
Quartararo bak iblis yang melesat dengan catatan waktu fantastis, yaitu 1 menit 45,187 detik. Dia memecahkan rekor lap tercepat di Mugello. Padahal, pada sesi latihan bebas ketiga (FP3), rekor di Imola lebih dulu dipecahkan oleh Francesco Bagnaia, pebalap tim Ducati, dengan waktu 1 menit 45,456 detik.
Bagnaia mengakui, tidak mungkin menyamai waktu Quartararao saat kualifikasi. Dia meraih posisi start kedua, di belakang Quartararo, dengan waktu 1 menit 45,417 detik. ”Sangat sulit untuk mencetak 45,1 (detik) seperti Fabio,” ujar Bagnaia seusai kualifikasi itu.
Bagnaia kini menjadi andalan Ducati untuk menjaga dominasinya di Mugello. Para pebalap tim itu selalu finis terdepan pada 2017-2019. Ducati juga memiliki tumpuan harapan lain, yaitu pebalap tim satelit, Pramac Racing, Johann Zarco. Ia akan start dari posisi ketiga saat balapan, Minggu (30/5/2021) mulai pukul 19.00 WIB.
Di belakang Zarco ada pebalap Aprilia Aleix Espargaro yang lolos dari kualifikasi sesi pertama (Q1) serta rekan setim Bagnaia, Jack Miller, di posisi kelima.
Quartararo akan berada dalam tekanan para pebalap Ducati yang memiliki keunggulan motor lebih cepat. Karakter Desmosedici GP21 juga sangat cocok dengan Mugello yang memiliki trek panjang. Dari data kualifikasi, kecepatan puncak pada pebalap Ducati unggul dibandingkan Quartararo dengan 348,3 kilometer per jam. Zarco mencetak top speed tertinggi dengan 360 kilometer per jam, disusul Miller (358,8), dan Bagnaia (351,7).
”Jurus” jitu
Namun, Quartararo memiliki jurus jitu memaksimalkan potensi YZR-M1, yaitu pada kecepatan saat melewati tikungan. Keunggulan M1 itu dieksploitasi oleh El Diablo saat kualifikasi. Dia membalap hingga batas pengendalian motor pada sesi itu.
”Saya pikir, ini lap terbaik dalam hidup saya. Saya berada dalam batas di semua area. Di sektor pertama, motor bergetar tanpa henti. Kami menargetkan posisi start terdepan karena itu sangat penting bagi kami dan untuk balapan,” ungkap pebalap muda asal Perancis yang memuncaki klasemen sementara pebalap itu.
Quartararo menjadi ancaman nyata bagi Ducati yang bertekad menjaga dominasinya di seri Italia. Potensi itu sudah diwaspadai oleh Bagnaia dan Zarco sejak sesi latihan dan terbukti saat memuncaki latihan bebas keempat (FP4) serta kualifikasi. ”Semua pebalap Ducati tahu Fabio akan sangat kuat. Kami perlu memastikan untuk melakukan sesuatu,” ungkap Zarco.
Bagi Bagnaia, peluang memenangi balapan masih terbuka karena dia memiliki pace yang kompetitif dan bisa bersaing dengan Quartararo. Dia kini perlu memastikan melakukan start dengan brilian kemudian mengatur ritme balapan.
”Saya senang (start di posisi kedua). Kemarin, kami perlu bekerja keras dan hari ini kami bisa mencetak pace yang bagus. Saya senang,” ungkap pebalap asal Italia itu.
Saya pikir, ini lap terbaik dalam hidup saya. Saya berada dalam batas di semua area. (Fabio Quartararo)
Bagnaia mengaku dirinya diikuti oleh banyak pebalap saat kualifikasi. Mereka berusaha memanfaatkan slipstream untuk mencetak waktu terbaik. Tetapi, pebalap berjuluk ”Pecco” itu tidak mempermasalahkan hal itu dan akan fokus pada balapan.
Vinales kecelakaan
Sementara itu, hasil mengecewakan diraih Maverick Vinales menyusul kecelakaan pada akhir sesi latihan ketiga. Maka, dia hanya bisa berada di posisi ke-11 dan gagal lolos langsung ke kualifikasi sesi kedua (Q2). Vinales pun hanya menempati posisi ke-3 pada Q1 dan akan mengawali balapan dari urutan ke-13.
Capaian kualifikasi itu buruk baginya mengingat motivasinya melonjak di awal seri Italia menyusul kelahiran putri pertamanya pada Senin lalu. Hasil buruk juga diraih oleh Valentino Rossi yang akan start dari posisi ke-19.
Pada Q1, Marc Marquez dan Aleix Espargaro menempati posisi dua teratas sehingga lolos ke Q2. Namun, Marquez belum bisa bersaing dengan para pebalap papan atas dan akan start dari posisi ke-11. Hasil itu menegaskan kondisi Marquez yang belum pulih, terutama untuk bertarung di sirkuit yang menuntut fisik seperti Mugello.
Marquez mengakui dirinya masih memiliki keterbatasan fisik meskipun secara mental dirinya sudah tidak memikirkan lengan kanannya. ”Perbedaan terbesar adalah mentalitas. Di Jerez (Spanyol), saya masih terlalu memikirkan lengan saya, bagaimana membalap, menjadi lebih baik. Sekarang, saya berkendara seperti yang saya inginkan. Saya tidak memikirkan lengan,” ungkap pebalap tim Repsol Honda itu dikutip Crash.
Di Mugello, dia sudah mulai menggunakan ban depan kompon keras, jenis ban yang tidak dia pakai sebelumnya karena masih memikirkan risiko terjatuh. Kini, dia sudah semakin percaya diri dan mulai menggunakan ban depan berkompon keras.
Namun, Marquez masih perlu besabar untuk bisa kembali bersaing merebut podium karena fisiknya belum pulih 100 persen. Dia masih akan menjalani pemeriksaan bahu setelah seri Catalunya di Spanyol, pekan depan.
”Terkait bahu, itu sesuatu yang perlu kami pahami dengan baik. Pemeriksaan berikutnya setelah Catalunya. Kami akan berusaha memahami lebih dalam apa yang terjadi pada bahu. Kata yang sering saya ulang adalah ’bersabar’,” lanjut pebalap asal Spanyol itu.