Lewis Hamilton melancarkan perang psikologis dengan Max Verstappen yang terlalu agresif dan hampir memicu senggolan keras. Sentilan itu bak bumbu penyedap persaingan kedua pebalap di Monako akhir pekan ini.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
AFP/GIUSEPPE CACACE
Pebalap Red Bull, Max Verstappen, memimpin balapan selama Grand Prix Formula 1 Bahrain di Sirkuit Internasional Bahrain di kota Sakhir, Bahrain, Senin (29/3/2021). Verstappen yang memimpin balapan dari posisi start pertama finis kedua di belakang pebalap Mercedes, Lewis Hamilton.
MONACO, KAMIS — Persaingan antara Lewis Hamilton dan Max Verstappen memanas menjelang balapan Formula 1 di Monako, akhir pekan ini, menyusul sentilan Hamilton pada gaya membalap Verstappen yang sangat agresif. Juara dunia tujuh kali F1 itu pun merasa dirinya berada dalam wilayah berbeda dengan Verstappen yang seperti sedang berusaha membuktikan diri. Sindiran itu menjadi rempah yang akan menyedapkan persaingan dua pebalap beda generasi itu di Monako, Minggu (23/5/2021).
Musim ini, persaingan antara Hamilton dan Verstappen memasuki babak baru dengan perbaikan performa mobil Red Bull RB16B yang sedikit mengungguli Mercedes W12. Meskipun W12 masih unggul dalam menghasilkan ”tenaga murni”, RB16B unggul dalam kecepatan puncak dan stabilitas. Perbaikan performa mobil Red Bull bermesin Honda itu membuat Verstappen mampu menekan Hamilton lebih keras dalam empat balapan di awal musim ini.
Namun, memiliki mobil dengan performa lebih baik bukanlah jaminan kemenangan bagi Verstappen. Dia masih harus berjuang keras untuk mengalahkan Hamilton yang konsisten tampil dalam performa terbaik. Pada balapan pertama di Bahrain, Hamilton masih mampu finis terdepan meskipun sepanjang sesi latihan hingga kualifikasi kalah dari Verstappen. Dia baru kalah dari Verstappen dalam balapan basah di Imola. Dalam dua balapan berikutnya di Portimao dan Barcelona, Hamilton kembali meredam tekanan Verstappen.
Kedua pebalap itu beberapa kali berada dalam posisi yang berbahaya saat berebut posisi terdepan. Pada seri pembuka di Bahrain, saat Verstappen berusaha mendahului di Tikungan 4, Hamilton berusaha keras menjaga racing line hingga membuat pebalap Red Bull keluar tikungan dan harus mengembalikan posisi terdepan ke Hamilton. Persaingan di Imola juga ketat dengan manuver Verstappen setelah start yang memaksa Hamilton melebar hingga lantai mobilnya mengalami kerusakan karena melewati kerb.
Di Portimao, Hamilton dominan dan sejenak lepas dari tekanan Verstappen. Dia memenangi balapan dengan keunggulan 29,148 detik dari Verstappen. Atmosfer panas kembali membara di Barcelona, sekali lagi dengan manuver Verstappen yang agresif setelah start. Dia memaksa Hamilton menurunkan kecepatan di Tikungan 1 dan membiarkan pebalap muda asal Belanda itu memimpin balapan.
AFP/ANDREJ ISAKOVIC
Pebalap Mercedes, Lewis Hamilton, memasuki garis finis dan memenangi Grand Prix Formula 1 Bahrain di Sirkuit Internasional Bahrain di kota Sakhir, Bahrain, Senin (29/3/2021) dini hari WIB. Hamilton juara dengan keunggulan 0,745 detik dari Verstappen yang finis kedua.
Hamilton memberi ruang kepada Verstappen untuk menghindari senggolan yang bisa membuat dirinya keluar balapan. Pebalap berusia 35 tahun itu menyikapi persaingan dengan dewasa, karena ada 66 putaran untuk memainkan strategi. Hamilton pun memenangi balapan memanfaatkan strategi penggunaan ban yang jitu, dengan menyimpan dua set ban berkompon medium. Pada lap ke-60, Verstappen tak kuasa menahan Hamilton yang menjemput kemenangan ke-98 dari posisi start terdepan ke-100 di ajang Formula 1.
Akhir pekan ini, kedua pebalap itu akan kembali bertarung di Monako, trek yang sempit dan sangat sulit untuk mendahului. Monako merupakan trek milik mendiang Ayrton Senna, idola Hamilton, dengan enam kemenangan pada 1987, 1989, 1990, 1991, 1992, dan 1993. Sementara Hamilton tiga kali menang di sana, pada musim 2008, 2016, dan 2019, terbanyak di antara pebalap F1 yang masih aktif saat ini.
Sebaliknya, Verstappen belum pernah meraih podium di Monako. Bahkan, pada musim 2019, saat menekan Hamilton dengan hebat, dia gagal meraih podium karena hukuman 5 detik akibat masuk pit lane dengan tidak aman hingga nyaris bersenggolan dengan Valtteri Bottas. Hukuman itu menurunkan posisi Verstappen yang finis di posisi kedua ke urutan keempat.
Musim lalu, akibat pandemi Covid-19, balapan F1 Monako dibatalkan. Musim ini, sirkuit ikonik ini kembali menggelar F1 dan berpotensi menyajikan persaingan ketat, khususnya antara Hamilton dan Verstappen. Kedua pebalap itu bahkan dinilai oleh bos MacLaren, Zak Brown, tinggal menunggu waktu untuk bersenggolan parah di lintasan karena mereka selalu terlibat persaingan panas.
MIGUEL MEDINA / AFP
Pebalap tim Red Bull, Max Verstappen (kanan), melaju di depan pebalap tim Mercedes, Lewis Hamilton, pada balapan F1 seri Italia di Imola, Minggu (18/4/2021).
Senggolan ringan telah terjadi di Barcelona, yang memaksa Hamilton mengalah dalam perebutan posisi di Tikungan 1 tersebut. ”Sejauh ini saya telah melakukan dengan sangat baik untuk menghindari insiden, tetapi kami masih memiliki 19 balapan lagi. Kami bisa bersenggolan, tetapi semoga saja tidak,” ujar Hamilton dalam konferensi pers menjelang seri Monako, Rabu (19/5/2021).
”Saya pikir, sebaiknya ada keseimbangan rasa hormat di antara kami. Mungkin, seperti yang Anda ketahui, dia (Verstappen) merasa memiliki banyak hal untuk dibuktikan, tetapi saya tidak perlu berada dalam kondisi yang sama,” tegas pebalap asal Inggris itu.
Hamilton mengatakan, dirinya lebih berpikir jangka panjang. ”Ini maraton, bukan sprint. Mentalitas seperti itu yang membuat saya mempunyai statistik seperti yang ada saat ini. Jadi, saya akan terus seperti itu dan akan melakukan segalanya untuk memastikan kami menghindari senggolan,” ujar Hamilton.
Ini bukanlah kali pertama Verstappen dikritik oleh Hamilton karena gaya membalapnya yang sangat agresif, salah satunya pada seri Meksiko musim 2019. Mereka memasuki Tikungan 2 bersamaan dan keduanya keluar lintasan untuk menghindari senggolan dalam kecepatan tinggi.
AP PHOTO/KAMRAN JEBREILI
Pebalap tim Red Bull, Max Verstappen (kanan), melaju diikuti pebalap tim Mercedes, Lewis Hamilton, pada balapan F1 seri Bahrain di Sirkuit Internasional Sakhir, Bahrain, Minggu (28/3/2021).
”Ya, sangat mungkin Anda masuk (tikungan) bersama Max jika Anda tidak memberi dia ruang ekstra. Jadi, Anda melakukan itu terus. Namun, seperti saya katakan, dalam pengalaman saya, saya tidak punya ruang ekstra untuk diberikan kepada dia. Saya tidak berpikir itu kesengajaan atau hal seperti itu. Ini hanya, dia seperti magnet untuk hal-hal seperti itu,” ujar Hamilton.
Perang psikologis seperti itu selalu disikapi dengan dingin oleh Verstappen, termasuk akhir pekan ini menjelang seri Monako. Verstappen menegaskan, dirinya tidak merasa memiliki sesuatu untuk dibuktikan.
”Saya tidak memiliki apa pun untuk dibuktikan. Tentang menghindari senggolan, saya pikir itu terjadi di kedua pihak. Jadi, kami telah melakukan dengan sangat baik, sungguh. Namun, kami balapan dengan keras, kami menghindari kontak, kedua pihak, mari berharap kami bisa terus melakukan itu di lintasan dan balapan keras satu sama lain,” tegas pebalap berusia 23 tahun itu.
Balapan keras merupakan karakter Verstappen. Dia pun pernah terlibat persaingan panas dengan pebalap lain, termasuk pebalap Ferrari, Charles Leclerc, pada 2019 di Austria. Dia memiliki ambisi besar, termasuk memburu podium pertama di Monako akhir pekan ini. Dia berjuang keras menjalani balapan keras, tetapi bersih, supaya tidak kehilangan podium seperti pada musim 2019.
RYN LENNON/POOL PHOTO VIA AP
Pebalap tim Red Bull, Max Verstappen, setelah mengikuti babak kualifikasi F1 Italia, Sabtu (17/4/2021).
”Saya pikir (performa) sedikit naik turun. Pada 2016 dan 2018 kami memiliki mobil yang bagus di sini, dan tahun-tahun lainnya sejak saya bersama tim (Red Bull) bisa dikatakan tidak terlalu mudah, dan itu hanya bergantung pada daya kompetitif mobil, sejak start,” jelas Verstappen yang kini di posisi kedua klasemen, terpaut 14 poin dari Hamilton di puncak.
”Beberapa tahun lalu kami tertinggal dan beberapa tahun lainnya kami menjalani start sedikit lebih baik. Tahun ini kami memiliki start yang kompetitf, jadi saya harap itu juga terjadi di sini. Namun, setiap tahun berbeda, jadi saya tidak tahu saat ini,” tutur Verstappen.
Hamilton pun tidak tahu apakah dia akan bisa mengulang performa 2019 karena situasi berbeda, terutama Red Bull yang jauh lebih baik. ”Kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Red Bull sangat dekat dua tahun lalu. Sekarang mobilnya sangat jauh berbeda, ban-ban pun berbeda,” ujar Hamilton.
”Red Bull akan sangat, sangat sulit untuk dikalahkan akhir pekan ini. Ini trek yang selalu membuat mereka kuat, dan mengingat betapa dekatnya selisih di antara kami, Anda bisa membayangkan akhir pekan ini mereka bisa memimpin,” ucap Hamilton.