Ferrari meraih momentum positif di Barcelona setelah Charles Leclerc start dan finis keempat di sana. Pencapaian terbaik tim ”Kuda Jingkrak” pada musim 2021 itu menjadi fondasi menutup aib di Formula 1 musim lalu.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
AP PHOTO/JOAN MONFORT
Pebalap tim Ferrari, Carlos Sainz, beraksi saat balapan Formula 1 seri Spanyol di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Montmelo, Barcelona, Spanyol, Minggu (9/5/2021). Musim ini tim ”Kuda Jingkrak” itu meraih momentum positif di Sirkuit Barcelona-Catalunya.
BARCELONA, MINGGU — Performa mobil Formula 1 di Sirkuit Barcelona-Catalunya menjadi indikator krusial untuk membaca potensi mobil kompetitif di sirkuit-sirkuit lainnya. Seperti musim lalu, saat tes pramusim, kelemahan terbesar Ferrari dalam kecepatan dan kestabilan. Namun, musim ini tim ”Kuda Jingkrak” itu meraih momentum positif di Barcelona-Catalunya. Paket perbaikan yang dilakukan selama musim dingin lalu mengantar Charles Leclerc kembali ke persaingan papan atas.
Leclerc memang belum mampu meraih podium hingga balapan seri keempat yang berlangsung di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Spanyol, Minggu (9/5/2021). Namun, pebalap berusia 23 tahun itu membuat akhir pekan lalu lebih berwarna bagi Ferrari. Dia menjalani sesi kualifikasi dengan solid dan meraih posisi start keempat. Dia juga finis keempat saat balapan setelah sempat merebut posisi ketiga dari pebalap Mercedes, Valtteri Bottas.
Manuver Leclerc di Tikungan 3 setelah start itu menegaskan potensi SF21 yang jauh lebih cepat, stabil, dan responsif dalam pengendalian. Kondisi ini sangat kontras dengan SF1000 yang musim lalu membuat Ferrari kehilangan muka. Mobil yang oleh Kepala Tim Ferrari Mattia Binotto disebut mengalami perubahan radikal dari SF90 yang sangat cepat ternyata melempem.
Perubahan radikal itu diyakini terkait dengan sistem aliran bahan bakar yang memaksa Ferrari bersepakat dengan FIA. Tim asal Italia itu tidak dijatuhi sanksi oleh FIA, tetapi tidak boleh menggunakan teknologi fuel flow yang mereka pakai pada SF90. Kesepakatan itu membuat Ferrari mundur dua langkah dibandingkan kompetitor alami mereka, Mercedes dan Red Bull, pada musim 2020.
AP PHOTO/JOAN MONFORT
Pebalap Ferrari, Charles Leclerc (kanan), dibayangi pebalap Mercedes, Valtteri Bottas, saat balapan Formula 1 seri Spanyol di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Montmelo, Barcelona, Minggu (9/5/2021). Musim ini tim “Kuda Jingkrak” itu meraih momentum positif di Sirkuit Barcelona-Catalunya.
SF1000 diperkirakan mengalami defisit tenaga hingga 50 daya kuda dibandingkan SF90 yang menjadi mobil tercepat pada 2019. Sementara jika dibandingkan dengan Mercedes W11, SF1000 kalah 80 daya kuda. Kondisi ini menjelaskan mengapa Ferrari musim lalu tak berkutik melawan Mercedes dan Red Bull, bahkan kesulitan bersaing dengan tim-tim papan tengah seperti McLaren, Racing Point (sekarang Aston Martin), dan Renault (sekarang Alpine).
Kisah sedih Ferrari—tim tersukses di Formula 1—itu belum terlihat akan berakhir hingga tiga balapan musim 2021 di Bahrain, Imola, dan Portimao. Bahkan, saat balapan di Portimao, Ferrari mengalami masa sulit, terutama dengan degradasi ban. Tanda-tanda perbaikan performa SF21 baru terlihat akhir pekan lalu, khususnya mulai sesi latihan bebas ketiga di mana Leclerc menjadi pebalap ketiga tercepat, diikuti rekan setimnya, Carlos Sainz Junior, di posisi keempat.
Momentum berlanjut hingga kualifikasi, dengan posisi start keempat bagi Leclerc dan keenam bagi Sainz. Posisi start itu dimaksimalkan oleh Leclerc untuk menempati posisi ketiga setelah start. Dia memaksa Bottas yang start dari posisi ketiga berjuang keras mempertahankan posisinya di Tikungan 1. Leclerc tak mengendurkan tekanan dan mendahului Bottas di Tikungan 3 dengan manuver brilian.
Pebalap muda asal Monegasque itu kehilangan posisi ketiga dari Bottas setelah pit stop pertama. Leclerc yang sudah kehabisan ban tidak bisa melebarkan selisih waktu yang aman sebelum mengganti ban. Namun, Leclerc masih bisa menjaga pace untuk finis di posisi keempat, mengungguli pebalap Red Bull, Sergio Perez, yang di atas kertas memiliki mobil lebih kompetitif.
AP PHOTO/JOAN MONFORT
Pebalap Ferrari, Charles Leclerc, melewati tikungan diikuti oleh pebalap Mercedes, Valtteri Bottas, saat balapan Formula 1 seri Spanyol di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Montmelo, Barcelona, Minggu (9/5/2021).
Saya memiliki start yang bagus. Kemudian saya memasuki sisi dalam Tikungan 3 dan itu berhasil bagi kami. Setelah itu kami memiliki balapan yang sangat, sangat bagus, sangat kompetitif di sepanjang balapan. Yang pasti, untuk saat ini P4 adalah hasil terbaik yang bisa kami lakukan hari ini.
”Saya memiliki start yang bagus. Kemudian saya memasuki sisi dalam Tikungan 3 dan itu berhasil bagi kami. Setelah itu kami memiliki balapan yang sangat, sangat bagus, sangat kompetitif di sepanjang balapan. Yang pasti, untuk saat ini P4 adalah hasil terbaik yang bisa kami lakukan hari ini,” ungkap Leclerc.
”Jadi, saya senang dengan apa yang telah dilakukan oleh tim sepanjang akhir pekan. Kami harus senang dengan momen-momen seperti ini. Sekarang kami perlu melanjutkan pekerjaan dan memperbaiki mobil dan bersaing untuk posisi ketiga,” lanjut Leclerc.
Posisi keempat yang diraih Leclerc, serta finis ketujuh oleh Sainz, membuat Ferrari hanya tertinggal lima poin dari McLaren dalam persaingan konstruktor. Gelar ini menjadi target penting Ferrari musim ini, yaitu kembali masuk tiga besar. Musim lalu, Ferrari berada di posisi keenam konstruktor, hasil terburuk setelah 1980 di mana tim Kuda Jingkrak berada di posisi ke-10.
”Saya pikir posisi ketiga tidak sepenuhnya mustahil. Saya pikir itu seharusnya menjadi target minimal kami. Namun, finis di posisi ketiga bukanlah pekerjaan mudah,” ujar Binotto di akhir musim lalu.
AP PHOTO/EMILIO MORENATTI
Pebalap tim Ferrari, Carlos Sainz, diikuti pebalap tim Haas, Mick Schumacher, saat sesi latihan bebas ketiga balapan Formula 1 seri Spanyol di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Montmelo, Barcelona, Sabtu (8/5/2021). Musim ini tim ”Kuda Jingkrak” itu meraih momentum positif di Sirkuit Barcelona-Catalunya.
Jika SF21 bisa konsisten di sirkuit-sirkuit lainnya, target minimal itu tidak akan terlalu sulit bagi Ferrari. SF21 merupakan SF1000 dengan perbaikan di sejumlah area, mulai dari aerodinamika, sistem pendingin mesin dan rem, girboks, downforce, hingga penataan ulang suspensi belakang untuk memperbaiki kestabilan. Sejumlah perbaikan itu mulai bisa dimaksimalkan oleh Leclerc dengan penyesuaian gaya membalap.
”Ini terasa sangat bagus, karena artinya semua yang kami lakukan, semua arah yang kami ambil sejauh ini dalam hal pengembangan sudah tepat, dan kami bisa menunjukkan itu di lintasan. Ini selalu menyenangkan, dan saya sangat yakin semua orang di Maranello (markas tim Ferrari) senang melihat hasil di lintasan,” ucap Leclerc di laman Formula 1.
Momentum positif yang diraih Ferrari itu akan lebih baik jika Sainz sudah mendapatkan rasa pengendalian terbaik pada mobil barunya. Mantan pebalap McLaren itu masih mengalami masalah dengan manajemen ban dan kecepatan dalam satu putaran untuk mendapatkan posisi start yang bagus. Sementara saat balapan, dia sudah memiliki pace yang bagus.
Namun, jika posisi start tidak bagus, Sainz akan kesulitan dengan manajemen ban saat memaksa mobil mengejar para pebalap di depannya. Dalam balapan di Barcelona, dia kurang bagus saat start dan sempat terjebak di belakang pebalap McLaren, Daniel Ricciardo.
AP PHOTO/EMILIO MORENATTI
Pebalap tim Ferrari, Carlos Sainz, beraksi saat sesi kualifikasi balapan Formula 1 seri Spanyol di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Montmelo, Barcelona, Sabtu (8/5/2021). Musim ini tim ”Kuda Jingkrak” itu meraih momentum positif di Sirkuit Barcelona-Catalunya.
”Tidak sepenuhnya yakin dengan apa yang terjadi pada putaran pertama dan apa yang bisa saya lakukan secara berbeda untuk meraih posisi, tetapi sejak itu balapan di belakang orang lain,” tegas Sainz dikutip Crash.
”Saya sedikit frustrasi karena setelah start, saya merasa mobil sangat bagus dan saya sangat nyaman dengan mobil. Saya tahu start yang bagus menjadi kunci dan itu tidak terjadi,” ungkap pebalap asal Spanyol itu.
Mendekati akhir balapan, Sainz bisa mendahului mantan rekan setimnya di McLaren, Lando Norris, untuk finis di pisisi ketiga. Namun, dia tidak bisa mendahului Ricciardo. ”Lando, saya bisa mendahului karena kami berada dalam selisih kecepatan ban yang besar dan Daniel, sebagai contoh, kami menggunakan ban yang sama, tetapi saya pikir kami lebih cepat 0,3 atau 0,4 detik,” tutur Sainz.
Sainz akan berjuang keras memperbaiki posisi start serta reaksi start pada balapan berikutnya di Monako. Sirkuit jalan raya yang sempit ini nyaris mustahil mendahului jika tidak memiliki keunggulan pace yang besar. Sejauh ini, posisi untuk mendahului hanya di Tikungan 1 dan Tikungan 3 meskipun sangat jarang. Posisi start akan menjadi faktor utama penentu hasil balapan di Monako pada 23 Mei.