Bekap Atalanta, Mental Juara ”Si Nyonya Besar” Masih Ada
Juventus menepis beribu keraguan yang datang terhadap mereka musim ini. Cristiano Ronaldo dan rekan-rekan membuktikan mental juaranya masih ada dengan menjuarai Piala Italia musim 2020-2021.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
SASSUOLO, KAMIS — Terlepas dari musim yang buruk di Liga Italia, mentalitas juara ternyata belum lekang dari skuad Juventus. Raksasa Italia ini baru saja menunjukkan wujud aslinya dengan raihan trofi Piala Italia musim 2020-2021. Mereka memupus mimpi Atalanta yang ingin menyudahi paceklik gelar sejak 1963.
”Championes, championes. Ole, ole ole…. Champioes, championes. Ole, ole ole…,” seluruh skuad Juve bernyanyi di ruang ganti. Dari Cristiano Ronaldo hingga Gianluigi Buffon ikut mabuk dalam pesta juara ini.
Skuad ”Si Nyonya Besar” berpesta seusai memastikan kemenangan atas Atalanta, 2-1, dalam final Piala Italia di Stadion Mapei, Sassuolo, Kamis (20/5/2021) dini hari WIB. Gol duo penyerangnya, Dejan Kulusevski dan Federico Chiesa, menjadikan Juve kembali sebagai ”raja” Piala Itala untuk ke-14 kalinya atau terbanyak sepanjang sejarah.
Bek veteran Juve, Giorgio Chiellini, tampak larut dalam pesta juara. Chiellini berkata, pesta juara kali ini berbeda dengan yang pernah dirasakan musim-musim sebelumnya. Ada rasa puas lebih dalam perayaan tersebut karena timnya telah berhasil menepis keraguan publik.
”Trofi Piala Italia ini sangat berarti bagi kami. Karena saya sempat berbicara dengan Buffon saat makan siang tadi. Ini adalah pertama kali dalam sepuluh tahun terakhir di mana Juve datang ke final tidak sebagai favorit. Itu terasa cukup aneh,” ujar Chiellini kepada RAI Sport.
Tidak diunggulkan
Meski tidak diunggulkan, Juve justru bisa membalikkan fakta di lapangan. Chiellini mengaku skuadnya termotivasi dengan dukungan penonton sebanyak 4.300 orang di stadion. ”Walaupun hanya 20 persen, itu membakar semangat kami,” katanya.
Gelar juara ini menandakan Juve tidaklah seburuk yang dibayangkan. Meski terancam tidak lolos Liga Champions, skuad asuhan Pelatih Andrea Pirlo terbukti bisa meredam skuad ”Sang Dewi” yang datang dengan dahaga mengakhiri puasa mereka.
Pirlo, yang tepat berulang tahun ke-42 pada laga itu, melihat anak-anak asuhnya punya keinginan lebih untuk menang. Mereka menjadi sosok predator yang berbeda, tidak seperti skuad inkonsisten yang selama ini terlihat di liga domestik.
[embed]https://youtu.be/LO8NlySMC0M[/embed]
”Terlihat kami menginginkan kemenangan untuk membawa pulang trofi ini meskipun saat ini bukan musim yang positif. Kami berhasil membalikkan keadaan bersama-sama, menyatukan pikiran untuk target penting ini. Juve bermain hebat dan pantas mendapatkannya,” ujar Pirlo yang kini merasakan juara Piala Italia, baik sebagai pelatih maupun pemain.
Selain Pirlo, sosok yang terlihat sangat girang dan tidak kalah gembira adalah kiper veteran, Gianluigi Buffon. Ia menjadi manusia pertama yang mengoleksi trofi-trofi Piala Italia dari tiga dekade berbeda, yaitu 1990-an, 2010-an, dan kini 2020-an. Total sudah enam trofi Piala Italia dikoleksinya.
Mengakhiri (karier di Juve) seperti ini membuat saya bangga dan sangat gembira karena saya berbagi trofi ini dengan rekan-rekan setim dan fans. (Gianluigi Buffon)
Rekor Buffon
Ia pun menyamai rekor Roberto Mancini, kini pelatih timnas Italia, sebagai pemain dengan trofi Piala Italia terbanyak. Trofi pertamanya, yaitu pada 1999, diraih bersama Parma. Kala itu, ia menjuarai Piala Italia bersama Enrico Chiesa, ayah dari penyerang Juventus yang menjadi penentu kemenangan pada laga dini hari tadi, Federico Chiesa.
”Sebelum laga, saya berkata ke Gigi. ’Kamu kan sudah banyak meraih trofi, salah satunya bersama ayah saya. Ayo, sekarang saatnya kamu memenanginya bersama saya,’” ujar Chiesa, bintang Juve yang baru berusia hampir dua tahun saat ayahnya memenangi Piala Italia bersama Buffon.
Seolah tersulut dengan ajakan itu, sang kiper berumur 43 tahun itu tampil cukup baik mengamankan gawang Juve dari gempuran serangan Atalanta pada babak pertama laga itu. Salah satu penyelamatan gemilangnya adalah menggunakan kaki kanannya. Trofi itu menjadi persembahan pamungkasnya bersama Juve, klub yang telah dibelanya sejak 2001.
Buffon telah memutuskan akan meninggalkan Juve pada akhir musim ini. ”Mengakhiri (karier di Juve) seperti ini membuat saya bangga dan sangat gembira karena saya berbagi trofi ini dengan rekan-rekan setim dan fans. Ini seperti manisnya ceri di atas kue,” ujar Buffon yang belum memutuskan akan tetap bermain atau tidak.
Seperti halnya gestur Buffon yang meledak-ledak pada laga itu, Juve menjelma tim berbeda pada babak kedua. Mereka lebih berani mengambil inisiatif serangan dan bangkit setelah gelandang Atalanta, Ruslan Malinovsky, mencetak gol penyeimbang jelang turun minum. Kegemilangan Malinovsky itu membuat percuma gol cepat Kulusevski pada menit ke-31 laga itu.
Agresif
Juve, yang kembali tampil dengan formasi favorit Pirlo, 4-4-2, semakin agresif seusai jeda. Tekanan itu berbuah manis dengan gol dari Chiesa yang menusuk dari sisi kiri pada menit ke-73. Gol ini diawali lewat umpan Kulusevski.
Pada akhir laga, Atalanta mencoba lebih agresif dengan perubahan formasi, dari 3-4-2-1 menjadi 4-2-3-1. Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini juga memasukkan pemain lebih menyerang, seperti Josip Ilicic dan Aleksey Miranchuk. Namun, semua percobaan itu bisa dihadang pertahanan kokoh Juve.
”Pasti ada kekecewaan. Ini adalah pertandingan yang sulit, ketat, dimainkan dengan baik oleh kedua tim dengan tempo cepat. Kami hanya tidak beruntung, terutama dengan gol pertama mereka dan insiden yang seharusnya penalti di babak pertama,” kata Gasperini.
Gasperini menyoroti pelanggaran gelandang Juventus, Adrien Rabiot, terhadap pemainnya, Matteo Pessina, di area kotak penalti. Sementara itu, sang pelatih juga tidak puas dengan tekel pemain lawan, Juan Cuadrado, kepada Robin Gosens yang merupakan awal dari terciptanya gol pertama Juve.
Kerugian pada babak pertama tersebut dinilai menjadi penyebab kekalahan tim asuhan Gasperini itu. ”Setelah jeda, laga menjadi lebih sulit. Lebih banyak taktik untuk menahan serangan. Kami lebih kesulitan hingga mereka mencetak gol hebat lewat Chiesa,” ujarnya. (REUTERS)