Final tunggal putri WTA 1000 Madrid mempertemukan Ashleigh Barty dan Aryna Sabalenka. Laga pada Sabtu malam nanti menjadi pertarungan mereka untuk meningkatkan kepercayaan diri jelang Grand Slam Perancis Terbuka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MADRID, JUMAT — Ashleigh Barty dan Aryna Sabalenka menemukan kenyamanan dalam rangkaian turnamen tanah liat menuju Grand Slam Perancis Terbuka 2021. Pertemuan mereka dalam final turnamen WTA 1000 Madrid pun akan menjadi adu kepercayaan diri mereka.
Kedua petenis putri itu akan bertemu pada final yang digelar di Stadion Manolo Santana, Caja Magica, Madrid, Spanyol, Sabtu (8/5/2021). Duel itu menjadi pertemuan ketiga Barty dan Sabalenka pada tahun ini, termasuk dalam dua turnamen beruntun. Sebelumnya, mereka bertemu dalam final WTA 500 Stuttgart, 19-25 April. Barty menang 3-6, 6-0, 6-3. Barty juga mengalahkan Sabalenka pada perempat final WTA 1000 Miami untuk menuju tangga juara.
”Saya rasa, permainan saya meningkat di lapangan tanah liat. Ini membuat saya semakin percaya diri meski masih banyak faktor yang harus ditingkatkan,” komentar Sabalenka yang mengalahkan Anastasia Pavlyuchenkova, 6-2, 6-3, pada semifinal, Jumat (7/5/2021) dini hari waktu Indonesia.
Salah satu turnamen berlevel tertinggi dalam struktur turnamen WTA ini menjadi turnamen kedua Sabalenka di lapangan tanah liat setelah Stuttgart. Sementara Barty dalam masa persiapan ketiganya menuju Perancis Terbuka di Roland Garros, Perancis, 30 Mei-13 Juni mendatang.
Banyak belajar dari kesalahan
Hanya dua hari setelah menjuarai WTA 1000 Miami di lapangan keras Stadion Hard Rock, Barty langsung tampil di lapangan tanah liat Charleston, Amerika Serikat. Saat itu, dia disingkirkan Paula Badosa pada perempat final. Kekalahan itu menjadi satu-satunya yang dialami Barty dalam turnamen di luar Australia sejak Maret lalu.
Barty lantas membalas kekalahan dari Badosa tersebut pada reuni di semifinal WTA 1000 Madrid, Jumat dini hari WIB. Barty menang 6-4, 6-3. ”Saya banyak belajar dari setiap pertandingan, termasuk dari kekalahan di Charleston. Ada beberapa penyesuaian yang dilakukan sejak kekalahan itu,” ujar petenis nomor satu dunia itu.
Dari hasil evaluasi di Charleston, Barty kini lebih baik dalam mengontrol pertandingan, salah satunya ketika memegang servis. ”Saya juga bisa meningkatkan level serangan ketika menerima servis. Itu perubahan besar yang coba saya lakukan. Tidak selalu menghasilkan winner, tetapi setidaknya saya berusaha untuk menekan lawan,” tuturnya.
Cara bermain agresif itu pula yang harus dipertahankan Barty ketika berhadapan dengan Sabalenka. Petenis Belarus peringkat ketujuh dunia itu dikenal dengan gaya main penuh tenaga dalam setiap pukulan, sejak awal hingga akhir pertandingan. Cara itu mengantarkan Sabalenka ke final melalui kemenangan straight sets di setiap babak dan hanya kehilangan 18 gim.
”Dari statistik, saya terlihat berada di jalur yang benar meski terkadang permainan servis saya tidak berjalan dengan baik. Namun, selalu ada proses untuk menjadi lebih baik. Saya harus lebih siap saat berhadapan dengan Barty. Fisik juga harus siap karena pertandingan melawan dia tak pernah mudah,” komentar Sabalenka.
Saya banyak belajar dari setiap pertandingan, termasuk dari kekalahan di Charleston. Ada beberapa penyesuaian yang dilakukan sejak kekalahan itu. (Ashleigh Barty)
Sejak pertama kali bertemu pada babak pertama Australia Terbuka 2018, Sabalenka dan Barty telah tujuh kali bertemu. Barty unggul 4-3, tiga di antaranya dalam pertandingan yang berlangsung tiga set.
Thiem bekerja keras
Sementara itu, Dominic Thiem harus bekerja lebih keras dibandingkan dua babak sebelumnya ketika menghadapi John Isner pada perempat final ATP Masters 1000 di tempat yang sama. Oleh petenis AS dengan senjata servis keras itu, Thiem dipaksa bermain tiga set dengan kehilangan set pertama terlebih dahulu.
Petenis unggulan ketiga itu akhirnya menang, 3-6, 6-3, 6-4. Kunci kemenangannya adalah ketika mematahkan servis Isner pada gim kesembilan set ketiga, saat skor 4-4.
”Kita tahu, Isner adalah salah satu petenis dengan servis terbaik. Saya juga sedikit terkejut dengan pengembalian servisnya. Dia bisa menyerang dalam posisi tersebut. Namun, momentum berubah ketika saya bisa menggagalkan empat break point-nya pada skor 2-2 set kedua,” tutur Thiem yang akan menjalani semifinal keempat beruntun di Madrid.
Isner termasuk salah satu tipe big server yang diuntungkan dengan kondisi lapangan. Ketinggian stadion, yang berada 667 meter di atas permukaan laut, membuat bola bisa melaju lebih kencang dibandingkan di lapangan tanah liat turnamen lain.
Kondisi ini dimanfaatkan Isner dengan membuat 18 as, sedangkan Thiem hanya dua as. Saat mengalahkan Andrey Rublev, 7-6 (4), 3-6, 7-6 (4), pada babak ketiga, Isner bahkan membuat 29 as.
Dengan laju bola yang cepat, Casper Ruud juga bermain nyaman ketika menghadapi unggulan keempat dan salah satu favorit juara, Stefanos Tsitsipas, pada babak ketiga, Kamis. Ruud menang, 7-6 (4), 6-4, dan menghadapi Alexander Bublik pada Jumat malam waktu setempat atau Sabtu dini hari waktu Indonesia. (AFP)